Trentech.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Trentech.id
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget

Bahkan Jack Ma Tidak Bisa Menyelesaikan Dilema E-Commerce Indonesia

18 September 2016
in Startup
Jack Ma Siapkan Mahasiswanya Hadapi Kegagalan
1.4k
VIEWS
Berikan rating

Beberapa waktu lalu, santer terdengar kabar bahwa Chairman Alibaba Jack Ma telah menerima tawaran sebagai penasihat komite e-commerce Indonesia, sebuah komite yang melibatkan sepuluh kementerian di negara ini. Penunjukan ini menimbulkan banyak reaksi menarik dari berbagai pihak.

Analis di Indonesia memperingatkan terdapat “potensi konflik kepentingan” karena Alibaba memiliki saham di Lazada yang juga beroperasi di Indonesia, serta adanya kemungkinanstartup lokal bisa “dikuasai oleh Jack Ma”.

Baca lagi

Ngincer Diskon Harbolnas dari E-commerce? Ketahui Strateginya Dulu!

Pertama di Indonesia, JD.ID Hadirkan Teknologi Toko Tanpa Kasir X-Mart

Startup Ini Jual Perlengkapan Darurat Mewah Khusus Orang Kaya

Di lain pihak, The Jakarta Post melihat penunjukan Jack Ma sebagai sebuah berita gembira. Mereka memprediksi “hal-hal besar” akan terjadi di masa depan.

Tampaknya kekhawatiran maupun ekspektasi ini terlalu berlebihan. Penunjukan Jack Ma sebenarnya bukanlah sebuah isu yang besar.

Tentu, penunjukan Jack Ma adalah signifikan secara simbolis. Tapi penunjukan ini tidak serta-merta memungkinkan Jack Ma mendikte peraturan e-commerce Indonesia nanti.

Pemerintah Indonesia meminta Ma untuk memberikan rekomendasi cara memperkuat UKM lokal dan membantu mereka mengakses pasar seperti Cina. Perannya mirip dengan apa yang ia jalani saat ditunjuk sebagai penasihat oleh mantan Perdana Menteri Inggris.

Asosiasi pelaku e-commerce Indonesia (idEA) juga menanggapi penunjukan ini dengan santai. Dalam sebuah wawancara dengan Tech in Asia, ketua umum idEA Aulia Marinto mengatakan bahwa tidak hanya Jack Ma, tokoh-tokoh e-commerce internasional dan lokal juga diminta untuk memberi nasihat kepada komite.

Aulia meyakinkan media bawah pemerintah tentu saja tidak akan serta-merta mengikuti semua saran Jack Ma. Ia menambahkan bahwa idEA juga siap membantu pemerintah mempertimbangkan saran yang masuk.

Indonesian Traditional Cake | Photo

Sumber gambar: Dietrich Ayala

Perencanaan e-commerce yang tak kunjung jadi

Apa pun hasilnya, komite e-commerce Indonesialah yang harus membuat peraturan sendiri guna mengatur ekonomi digital negara ini. Tapi dengan keterlibatan sepuluh kementerian dalam komite ini, tentu prosesnya tidak akan berlangsung dengan mulus.

Negosiasi “perencanaan e-commerce” antara pemerintah dan perusahaan e-commerce yang diprakarsai idEA sebenarnya sudah dimulai sejak lama, yakni pada bulan April 2015. Perencanaan ini akan digunakan untuk menentukan batasan tanggung jawab kementerian, dan menjabarkan aturan untuk hal-hal seperti investasi asing, perpajakan, dan keamanan siber.

Draf perencanaan tersebut sejatinya selesai pada Agustus tahun lalu, tapi hingga 2015 berakhir, belum ada hasil konkret. Bahkan hingga kuartal ketiga tahun 2016, perencanaan e-commerce ini juga belum jadi.

Komunikasi antara pemerintah dan kelompok pelaku industri ini tampak tidak mulus. Aulia mengaku tidak mengetahui rencana penunjukan Jack Ma sebagai penasihat. “Kami justru mengetahui hal tersebut dari para teman-teman di media,” ujarnya.

“Harapan kami, pemerintah Indonesia bisa cepat mengeluarkan perencanaan e-commerce ini, karena industri e-commerce tengah berkembang dengan sangat cepat.”

Kebijakan proteksionisme versus terbuka

Masalahnya adalah, Indonesia masih belum menentukan posisinya dalam spektrum kebijakan proteksionisme versus terbuka. Tidak ada contoh yang bisa Indonesia tiru, haruskah negara ini mengikuti pedoman dari Cina, Amerika Serikat, atau Eropa?

Regulator menghadapi berbagai konflik kepentingan. Contohnya, perusahaan yang dipimpin Aulia–Blanja–adalah sebuah kongsi antara BUMN Telkom dan Ebay yang berasal dari AS.

Sementara itu, Alibaba juga telah memasuki Indonesia lewat kepemilikan sahamnya di Lazada. Tidak mau kalah, Amazon juga mengincar kawasan ini.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah figur seperti Managing Partner Ideosource, Andi S. Boediman, meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan yang lebih terhadap bisnis lokal. Ideosource sendiri berinvestasi di situs e-commerce lokal Bhinneka.

“Apabila dibiarkan begitu saja, maka para pemain lokal di industri e-commerce akan habis. Kita bisa melihat bagaimana Amazon hadir di India, dan kemudian ‘menghabisi’ para pemain lokal di sana,” tutur Andi.

Andi tidak memungkiri kalau Indonesia masih membutuhkan e-commerce asing dalam hal investasi maupun pertukaran ilmu. Namun ia juga berharap pemerintah Indonesia bisa membuat iklim usaha yang adil, seperti langkah sejumlah negara Eropa yang kini mulai menagih pajak dari para raksasa internet seperti Google dan Facebook.

Disconnected | Photo

Sumber gambar: Seika

Dilema e-commerce

Bagaimanapun juga, konsumen Indonesia tampak tidak begitu peduli dari mana asal sebuah produk atau layanan. Yang penting harus sesuai dengan standar dan ekspektasi mereka.

Memberi label “karya anak bangsa” saja tidak cukup. Ini terbukti dari ulasan pedas untuk aplikasi chatting Imes buatan lokal, yang tidak pernah menjadi populer.

Jadi, regulator dihadapkan pada sebuah dilema besar. Di satu sisi, mereka ingin membantu perusahaan lokal berkembang—khususnya UKM. Tetapi kenyatannya, peraturan justru tunduk pada kekuatan lobi para perusahaan besar.

Investasi besar dipersilakan masuk, namun jumlah kontrol yang dimiliki entitas asing sangat dibatasi dan mereka harus membayar pajak yang besar. Jika kebijakan proteksionisme ini semakin menjadi-jadi, Indonesia berisiko menjadi kurang menarik bagi perusahaan asing, yang ujung-ujungnya pemerintahlah yang akan mendapat kritik dari publik.

Bahkan Jack Ma tidak bisa menyelesaikan dilema tersebut. Tapi jika komite tidak berbuat apa-apa, mereka malah memberi waktu bagi pemain global untuk merencanakan langkah selanjutnya.

Ini adalah sebuah artikel opini.

(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh Nadine Freischlad. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Lina Noviandari. Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: Asia Society)

Tags: e-commerceidea
Previous Post

Ingin Jadi Entrepreneur Setelah Lulus Kuliah? Yuk Simak 3 Hal Berikut!

Next Post

Startup Kamu Mengalami Ini? Lakukan Pivot

Trentech.id

Trentech.id

Tren Teknologi Indonesia

Related Posts

Ngincer Diskon Harbolnas dari E-commerce? Ketahui Strateginya Dulu!

12 December 2019
1.7k

Segala kegiatan yang dilakukan manusia harus dengan strategi, termasuk saat belanja online. Ibarat ujian nasional, Anda pun perlu strategi saat...

Pertama di Indonesia, JD.ID Hadirkan Teknologi Toko Tanpa Kasir X-Mart

Pertama di Indonesia, JD.ID Hadirkan Teknologi Toko Tanpa Kasir X-Mart

3 August 2018
1.4k

Pada tanggal 2 Agustus 2018, e-commerce JD.ID mengumumkan bahwa mereka telah menghadirkan teknologi toko yang beroperasi tanpa kasir di Indonesia. Toko tersebut bernama...

Startup Ini Jual Perlengkapan Darurat Mewah Khusus Orang Kaya

Startup Ini Jual Perlengkapan Darurat Mewah Khusus Orang Kaya

11 January 2018
1.4k

Banjir, gempa bumi dan bencana alam lainnya bisa datang kapan saja. Bagi orang-orang yang tinggal di negara Barat, sudah merupakan...

Login
Please login to comment
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terpopuler

  • contoh pitch deck

    8 Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

    1011 shares
    Share 404 Tweet 253
  • Kumpulan Materi Kuliah Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer

    354 shares
    Share 142 Tweet 89
  • Mengenal Lean Product Development dan Berbagai Keunggulannya

    139 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Yuk Ketahui Sejarah Perkembangan Aplikasi Chat di Seluruh Dunia

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Ternyata Beginilah Cara Kerja Powerbank

    172 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Inilah 15 Skin Paling Keren di Mobile Legends

    171 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Google Buat Email Lebih Dinamis Dengan AMP Untuk Email

    138 shares
    Share 55 Tweet 35
  • EV Hive dan Pemprov DKI Jakarta Luncurkan Co-Working Space JSCHive

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • 4 Tip Agar Rapat Tim Kerja Memberi Hasil Luar Biasa

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • Bekerja di Bidang Otomotif, Menjanjikan Penghasilan Besar! Berminat?

    139 shares
    Share 56 Tweet 35

About . Contact . Partnership

Trentech.id adalah situs yang menyajikan konten tentang startup, bisnis, game, event, hingga informasi pekerjaan. Trentech berusaha memberikan konten yang berkualitas untuk para pembacanya agar dapat menjadi rujukan utama mengenai dunia teknologi pada khususnya. Tim trentech terdiri dari orang – orang yang berkompeten dibidangnya, dan akan selalu mendukung karya – karya terbaik anak bangsa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para startup agar dapat publish karyanya di trentech.

Trentech ID

  • About
  • Contact
  • Partnership
  • Panduan Penulis
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Tools

  • Harga Crypto Terbaru
  • Cek Ongkir
  • Cek Resi
  • Cek Domain
  • Login
  • Sign Up
About . Contact . Partnership

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz