Full stack developer masih terus menjadi salah satu pekerjaan yang diimpikan banyak orang. Banyaknya tawaran pekerjaan dengan gaji yang lumayan menjadi salah satu faktor. Fenomena inilah yang coba dimanfaatkan penyelenggara bootcamp seperti Hacktiv8 untuk mencetak full stack developer dalam waktu yang cukup singkat, 12 minggu saja. Apakah mungkin menjadi full stack developer hanya dalam waktu 12 minggu?
Daftar Isi
Apa itu Full-stack Developer?
Full stack developer adalah sebutan bagi mereka yang membangun web dari frontend hingga backend. Apa itu backend? Apa itu frontend?
Dalam dunia persilatan per-web-an, istilah frontend digunakan untuk mendefinisikan bagian web yang terlihat oleh mata. Frontend juga dikenal dengan istilah client side bahkan ada beberapa yang menganggap frontend sama dengan “web desain”. Sedang, istilah backend digunakan untuk mendefinisikan bagian dari web yang tidak kasatmata alias yang tidak bisa dilihat, contohnya memproses form pendaftaran, mengirimkan data yang diminta, menyimpan video atau gambar yang diupload, dan lain sebagainya. Backend juga dikenal dengan istilah server side. Orang yang memfokuskan diri untuk membangun frontend disebut dengan frontend developer, sedangkan yang tidak bisa desain memfokuskan diri membangun backend disebut backend developer.
Lebih jauh lagi, full stack developer tidak hanya soal kemampuan memprogram bagian depan dan belakang dari sebuah aplikasi saja, tapi juga terkait berbagai disiplin ilmu yang menunjang pembangunan tersebut. Managemen server, database, API, websocket, dan perangkat lain yang menjadi pondasi aplikasi, serta disiplin ilmu lainnya seperti user interface (UI), user experience (UX), hingga metodologi dan kerangka kerja pengembangan sebuah aplikasi, juga harus dapat dikuasai. Sekarang, untuk mempelajari frontend atau backend saja sudah cukup rumit dan memakan waktu. Ini mempelajari keduanya hanya dalam waktu 12 minggu saja, ah yang bener?
Dua Jalur Menjadi Full Stack Developer
Ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menjadi fullstack developer: otodidak/belajar sendiri dan mengikuti training/bootcamp. Pada dasarnya, siapapun dapat belajar menjadi seorang full stack developer bahkan tanpa bantuan program bootcamp. Sudah cukup banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan untuk belajar. Bagi mereka yang lebih suka belajar lewat membaca, membaca buku atau tutorial-tutorial yang ada di situs-situs pemrograman (seperti CodePolitan) menjadi pilihan yang tepat. Bagi yang lebih suka belajar lewat menonton, maka video-video tutorial yang ada di YouTube dapat menjadi solusi, bahkan bisa juga membeli video tutorial berbayar di Udemy, Pluralsight, Lynda, dll.
Namun, bila Kamu hendak mengambil jalur otodidak, ada konsekuensi yang harus Kamu pegang kuat-kuat, yakni disiplin yang super tinggi. Tidak cukup disiplin, tapi disiplin yang super. Karena seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, banyak ilmu yang harus dilahap untuk menjadi full stack developer. Dan itu artinya Kamu harus sanggup untuk mengkoleksi sumber belajar, menyusun urutan belajar sendiri dan mengerahkan sekuat tenaga untuk menelan semua materi tersebut. Cuma memang, ada harga yang mesti dibayar untuk itu, paling tidak tenaga dan waktu. Kamu harus pandai-pandai mengatur waktu dan sumber daya pribadimu untuk bertahan hingga garis finish, disiplin super tinggi.
Jalur Bootcamp, Lebih Cepat dan Hemat
Karena banyaknya hal yang harus dipelajari serta tingkat kesulitan yang cukup tinggi, rasanya manusiawi jika terkadang motivasi naik-turun terutama saat menemukan problem yang sulit diatasi. Karena tidak ada yang mendampingi, forum-forum pemrograman menjadi tempat dimana kita mencari solusi saat menemui kesulitan. Namun, tetap saja kita harus menunggu untuk mendapatkan jawaban yang sesuai.
Di sinilah jalur training/bootcamp menjadi jalur kedua yang lebih make sense. Seperti yang diselenggarakan oleh HACKTIV8, bootcamp menyediakan kurikulum dan materi belajar yang fix dan teruji. Lalu ada mentor-mentor yang membimbing kita belajar dan membantu memecahkan masalah yang tidak dapat kita selesaikan sendiri. Mentor-mentornya adalah programmer berpengalaman yang sudah lama berkecimpung di dunia web development. Kombinasi antara mentor yang berpengalaman, kurikulum yang khusus dan materi yang sudah dirancang dengan rapi menjadi nilai tambah yang ternyata dapat menjadi jalur cepat menjadi full stack developer.
Dengan mengikuti program bootcamp, kita juga akan bertemu dengan teman-teman baru seperjuangan yang sama-sama belajar. Dibandingkan dengan belajar sendiri, belajar bersama dengan teman tentu akan menyuntikkan motivasi lebih.
Kelebihan lainnya dari mengikuti bootcamp adalah kita tak hanya akan belajar pemrograman tapi juga akan mempelajari tools dan teknik pendukung seperti Git, TDD, deployment, scaling, dll. Bahkan setelah lulus kita tak perlu repot mencari pekerjaan karena umumnya penyelenggara bootcamp akan menyediakan jalur ke perusahaan yang membutuhkan skill siswanya.
Jadi, apakah mungkin menjadi seorang full stack developer dalam waktu 12 minggu?
Salah satu sekolah pemrograman bernama HACKTIV8 berhasil membuktikan hal tersebut. Sejak pertama kali berdiri dan membuka program bootcamp untuk full stack developer JavaScript akhir tahun lalu, HACKTIV8 telah berhasil meluluskan 3 batch dengan skill yang diterima oleh berbagai perusahaan. Dari dua batch pertama yang masa belajarnya selesai saja, semuanya sudah bekerja dan bahkan ada beberapa yang mendirikan startup sendiri. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa seseorang dapat benar-benar menjadi seorang full stack developer dalam 12 minggu. [cp/ap]