CEO & Founder Jojonomic, Indrasto Budisantoso berhasil menciptakan aplikasi finansial untuk korporat dan personal. Simak kisahnya. Jojonomic terbukti menjadi aplikasi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mampu mempermudah kegiatan administrasi perusahaan walau hanya melalui ponsel pintar.
Daftar Isi
Berawal dari pengalaman pribadi
Tak disangka, berawal dari pengalaman pribadi, CEO Jojonomic yang akrab disapa Asto ini sukses mencetus ide brilian lewat sebuah aplikasi yang dapat mempermudah kegiatan, administrasi walau hanya melalui ponsel pintar.
Meski sistem ini sudah berkembang di Eropa, Amerika dan Jepang, namun di Asia Tenggara khususnya Indonesia, belum ada perusahaan yang berfokus dalam pengembangan aplikasi ini.
“Aplikasi ini datang dari pengalaman pribadi. Dulu setiap minggu saya selalu disibukkan dengan laporan expense claim yang dilakukan secara manual. Sangat menyita waktu dan membosankan,” ungkap Asto yang semula menjadi karyawan di Boston Consulting Group. Keadaan itu akhirnya menimbulkan ide kreatif untuk membangun Jojonomic dan melakukan launching di saat tren layanan keuangan berbasis aplikasi (fintech) makin dikenal luas masyarakat pada akhir Desember 2015 lalu.
Lebih lanjut Asto memaparkan, background Jojonomic ada dua, yaitu expense management dan personal finance sebagai produk awal.
Produk Personal Finance dianggap sebagai passion di diri Asto, karena ia juga pernah menulis buku mengenai personal finance yang diterbitkan Kompas Gramedia. Pada aplikasi Jojonomic, personal finance memungkinkan pengguna untuk mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan keuangan yang mereka lakukan. Asto berharap dengan adanya aplikasi ini masyarakat Indonesia dapat menyadari betapa pentingnya melek finansial.
Aplikasi berjiwa Millennial
Industri fintech terus tumbuh dan menggurita dengan cepat. Walau ada kompetitor yang masuk ke ranah Jojonomic, Asto mengaku pihaknya terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk mereka agar selalu up to date seiring dengan kebutuhan para milennial. Segala hal administrasi terkait absensi, laporan kerja, reimburse, permohonan cuti, serta persetujuan perjalanan dinas dapat diakses melalui Jojonomic. Aplikasi ini dapat menghubungkan employee dengan perusahaan secara mobile.
“Jojonomic merupakan the future of work. Saya yakin semua perusahaan akan kearah sana. Setiap perusahaan tentu lebih menghargai karyawan dari apa yang mereka hasilkan daripada hanya sebatas kehadiran.” tambahnya.
Tips untuk pemula
Jatuh bangun tentu selalu ada. Dalam menjalani bisnis startup, bertemu dengan kegagalan adalah sesuatu yang pasti. Mustahil jika segalanya mulus-mulus saja tanpa hambatan. Menurut Asto, jika melihat suatu hal yang kita kerjakan akan gagal, lebih baik dihentikan dan coba di bidang lain. Terlebih lagi jika sudah mengetahui bahwa hal yang diciptakan itu monoton dan cenderung gagal. “Gagal cepat dan gagal sering itu penting. Karena banyak pelajaran mengenai kegagalan yang dapat memotivasi kita untuk terus maju. Intinya jangan ragu untuk mencoba.” imbuhnya.
Harapan Kedepan
Kehadiran sederet aplikasi smartphone memang memudahkan setiap orang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun di Indonesia, penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut didominasi dengan produk ciptaan luar negeri. Hal tersebut dibenarkan oleh pria lulusan ITB ini.
Menurutnya, jarang sekali ada aplikasi Indonesia yang digunakan baik di dalam maupun luar negeri, terutama aplikasi bisnis.
Melalui sisi ini, Asto berharap Jojonomic dapat melebarkan sayapnya hingga ranah global. Selain turut andil dalam mengharumkan nama bangsa serta menambah devisa negara, Asto ingin menunjukkan ke mancanegara bahwa hasil karya Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan produk asing. [hs/ap]