Hampir 40 persen penduduk dunia terkoneksi dengan internet. Diprediksi, masih ada miliaran orang lagi yang akan menikmati internet untuk pertama kalinya melalui perangkat mobile. Gelombang next billion users ini ternyata akan datang dari negara-negara berkembang.
Di saat tren mobile di negara maju mulai melambat, hal sebaliknya justru terjadi di pasar negara berkembang. Tidak hanya jumlah pengguna internet dan perangkat mobile yang tinggi, tapi juga waktu lebih lama yang dihabiskan di hadapan layar smartphone dibanding dengan pengguna di negara maju. Di Brazil, rata-rata pengguna menghabiskan 149 menit setiap harinya di depan smartphone, India 162 menit, bahkan di Indonesia mencapai 188 menit. Bandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris yang masing-masing hanya 111 menit dan 152 menit setiap harinya.
Akan tetapi, masih banyak kendala yang ditemui oleh kebanyakan orang di negara berkembang dalam mengakses internet. Dari mulai akses internet yang belum merata, kecepatan internet yang terbatas, hingga daya beli smartphone dan paket data yang masih tergolong rendah. Kendala bahasa dan pengetahuan yang masih kurang mengenai internet di sejumlah pelosok juga menjadi penghalang masyarakat di negara berkembang untuk lebih akrab dengan internet.
Miliaran orang yang belum terkoneksi dengan internet ini disebut sebagai next billion users. Mereka yang masuk dalam golongan ini sebagian besar datang dari negara berkembang, serta merasakan pengalaman berinternet pertama kali mereka melalui smartphon. Tentunya,next billion users adalah target empuk bagi para pemain di industri mobile dan perlu diberi “perhatian khusus”.
Berbagai strategi dilakukan untuk menarik next billion users. Masih ingat saat pertama kali Google meluncurkan Android One? Google paham betul permasalahan yang dihadapi dalam negara berkembang. Maka, smartphone dengan harga terjangkau untuk kalangan entry levelini pun dihadirkan. Harganya yang murah ditambah banyaknya fitur menarik membuatsmartphone ini menarik perhatian pasar.