Bitcoin (BTC), cryptocurrency terbesar di dunia, memiliki sejarah volatilitas yang signifikan. Pada tahun 2017, Bitcoin pernah anjlok hingga 65,7% dalam satu siklus pasar. Jika dibandingkan dengan koreksi saat ini, penurunan harga yang terjadi dianggap sebagai bagian normal dari dinamika pasar kripto. Mengapa koreksi ini wajar, dan apa kata para ahli? Berikut ulasan lengkapnya.
Daftar Isi
Koreksi Bitcoin Saat Ini: Turun 20% ke US$82 Ribu
Bulan ini, harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 20%, mencapai level US$82.000. Meski terlihat signifikan, CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menilai ini sebagai fenomena biasa dalam siklus bull run. Dalam pernyataannya di platform X, ia menegaskan bahwa investor tidak perlu panik. “Koreksi 30% dalam siklus bull Bitcoin adalah hal lumrah. Bahkan pada 2021, harga pernah turun 53% namun tetap pulih ke all-time high (ATH),” tulisnya.
Penurunan saat ini memang terasa bagi sebagian investor, tetapi data historis menunjukkan bahwa volatilitas seperti ini adalah bagian dari perjalanan Bitcoin menuju puncak baru. Young Ju menambahkan bahwa siklus bull run sering kali diwarnai dengan koreksi sementara sebelum melanjutkan tren naik.
Sejarah Koreksi Bitcoin: Dari 65% hingga 53%
Melihat ke belakang, Bitcoin memang tidak asing dengan penurunan tajam. Pada tahun 2017, harga BTC meroket mendekati US$20.000 di kuartal terakhir, sebelum akhirnya anjlok 65,7% dalam koreksi besar. Siklus serupa terulang pada tahun 2020-2021, ketika aset digital ini turun 53% dari puncaknya, namun berhasil rebound dan mencatatkan ATH baru di US$69.000 pada November 2021.
Pola ini menunjukkan bahwa koreksi adalah bagian alami dari siklus Bitcoin. Bahkan di tengah penurunan besar, BTC selalu menunjukkan kemampuan untuk pulih dan mencapai level yang lebih tinggi, menarik minat investor jangka panjang.
Pesan Ki Young Ju: Jangan Panik, Rencanakan Investasi Anda
Ki Young Ju memberikan saran penting bagi investor Bitcoin, terutama pemula. “Jika Anda panik dan menjual sekarang, Anda mungkin belum memahami pasar ini,” katanya. Ia menekankan bahwa siklus bull run sering kali menguji kesabaran investor dengan volatilitas sementara. Investor yang sukses, menurutnya, adalah mereka yang memiliki rencana visioner dan tidak terpancing emosi pasar.
Ia juga mengkritik kebiasaan buruk beberapa investor: membeli saat harga tinggi (FOMO) dan menjual saat harga turun (panic selling). Strategi ini, kata Young Ju, justru merugikan dan bertentangan dengan prinsip investasi jangka panjang yang sehat.
Mengapa Koreksi Bitcoin Dianggap Lumrah?
Ada beberapa alasan mengapa koreksi seperti ini dianggap wajar:
- Siklus Pasar Kripto: Bitcoin mengikuti pola siklus bull dan bear yang berulang, dengan koreksi sebagai fase konsolidasi sebelum kenaikan berikutnya.
- Volatilitas Alami: Sebagai aset spekulatif, Bitcoin dikenal dengan fluktuasi harga yang besar, yang menjadi daya tarik sekaligus risikonya.
- Sentimen Pasar: Penurunan sering dipicu oleh aksi ambil untung (profit-taking) atau berita negatif, tetapi tidak selalu mencerminkan fundamental jangka panjang.
Dengan kata lain, penurunan 20% saat ini masih jauh di bawah rata-rata koreksi besar di masa lalu, seperti 65% pada 2017 atau 53% pada 2021. Ini menjadi sinyal bahwa pasar mungkin仍在 dalam fase sehat menuju pemulihan.
Apa yang Diharapkan ke Depan?
Meski tengah terkoreksi, banyak analis tetap optimis dengan prospek Bitcoin. Faktor seperti adopsi institusional, kebijakan moneter global, dan perkembangan teknologi blockchain terus mendukung pertumbuhan jangka panjang BTC. Koreksi saat ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk masuk dengan harga lebih rendah, asalkan mereka siap menghadapi volatilitas.
Ki Young Ju juga mengingatkan bahwa pemulihan ke ATH baru bukan hal mustahil, mengingat pola historis Bitcoin. “Sabar dan rencanakan langkah Anda,” pesannya kepada komunitas kripto.
Kesimpulan
Bitcoin pernah jatuh 65% pada 2017 dan 53% pada 2021, sehingga koreksi 20% saat ini ke US$82.000 dianggap wajar dalam siklus bull run. CEO CryptoQuant Ki Young Ju menegaskan bahwa volatilitas adalah bagian dari perjalanan BTC, dan investor tidak perlu panik. Dengan strategi yang tepat, koreksi ini justru bisa menjadi momen untuk mempersiapkan keuntungan di masa depan. Sejarah membuktikan: Bitcoin selalu bangkit dari penurunan terbesarnya.