Native advertising terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan semakin banyaknya penyedia konten yang menawarkan artikel bersponsor kepada brand. Business Insider Intelligence memprediksi bahwa secara umum tingkat pendapatkan dari native advertising akan mencapai US$21 miliar (sekitar Rp277 triliun) pada tahun 2018, meningkat sekitar US$7,9 miliar (sekitar Rp104 triliun) dari 2015.
Terlepas dari kesuksesannya, hingga kini masih banyak pengiklan yang melontarkan pertanyaan, “Apakah ini hanya tren sementara?” dan mencoba untuk mengerti bagaimana mengukur kesuksesan dari konten bersponsor dan native ad. Para penyedia konten kini mulai memilah siapa yang layak menulis konten berbayar. Bahkan John Oliver, pembawa acara Last Week Tonight, turut serta dalam diskusi ini.
Secara kasat mata, kita sudah dapat melihat native advertising dan konten bersponsor di mana-mana (atau mungkin kamu belum menyadarinya). Bahkan para penyedia konten yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia media juga turut serta dalam fenomena ini, seperti Wall Street Journal, The New York Times, Fortune, dan Washington Post juga tidak mau ketinggalan mengikuti arak-arakan native advertising.
Walaupun masih banyak pengiklan yang terlihat ragu akan efektivitas native advertising, sebuah studi menunjukkan bahwa terdapat kesamaan antara cara konsumen melihat konten editorial orisinal dan native advertising. Inilah yang berpotensi untuk menarik para brand yang ingin bereksperimen dan memaksimalkan content marketing mereka melalui artikel bersponsor.
Saya melihat beberapa campaign yang paling engaging, menarik, dan menginspirasi dari sejarah native advertising. Ini adalah beberapa yang terlalu sayang untuk dilewatkan:
A-Zzz Of Bedroom Ideas
Sekilas, kolaborasi antara IKEA dan The Telegraph dalam campaign The A-Zzz of Bedroom Ideas adalah sebuah kuis menyenangkan yang menjanjikan tip untuk tidur berkualitas. Integrasi produknya memang buruk, dan dari sebagian besar tip tidak semuanya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan tidur. Akan tetapi kampanye ini menegaskan bahwa mereka siap membantu audiens mengatasi permasalahan tidur (dengan lini produk yang mereka promosikan).
Di dalam kampanye ini IKEA juga dengan jenius mempromosikan produk yang ada di dalam katalog mereka, yang menjadi salah satu aset marketing paling menarik di dunia. A-Zzz Of Bedroom Ideas adalah salah satu contoh terbaik bagaimana brandmenggunakan pendekatan yang pernah dilakukan oleh brand lain sebelumnya, ketimbang harus memaksakan diri menciptakan metode baru yang belum teruji efektivitasnya.
Mobile Minded
Kolaborasi antara Mashable dan MasterCard ini secara apik bercerita tentang isu-isu yang cukup sering dibicarakan, seperti kebangkitan perangkat mobile, yang disajikan dengan segar. Mobile Minded menggunakan sejumlah visualisasi data untuk menggambarkan hubungan pribadi antara manusia dengan smartphone mereka.
Penggunaan infografis berhasil membuat apa yang Mashable ceritakan di sini tersaji dengan baik dan insightful. Pada bagian awal artikel MasterCard juga sempat menjelaskan dengan sistem electronic payment mereka sebagai bagian dari sponsored post yang dihadirkan.
Women Inmates: Separate But Not Equal
Sponsored post yang terselenggara atas kerja sama New York Times dan Netflix ini dipublikasikan pada bulan Agustus 2014. Konten yang tersaji di Women Inmates: Separate But Not Equal sangatlah kaya, yang berhasil menyedot saya ke dalam cerita yang didukung penuh oleh riset. Membuatnya seakan-akan sebagai backstory dari serial Orange is the New Black.
Artikel ini berbicara tentang kehidupan wanita di dalam penjara serta apa saja permasalahan yang mereka hadapi, seperti efek terhadap keluarga mereka—isu yang juga dibahas di serial televisinya. Yang kita lihat di sini adalah sebuah contoh native advertising yang sangat baik, yang memosisikan sebuah brand sebagai titik pusat pembahasan.
A Race Through Time
Kompetisi adalah bagian dari hidup manusia, dan balapan adalah salah satu bentuk kompetisi yang paling umum kita temui. Para pecandu adrenalin tidak perlu lagi mempertaruhkan nyawa mereka di jalanan, karena kini hasrat dapat terpuaskan di depan televisi.
A Race Through Time adalah upaya Mashable dan Microsoft Studios untuk menegaskan posisi Forza 6 sebagai salah satu judul yang menjadi ikon terbesar dalam dunia video game, khususnya dalam genre racing.
Artikel ini membahas 10 game balapan paling berpengaruh dalam sejarah video game dan—tentu saja—Forza 6 ada di dalamnya. Artikel ditutup dengan pernyataan bahwa mereka lah yang akan membawa para gamer pencinta balap ke dimensi selanjutnya, berkat resolusi 1080p dan 60fps yang memanjakan setiap mata pemainnya.
Cocainenomics
Cocainenomics berhasil menetapkan standar baru konten native advertising yang bermutu tinggi. Dengan lebih dari 4.000 kata, artikel ini adalah hasil kerja sama antara Netflix dengan Wall Street Journal yang bertujuan untuk mempromosikan serial terbaru mereka, Narcos.
Kombinasi motion graphics, video dan tulisan berbobot, juga topik yang variatif akan membuat kamu rela berlama-lama di situs ini untuk sekedar membaca tentang Pablo Escobar dan Medellin Cartel.
Kesuksesan Cocainenomics bukan kebetulan. Setelah Netflix sukses dengan kampanye mereka beberapa tahun lalu dan menjadi panutan para pelaku industri native advertising, Netflix sekarang menjadi salah satu brand yang cukup berkomitmen dalam menciptakan konten berbayar yang bermutu.
Mereka berhasil bekerja dengan sederetan penyedia konten untuk menghasilkan konten yang luar biasa. Melihat kedua prestasi mereka sebelumnya, sepertinya standar Netflix akan terus meningkat di masa depan. Saya tidak sabar menunggu apa kolaborasi Netflix selanjutnya dengan para penyedia konten.
Kelima artikel di atas adalah beberapa contoh terbaik penerapan native advertising di industri periklanan dan media. Tanpa mengurangi muatan jurnalistiknya, konten yang mereka hadirkan berhasil menyedot perhatian pembaca dengan informasi yang layak untuk disimak.
Kunci kesuksesan dari native advertising adalah dengan menyajikan konten berbayar yang berkualitas sama dengan konten original lain yang ada di dalam website, sehingga pembaca tidak merasa bahwa mereka sedang membaca sebuah artikel bersponsor.
Di masa depan, tentunya akan lebih banyak lagi penyedia konten yang akan menyajikan artikel berbayar dengan pembahasan yang jauh lebih baik. Ini menjadi indikasi yang baik karena nantinya iklan yang ada sudah bertransformasi menjadi sebuah artikel yang informatif dan para penyedia konten dapat meninggalkan penggunaan banner ads yang mengganggu pengalaman pembaca. Bagaimana dengan kamu, model native advertising apa yang paling ingin kamu lihat? [tia/ap]