Layanan pesan singkat WhatsApp kehilangan salah satu orang penting di perusahaan. Ia tak lain adalah Brian Acton, co-founder yang sama-sama dengan Jan Koum, merintis WhatsApp dari nol sejak 2009 silam.
Brian Acton merupakan sosok di balik sistem enkripsi WhatsApp. Enkripsi adalah layaknya gembok keamanan yang membuat pesan yang dikirim di WhatsApp tidak mudah disadap.
Dalam status yang diunggah Jan Koum di akun Facebook pribadinya, Koum menyinggung soal legasi yang ditinggalkan Brian Acto.
“Kehadirannya (Brian Acton) akan dirindukan, dan legasinya pada enkripsi serta privasi pengguna akan terus menjadi DNA WhatsApp,” Jan Koum menuturkan via akun Facebook personalnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno.
Lebih lanjut, Jan Koum juga menulis tentang perasaan bahagianya telah bekerja dengan Brian Acton selama lebih kurang delapan tahun. Ia sesumbar Brian Acton adalah salah satu faktor yang membawa WhatsApp ke puncak kesuksesan.
“Kemampuan engineering, product experience, dan kepemimpinannya adalah kunci sukses WhatsApp,” kata Jan Koum.
Kepergian Brian Acton tak lama setelah WhatsApp mulai memonetisasi layanannya untuk akun-akun bisnis. Tidak diketahui apakah mundurnya Brian Acton memiliki hubungan dengan langkah monetisasi WhatsApp atau tidak.
Keluar dari zona nyaman dan bikin layanan sendiri
Pada status tersebut, Brian Acton membalas dengan rentetan kalimat sepanjang tiga paragraf. Ia mengatakan selanjutnya bakal memulai babak baru dalam hidupnya.
Di usia ke-45, kata Brian Acton, ia senang karena berani keluar dari zona nyaman dan fokus mewujudkan “kegelisahan”-nya. Ia ingin menciptakan layanan yang masih berhubungan dengan teknologi dan komunikasi, namun dalam lingkup non-profit yang bakal berbeda dengan WhatsApp.
“Saya telah memikirkan ini sejak beberapa saat dan sekarang harus mulai mengeksekusinya. Ada beberapa hal yang ingin saya bagi dalam beberapa bulan ke depan,” Brian Acton ia menjelaskan.
Lebih lanjut, Brian Acton juga mengaku berat meninggalkan WhatsApp yang bisa dibilang sebagai “bayi” bersama dengan Jan Koum.
“Sangat senang melihat banyak orang mengandalkan WhatsApp setiap harinya,” ujarnya.
Perjalanan bersama Jan Koum
Brian Acton sebelumnya merupakan infrastructure engineer untuk Yahoo pada 1998. Di situlah ia bertemu dengan Jan Koum dan memulai pertemanan.
Ia dan Jan Koum lantas hengkang dari Yahoo pada 2007 dan memutuskan berkelana keliling Amerika Selatan. Pada 2009, Brian Acton dan Jan Koum melamar kerja ke Facebook dan keduanya tak diterima.
Bersama teman mereka, Alex Fishman, muncul ide membuat layanan komunikasi pada 2009 dengan nama “WhatsApp” yang tak sengaja dilontarkan Jan Koum. Tak dinyana, Facebook yang menolak Jan Koum dan Brian Acton bekerja, malah mengakuisisi layanan buatan mereka. [kp/ap]