Visa, salah satu penyedia layanan pembayaran terkemuka di dunia, baru-baru ini merilis laporan terbaru tentang tren pembayaran di Indonesia. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia akan semakin beralih ke pembayaran nontunai dan menurunkan penggunaan uang tunai dalam dua tahun mendatang.
Menurut laporan Visa, sebanyak 77 persen konsumen di Indonesia mengakui telah mengurangi penggunaan uang tunai selama pandemi. Bukan hanya itu, 81 persen konsumen juga mengatakan bahwa mereka merasa lebih aman menggunakan pembayaran nontunai daripada uang tunai.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pembayaran nontunai di Indonesia telah meningkat pesat selama pandemi. Saat ini, 95 persen konsumen di Indonesia menggunakan pembayaran nontunai, seperti kartu kredit, debit, dan dompet digital, setidaknya sekali dalam sebulan.
Sementara itu, hanya 28 persen konsumen yang masih menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran utama mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan pembayaran nontunai dan akan semakin memilihnya di masa depan.
Kemajuan dalam teknologi pembayaran nontunai juga merupakan faktor penting yang mendorong pergeseran dari uang tunai ke pembayaran nontunai di Indonesia. Visa mencatat bahwa sekitar 71 persen responden dalam survei mereka mengatakan bahwa mereka ingin lebih banyak opsi pembayaran nontunai di masa depan.
Dengan demikian, Indonesia sepertinya akan semakin beralih ke pembayaran nontunai dan menurunkan penggunaan uang tunai dalam dua tahun mendatang. Hal ini menjadi kabar baik bagi para pengusaha dan pelaku bisnis di Indonesia untuk terus mengembangkan inovasi dan meningkatkan aksesibilitas terhadap pembayaran nontunai.