Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal oleh banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Ini adalah salah satu dari representasi blockchain yang dampaknya dinikmati langsung oleh kalangan masyarakat (consumer), potensi lain masih terus banyak dieksplorasi. Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak.
Dalam teknologi blockchain, ada 3 jenis cryptocurrency. Bitcoin merupakan jenis blockchain pertama. Kemudian disusul banyak blockchain lainnya, dengan nama altcoins. Beberapa contohnya adalah NEO, Litecoin, dan Cardano. Baru kemudian jenis terakhir muncul token/dApps, seperti Civic (CVC), BitDegree (BDG), sampai WePower (WPR). Ada juga fenomena baru di komunitas rantai blok yang disebut ICO (Initial Coin Offering).
Secara sederhana, cryptocurrency dapat dipahami sebagai sebuah mata uang digital. Berbeda dari mata uang konvensional, cryptocurrency dapat dipakai untuk transaksi virtual atau yang berbasis jaringan internet. Untuk menjaga keamanannya, cryptocurrency akan dilindungi sandi-sandi yang cukup rumit.
Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang kami temui menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin. Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang coba ditawarkan. Kami mencoba merangkum masing-masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di Indonesia.
Bitcoin / BTC
Bitcoin adalah mata uang digital yang bisa dikirimkan ke orang lain. Bisa berupa hadiah, atau atas pembelian barang dan jasa. Esensinya sama dengan mata uang suatu negara, seperti Rupiah. Namun Bitcoin berbentuk digital, tanpa adanya backup emas.
Namun perbedaannya bukan cuma itu saja. Bitcoin menggunakan teknologi blockchain. Dimana tidak adanya pihak ketiga dalam verifikasi transaksi. Karena itu, kita tidak memerlukan identitas apapun untuk transaksi pembayaran atau penerimaan Bitcoin.
Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi) yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan laju inflasi.
Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai). Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik, tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan koin melayang.
Ethereum / ETH
Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi. Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di bawahnya juga tidak berfungsi.
Apesnya, pengembang pun tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.
Binance / BNB
Sama seperti Ethereum, BNB adalah mata uang kripto yang diciptakan oleh Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia. BNB berjalan di Binance Chain, sebuah blockchain yang diciptakan Binance untuk mendukung pertukaran kripto yang terdesentralisasi (wallet-to-wallet). Dalam ekosistem Binance, pengguna dapat menggunakan BNB untuk menerima diskon biaya perdagangan dan mendapat benefit lainnya. Binance ini sangat kuat karena menjadi landasan token-token lain seperti USDT.
Litecoin / LTC
Litecoin adalah sebuah uang elektronik yang di buat pada tahun 2011 dan perangkat lunak sumber terbuka di bawah lisensi MIT/X11. Litecoin adalah salah satu Cryptocurrency yang lahir setelah era Bitcoin. Mata uang virtual ini menggunakan teknologi blockchain sama seperti Bitcoin sesuai lansiran dewabola.club dalam ulasan tahun 2018. Model penggalian atau penambangan litecoin menggunakan basis kartu grafis (Scrypt), yang umumnya digunakan adalah kartu grafis ATI Radeon.
Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan komputer berspesifikasi super tinggi.
Litecoin juga mengaktifkan Segregated Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform khusus.
Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan. Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi akan pecah “bubble“-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.
Dogecoin
Dogecoin adalah sejenis mata uang kripto (cryptocurrency), seperti Bitcoin, Etherium, Litecoin dan sebagainya. Dogecoin diperkenalkan sejak Desember 2013. Dogecoin mulanya dibuat untuk lelucon semata. Mata uang kripto ini dikembangkan oleh software engineer IBM Billy Markus dan engineer Adobe Jackson Palmer.
Markus dan Palmer pun sengaja membuat logo Dogecoin seunik mungkin, tidak seperti logo futuristik ala Bitcoin atau mata uang kripto lain. Duo insinyur itu kemudian memilih menggunakan wajah anjing ras Shiba Inu sebagai logo Dogecoin. Hal itu dikarenakan Shiba Inu sempat beken karena menjadi bintang meme “Doge” yang populer pada 2013-an.
Ripple / XRP
Ripple (XRP) adalah aset digital yang dibuat untuk pembayaran. Ini adalah aset digital asli di Buku Besar XRP — teknologi open-source, tanpa perlu perizinan, dan teknologi blockchain terdesentralisasi yang dapat menyelesaikan transaksi dalam 3-5 detik. Ripple (XRP) dapat dikirim langsung tanpa memerlukan perantara pusat, menjadikannya instrumen yang nyaman dalam menjembatani dua mata uang berbeda dengan cepat dan efisien.
XRP muncul menjadi Aset Digital karena ada masalah pada pengiriman uang secara manual. Selama ini pengiriman uang secara langsung kerap terhenti karena ada penundaan. Selain itu, biaya kirim juga cukup besar terlebih kalau nominal yang dikirim juga besar.
Aset Digital memang memiliki banyak kelebihan termasuk XRP. Namun, beberapa orang agak ragu menggunakannya karena Aset Digital ini tidak diawasi oleh lembaga resmi. .Meskipun tanpa pengawasan dari lembaga resmi, sistem dari XRP terbilang sangat aman. Data Ledger atau buku besar yang dimiliki sistem tidak akan bisa diserang oleh hacker. Setiap transaksi akan langsung tercatat dengan jelas dan tidak bisa dimanipulasi. Semua transaksi akan tampil di komputer para pengguna XRP di seluruh dunia.
Yearn Finance / YFI
YFI merupakan token ERC-20, berbasis blockchain Ethereum, yang digunakan untuk mengatur semua protokol dalam ekosistem yearn.finance. Token ini bisa didapatkan melalui interaksi dengan protokol-protokol tersebut.
Berbeda dengan Bitcoin yang ditambang, pengguna bisa melakukan farming (“berternak”) token YFI dengan cara mendepositkan dana (disebut dengan liquidity provider atau penyedia likuiditas) ke salah satu platform yearn.finance.
Setelah melakukan langkah tersebut, dana pengguna dikonversikan ke ytoken (yield optimized token atau token dengan imbal hasil teroptimasi) dengan jumlah ekivalen. Contohnya, DAI milik pengguna diubah menjadi yDAI.
Vexanium – Publik Blockchain Pertama di Indonesia
Vexanium adalah publik blockchain pertama berbasis di Indonesia yang tentunya dinaungi oleh founder lokal, tim mayoritas lokal, dan juga investor Indonesia. Memiliki platform teknologi blockchainnya sendiri yang biasa disebut “mainnet”, yang berarti developer atau programmer bisa membuat aplikasi dengan Vexanium.
“Blockchain is so much bigger than Bitcoin”
Banyak orang yang mengartikan bahwa Blockchain itu Bitcoin. Hal ini tentunya salah, karena purpose dari bitcoin adalah untuk menjadi sebuah “reserve currency”. Seperti halnya “emas” tetapi, dalam bentuk digital.Blockchain sendiri adalah teknologi yang memungkinkan dilakukannya transaksi peer to peer tanpa melalui middleman, teknologi blockchain ini sudah banyak menjadi perhatian para ahli teknologi, akademisi, pengusaha investor sampai politikus seperti Donald Trump. Blockchain merupakan teknologi yang mendasari Vexanium Sedangkan Vexanium adalah sebuah platform bagi aplikasi desentralisasi (decentralized apps) atau biasa disingkat Dapps.
Apasih Dapps itu? Dapps adalah aplikasi tempat dimana user atau pengguna mengakses blockchain untuk menggunakan aplikasi terdesentralisasi.