Artikel ini disponsori oleh:
Saat masih menjadi mahasiswa, CEO BukaLapak, Achmad Zaky pernah mengalami pahitnya kegagalan berwirausaha. Sembari belajar di jurusan Teknologi Informasi di ITB, Zaky bersama sejumlah rekannya mendirikan warung mi ayam.
Sayangnya, bisnis mi ayam tersebut hanya beroperasi selama enam bulan dan harus ditutup karena bangkrut. Namun, kegagalan tersebut menjadi bekal berharga bagi Zaky ketika meluncurkan Bukalapak, platform e-commerce C2C terbesar di Indonesia.
Empat tahun setelah diluncurkan, Bukalapak dilaporkan memfasilitasi transaksi senilai sekitar Rp544 juta setiap harinya. Selain itu, situs ini berhasil menarik 80.000 penjual yang secara total menyediakan sekitar 400.000 barang untuk para pembeli. Kini, Bukalapak memiliki valuasi senilai sekitar Rp3 triliun.
Cerita Zaky tentunya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang bertekad mendirikan bisnis. Meski pemerintah dan sebagian orang Indonesia telah mengetahui besarnya potensi industri teknologi, masih banyak penduduk Indonesia yang bahkan belum tersentuh akses digital.
“Saya percaya masa depan kita terletak di internet, dan kita perlu mengedukasi lebih banyak orang Indonesia untuk melek digital,” tutur Zaky.
Kantor Bukalapak.
Menurut The Jakarta Post, dari 280.000 siswa sekolah dasar dan menengah di Indonesia, sekitar 90.000 siswa di antaranya belajar tanpa koneksi internet dan 17.000 siswa lainnya belajar tanpa akses listrik.
Pada 2016, World Economic Forum menempatkan Indonesia pada peringkat ke-73 dari 144 negara dalam hal kesiapan teknologi. Meski mempunyai peringkat bagus dalam hal keterjangkauan (ke-37) dan penggunaan bisnis (ke-34), Indonesia masih tertinggal dalam hal infrastruktur (ke-105) dan pemakaian pribadi (ke-92).
Sayangnya, banyak orang Indonesia yang menggunakan internet hanya sebatas Facebook. Menurut sebuah studi yang dilakukan LIRNEasia, 61 persen responden Indonesia setuju dengan pernyataan “Facebook adalah internet”. Setengah dari responden tersebut mengaku tidak pernah mengikuti tautan Facebook di luar aplikasi. Sebelas persen dari orang Indonesia yang menggunakan Facebook juga mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan internet.
Sumber: Quartz
Upaya menuju Indonesia melek digital
Salah satu hal yang berkontribusi bagi kesuksesan Bukalapak adalah keikutsertaan Zaky dalam Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC). Kompetisi aplikasi mobile ini mendorong pemuda Indonesia untuk menciptakan solusi digital bagi masalah nyata yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Setelah menjadi juara satu di kompetisi tersebut pada 2007, Zaky menggunakan hadiah uang tunai senilai Rp20 juta untuk mendirikan Suitmedia. Perusahaan perangkat lunak inilah yang menjadi titik awal berdirinya Bukalapak.
“Uang senilai Rp20 juta terbilang jumlah yang banyak bagi mahasiswa pada saat itu. Karena kemenangan tersebut, saya belajar mengambil risiko dan mengembangkan kualitas diri saya, yang menjadi fondasi bagi Bukalapak.”
Indosat Ooredo, perusahaan di balik IWIC, tengah membuat perubahan untuk mewujudkan melek digital. Sejak diselenggarakan pada 2006, IWIC telah menerima sekitar 7.000 pendaftar. Pada tahun ini, Indosat Ooredo kembali menyelenggarakan kompetisi IWIC. Berbeda dengan kompetisi sebelumnya, IWIC ke-10 ini juga membuka pendaftaran untuk peserta internasional.
Kantor Bukalapak.
Sebagai upaya untuk meningkatkan keberagaman, IWIC menambahkan dua kategori baru yang didedikasikan untuk inovator wanita dan penyandang disabilitas. Kurangnya keberagaman masih menjadi isu di komunitas teknologi, tapi program seperti IWIC mencoba mengatasi isu tersebut dengan merangkul kelompok yang kurang terwakili di Indonesia.
Selain Indosat Ooredo, Berniaga.com, yang telah bergabung dengan OLX Indonesia, membawa program melek digital ke tempat-tempat terpencil di Indonesia melalui kolaborasi dengan Intel di 2014. Kedua perusahaan tersebut menyelenggarakan kelas dengan total durasi 28 jam yang membahas berbagai topik seperti email, internet, word processing, dan Excel.
Semakin banyak sekolah di Indonesia kini juga dilengkapi dengan teknologi. Menurut The Jakarta Post, pemerintah tengah membangun Gerakan Belajar Berbasis TIK yang menyediakan perangkat tablet bagi para siswa.
Sumber: leeta luminate
Zaky berharap bisa mendorong UKM untuk beralih ke digital dengan mengedukasi mereka tentang keuntungan berbisnis secara online. E-commerce bisa menjadi platform besar untuk meningkatkan melek digital. Pasar e-commerce di Indonesia diperkirakan akan bernilai sekitar Rp1,72 kuadriliun pada 2020 dengan pertumbuhan tahunan mencapai lima puluh persen.
“Dalam lima tahun mendatang, akan ada lebih banyak pemain di industri ini,” kata Zaky. “Tidak hanya diberdayakan, usaha besar dan kecil bisa menghadapi persaingan yang sehat di ranah e-commerce.”
[tia/ap]