Perusahaan teknologi dan konsultan bisnis Accenture mengumumkan sebuah keputusan sulit yang mengguncang banyak karyawan. Sebanyak 2,5 persen dari total karyawan perusahaan, atau sekitar 19.000 orang, akan dirumahkan secara bertahap selama 18 bulan ke depan. Lebih dari setengah dari mereka yang terkena dampak adalah pegawai non-billable, yang merasa kesulitan menanggung beban finansial yang cukup besar.
Untuk membantu karyawan yang terdampak, Accenture telah menyiapkan dana sebesar US$1,2 miliar (Rp18,2 triliun) sebagai biaya pesangon. Selain itu, perusahaan juga mengalokasikan US$300 juta (Rp4,5 triliun) untuk meningkatkan efisiensi ruang kantor.
Accenture PHK 19.000 Karyawan?
Keputusan sulit ini dipicu oleh penurunan proyeksi pertumbuhan pendapatan Accenture pada 2023, dari 8—11 persen menjadi 8—10 persen. Tekanan ekonomi global menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi proyeksi tersebut. Accenture sendiri memperkirakan pendapatannya pada kuartal III/2023 akan berkisar antara US$16,1 miliar (Rp244,4 triliun) hingga US$16,7 miliar (Rp253,5 triliun), meningkat sebesar 3 persen hingga 7 persen.
Baca Juga : Indeed PHK 2.200 Karyawan
Meski harus merumahkan sejumlah karyawan, Accenture tetap optimistis dan berkomitmen untuk merekrut karyawan baru dengan proses yang lebih sederhana dan struktur organisasi yang lebih efisien. Perusahaan berharap keputusan ini dapat membantu mengurangi beban finansial pada kuartal II/2023 dan memperkuat posisi Accenture di masa depan.