Perkembangan Bitcoin dan berbagai macam produk mata uang digital (cryptocurency) lainnya telah menimbulkan beragam perspektif dari para pelaku dan para pemangku kepentingan.
Negara Singapura sendiri menyatakan bahwa mereka tidak akan meregulasi transaksi cryptocurrency. Sebaliknya, pihak Bank Indonesia di tanah air bersikeras bahwa Bitcoin bukanlah alat pembayaran resmi di negara kita, meski segelintir pihak mulai memanfaatkannya sebagai alat bertransaksi.
Perbedaan sudut pandang dan cara menyikapi cryptocurrency ini juga terjadi di kalangan investor, baik dilihat dari perspektif personal maupun peran mereka sebagai pemodal ventura. Ada yang optimistis, tapi ada pula yang sebaliknya.
Pandangan netral diutarakan oleh Andi Boediman, Managing Partner Ideosource. Ia menganggap Bitcoin dan cryptocurrency bisa menjadi komoditas yang berguna bagi penggiat investasi.
Bisa saja dilirik investor, asalkan…
Meskipun posisi Bitcoin sekarang berada “di atas angin”, namun karena cenderung tidak stabil, Andi memandang komoditas ini sebagai investasi sampingan atau personal, bukan pilihan utama untuk berinvestasi dalam lingkup startup.
Andi menilai ia memiliki pertimbangan sendiri untuk melakukan investasi terhadap startupyang hendak melibatkan cryptocurrency. “Kami mungkin akan berinvestasi kepada startup yang melayani penukaran atau transaksi menggunakan Bitcoin, namun tidak untuk peluang meningkatkan nilai uang (seperti kegiatan mining) hingga berpuluh-puluh ribu dolar sekaligus.”
Hal ini ia tekankan karena Bitcoin dan cryptocurrency tergolong komoditas yang sangat tidak terprediksi sehingga begitu berisiko. Utamanya, apabila pihak regulator ke depannya tidak suportif terhadap eksistensi Bitcoin dan cryptocurrency di masyarakat.
“Bank Indonesia sendiri sudah mengindikasikan bahwa Bitcoin tidak seharusnya digunakan sebagai metode bertransaksi,” pungkas Andi. Jadi, rasanya wajar saja bila pernyataan BI tersebut membuat para investor cukup berhati-hati mengamati geliat investasi Bitcoin dan cryptocurrency yang terus marak di Indonesia.
Meskipun situasinya menimbulkan keragu-raguan di kalangan investor , sejumlah startup blockchain dan cryptocurrency di Indonesia telah berkembang dan bertahan di pasar, seperti Bitcoin.id dan Datum. Meski demikian, ada pula yang telah gulung tikar seperti Bitbayar, BitDoku, dan lain-lain. [rs/tia]