Sekitar 22 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1994, Jeff Bezos mendirikan sebuah e-commerce yang bernama Amazon dari garasi rumahnya. Meski mengawali bisnis sebagai toko buku online, namun Bezos sebenarnya mempunyai mimpi untuk menjadikan Amazon sebagai sebuah toko serba ada di dunia maya.
Bezos pun sukses mewujudkan mimpinya tersebut. Tak hanya di Amerika Serikat, bisnis Amazon kini juga telah hadir di berbagai negara lain seperti Inggris dan India, serta siap memasuki pasar Asia Tenggara pada tahun 2017 mendatang.
Keberhasilan ini pun membawa Bezos menjadi orang terkaya nomor lima di dunia, dengan total harta yang mencapai US$65,7 miliar (sekitar Rp876 triliun). Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang membawa Bezos berhasil membangun Amazon hingga menjadi seperti saat ini.
Hidup hemat
Bezos dikenal sebagai sosok yang suka berhemat. Ketika mendirikan Amazon di garasi rumahnya, ia bahkan membuat meja untuk bekerja dari sebuah pintu kayu yang tidak terpakai. Prinsip ini pun ia bawa ketika membangun Amazon.
Di Amazon, para karyawan harus membayar sendiri biaya parkir ketika membawa kendaraan ke kantor, snack yang tersedia di kantor Amazon pun tidak bisa diambil begitu saja secara gratis. Apabila bepergian, para karyawan Amazon pun harus rela tidur sekamar dengan rekannya yang lain.
Jangan takut mengambil risiko dan berinovasi
Sebelum membuat Amazon, Bezos sebenarnya telah mempunyai pekerjaan yang mapan di sebuah lembaga finansial bernama D.E. Shaw. Namun setelah melihat potensi internet yang begitu besar, ia pun meninggalkan pekerjaan tersebut dan membangun Amazon.
Setelah membuat Amazon, Bezos pun tak juga berhenti mengambil risiko dan melakukan inovasi. Ia pernah membuat fitur lelang seperti yang dilakukan eBay dengan nama Amazon Auctions, meski kemudian gagal. Namun setelah itu, ia sukses membuat perangkat untuk membaca e-book bernama Kindle, serta menghadirkan layanan cloud Amazon Web Services.
Di luar Amazon, Jeff Bezos pun mempunyai sebuah perusahaan pembuat roket bernama Blue Origin, serta mengakuisisi perusahaan media The Washington Post.
Ambil keputusan berdasarkan data
Manusia bisa saja salah, namun tidak dengan data. Hal inilah yang dipercaya oleh seorang Bezos. Ia pun mendapat ide membuat Amazon setelah mendapati perkembangan internet yang tumbuh 230.000 persen sepanjang tahun 1993 hingga 1994.
Hal ini pula yang ia lakukan sebelum menentukan untuk memulai Amazon dari sebuah toko buku online. Ia menemukan data kalau kamu bisa memesan hampir semua buku secara mudah, meski hanya bekerja sama dengan dua distributor besar. Selain itu, di dunia ini ada sekitar tiga juta buku cetak di dunia ini, dan tidak ada satu pun toko offline yang mampu memuat semua buku tersebut.
Hal lain yang membuat Bezos akhirnya memutuskan untuk menjual buku secara online ketika mendirikan Amazon adalah fakta kalau produk buku bisa dikirim dengan aman, jarang dikembalikan oleh pembeli, dan tidak mempunyai masa kadaluarsa.
Tidur yang cukup
Bezos merupakan salah satu founder startup yang selalu mempertahankan kualitas tidur malamnya. “Saya merasa dalam kondisi yang baik sepanjang hari bila saya tidur selama 8 jam,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Hal ini bahkan telah ia lakukan sejak bekerja di D.E. Shaw sebelum membangun Amazon. Karena saat itu ia bekerja untuk orang lain, terkadang ia pun terpaksa harus bekerja hingga larut malam. Untuk mengakali kondisi tersebut, Bezos pun membawa sebuah sleeping bag ke kantor agar bisa tetap beristirahat di sela-sela waktu bekerja. [tia/ap]