Pada 14 Juli 2017 lalu, GO-JEK mengumumkan program beasiswa GO-SCHOLAR TECH lewat kerja samanya dengan Hacktiv8. Kerja sama ini ditujukan agar Indonesia memiliki programmer berkelas dunia. Chief Human Resources Officer GO-JEK, Monica Oudang, mengatakan program ini dibuat untuk mendukung industri teknologi di Indonesia yang semakin tumbuh pesat.
Industri teknologi saat ini, kata Monica, belum didukung oleh sumber daya manusia yang mahir dan cakap di bidangnya. Oleh karena itu, GO-JEK menilai butuh program pembelajaran yang dapat melatih dan meningkatkan kemampuan teknikal serta kognitif di bidang pemrograman.
“Masih banyak permasalahan di Indonesia yang belum dapat diselesaikan secara cepat serta inovatif, dan teknologi bisa membantu menyelesaikannya,” ujar Monica. “Kami berharap melalui GO-SCHOLAR TECH, anak bangsa dapat ikut serta dalam membantu permasalahan-permasalahan tersebut.”
GO-SCHOLAR TECH terbuka untuk umum
Pendaftaran GO-SCHOLAR TECH dibuka hingga 23 Juli 2017. Untuk dapat mengikuti program ini, peserta harus menjalani serangkaian yang meliputi pemrograman secara online dan wawancara.
Setelah tahap pendaftaran dan seleksi selesai, peserta yang lolos akan menjalani tahap persiapan selama enam pekan secara online. Di akhir tahap ini akan diadakan tes guna mengukur kesiapan peserta memasuki tahap intensif. Setelah lulus tahap persiapan, peserta akan mengikuti tahap intensif yang berlokasi di Jakarta selama kurang lebih sepuluh pekan.
Monica menjelaskan siapa pun bisa ikut serta dalam program GO-SCHOLAR TECH. Mulai dari lulusan teknik informatika hingga profesional yang ingin kembali memperdalam kemampuan pemrograman.
Dalam program yang akan berlangsung selama enam bulan ini, para peserta akan memperoleh mentoring langsung dari programmer senior. Peserta juga akan diberi kesempatan untuk mengerjakan proyek dan mengikuti magang guna mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Komitmen pelaku bisnis pada ekosistem nasional
Monica menambahkan, program ini merupakan bentuk komitmen GO-JEK untuk mendukung pengembangan ekosistem sektor teknologi di Indonesia. “Ini karena kami percaya bahwa pemanfaatan teknologi akan memiliki dampak positif yang luas bagi pembangunan Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya, penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi online lain, yaitu Grab, telah mengumumkan akan membangun pusat penelitian dan pengembangan di Jakarta sebagai pusat inovasi teknologi bagi pasar Indonesia. Perusahaan menargetkan akan merekrut 150 teknisi dalam dua tahun ke depan.
Pendiri sekaligus CEO Grab, Anthony Tan, menjanjikan untuk membawa talenta pemrogram komputer dari kantor Grab Indonesia untuk belajar ke pusat riset Grab yang berada negara lain. “Grab akan memberikan kesempatan pelatihan pemrogram Indonesia ke pusat R&D yang terletak di Singapura, Beijing, dan Seattle,” kata Anthony. [tia/ap]