Facebook, Twitter, dan segelintir aplikasi mobile lainnya sekarang bisa bernafas lega menghadapi popularitas Pokémon GO yang dua minggu belakangan ini telah mendominasi peringkat atas aplikasi Google Play dan App Store di sejumlah negara.
Pasalnya dari data statistik yang diperlihatkan sejumlah perusahaan survei global seperti Sensor Tower, SurveyMonkey, dan Apptopia menunjukkan bahwa Pokémon GO kini mengalami penurunan jumlah pengguna aktif bulanan yang cukup signifikan di bulan pertama peluncurannya.
Tidak tanggung-tanggung, dari statistik data yang dihimpun oleh Bloomberg Markets tercatat bahwa Pokémon GO saat ini telah kehilangan 12 juta pengguna dari total angka 45 juta pemain di seluruh dunia.
Tak hanya itu saja, Bloomberg juga melaporkan bahwa angka pemakaian aktif game ini sama-sama mengalami penurunan yang signifikan sejak soft launch Pokémon GO di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada pada bulan Juli kemarin.
Dari kesimpulan data yang bersumber pada AppTopia dan Google Trend, saat ini akses Pokémon GO sudah tidak sesering penggunaannya beberapa pekan lalu. Dengan kata lain, di seluruh dunia kurang lebih hanya terdapat 30 juta pemain aktif yang masih aktif bermain dan mencari Pokémon setiap harinya.
Apa yang membuat pemain bosan dan pergi meninggalkan Pokémon GO?
Saat laporan survei di atas diterbitkan, belum ada outlet pemberitaan yang menjelaskan faktor apa yang menyebabkan penurunan jumlah pengguna aktif Pokémon GO, baik itu di iOS maupun Android. Hal tersebut cukup wajar karena data yang ditunjukkan di atas terbilang masih sangat mentah dan mungkin saja saat ini pihak penyebar survei juga masih melakukan riset untuk mengetahui faktor apa yang membuat Pokémon GO turun.
Dalam daftar ranking game terlaris di Indonesia sendiri, Pokémon GO juga mengalami kemunduran karena sudah tidak lagi menempati posisi lima besar Google Play dan juga App Store. Game tersebut saat ini harus tunduk dengan popularitas jejaring video streaming BIGO LIVE yang telah menduduki posisi pertama App Store selama beberapa hari.
Dari pengamatan saya pribadi, kemunduran popularitas Pokémon GO bisa jadi merupakan dampak dari kurang bagusnya komunikasi dan dukungan yang diberikan Niantic saat gameini dilempar ke pasar pada awal bulan Juli kemarin. Seperti yang telah saya singgung dalam ulasan Pokémon GO beberapa waktu lalu, peluncuran game ini didera banyak masalah mulai dari isu server, konsistensi mekanisme gameplay, dan yang paling parah, permasalahan cheater.
Guna mengatasi ekosistem pemain Pokémon GO yang saat ini didera para pemain curang, Niantic melakukan tindakan pelaporan ban yang kurang begitu efektif karena di beberapa kasus ada pula yang justru merugikan “pemain jujur” di luar sana.
Sistem tracking Pokémon dalam game ini juga masih belum disempurnakan hingga sekarang. Bukannya memprioritaskan sistem tracking permainan yang bermasalah, Niantic justru memperkenalkan fitur Appraisal lewat update 0.35.0.
Fitur Appraisal memang cukup membantu untuk mengetahui apakah monster kamu layak bertarung atau tidak. Namun mengingat aktivitas Gym Battle sendiri kurang banyak diminati karena faktor cheater tadi, alangkah lebih baiknya lagi jika update Pokémon GOdiprioritaskan pada fitur pencarian Pokémon lebih dulu demi faktor kesenangan bermain Pokémon GO.
Apa pun yang terjadi dengan Pokémon GO, perkembangan game ini tetaplah menjadi sesuatu yang menarik untuk diikuti mengingat jumlah unduhan, MAU, maupun lama bermain tidak selalu berkorelasi positif dengan besaran penghasilan yang diperoleh.
Entah kelak gaung fenomenanya akan mati ataupun tidak, yang jelas saat ini Niantic Labs sedang meraup keuntungan yang sama sekali tidak sedikit dari fenomena Pokémon GO di seluruh dunia. [tia/ap]
Sumber: Ars Technica, Bloomberg, dan lainnya