Platform e-commerce Lazada merespons tahun 2024 dengan langkah drastis, melakukan pemangkasan karyawan di semua negara tempat perusahaan beroperasi. Menurut pantauan Tech in Asia, sekitar 30 persen dari total staf diberhentikan, mencakup perkiraan jumlah karyawan sekitar 8.000 hingga 10.000 orang.
Daftar Isi
Langkah Strategis Menuju Transformasi
1. Penggabungan LazMall dan Marketplace
Lazada akan menggabungkan LazMall, platform yang dikuratori merek-merek terverifikasi, dan Marketplace, ruang terbuka bagi semua penjual di platformnya. Meskipun detail pasti masih belum diungkap, penunjukan Jason Chen sebagai Group Business Officer pada Agustus 2023 diyakini menjadi langkah strategis untuk memfasilitasi rencana ini.
2. Perombakan Kepemimpinan
Lazada juga akan melakukan perombakan susunan kepemimpinannya. Kaya Qin diangkat sebagai CEO Lazada Malaysia, menggantikan Alan Chin yang diberhentikan. Qin sebelumnya menjabat sebagai COO grup dan CEO unit Lazada di Vietnam.
3. Sentralisasi Operasional
Langkah ketiga yang akan diambil adalah sentralisasi operasional. Lazada berencana mengurangi jumlah karyawan di setiap negara, dengan karyawan yang tersisa melapor langsung ke Singapura dan tanggung jawab lebih besar kepada Cina. Namun, struktur akhir dari sentralisasi ini masih menjadi perbincangan.
Latar Belakang Keputusan Strategis
Mengapa Lazada mengambil langkah-langkah ini? Di China, induk perusahaan Alibaba kehilangan posisinya terhadap pesaingnya, PDD Holdings. Di luar negeri, Lazada belum berhasil merebut kepemimpinan pasar di Asia Tenggara, meskipun mendapatkan investasi sebesar US$7,4 miliar dari Alibaba Group.
Pengurangan jumlah karyawan mungkin sejalan dengan upaya Alibaba untuk memangkas kerugian dan fokus pada keuntungan di Asia Tenggara, sambil mempertahankan pangsa pasarnya di Cina. Analis juga berspekulasi bahwa pemangkasan ini dapat dirancang untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih kuat menjelang pencatatan perusahaan ke bursa saham.
Perjalanan Sejarah dan Proyeksi
Lazada telah mengalami perubahan kepemimpinan sejak diakuisi oleh Alibaba pada 2016. Pemutusan hubungan kerja ini muncul di tengah spekulasi bahwa lengan e-commerce internasional Alibaba, termasuk Lazada, sedang mempertimbangkan untuk mencatatkan diri di Amerika Serikat. Namun, sulitnya kinerja saham Alibaba dalam tiga tahun terakhir menimbulkan ketidakpastian terkait rencana tersebut.
Para analis melihat pemangkasan ini mungkin hanya bersifat sementara, dengan Alibaba mencoba menampilkan neraca yang menarik sebelum IPO. Meski demikian, ketidakpastian tetap melingkupi karyawan Lazada, dan sinyal komunikasi pasca-PHK dinilai sangat buruk, meninggalkan banyak pertanyaan terbuka tentang arah perusahaan ini ke depan.