Dalam sebuah unggahan yang menghebohkan di media sosial X, analisis dari Bubblemaps mengungkapkan bahwa tim di balik token LIBRA memiliki hubungan yang mencolok dengan proyek Memecoin yang dipelopori oleh istri mantan Presiden AS, Donald Trump, yaitu MELANIA. Temuan ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai integritas dan transparansi dalam dunia cryptocurrency.
Daftar Isi
Bukti Keterkaitan yang Mengguncang
Para analis mengungkapkan bahwa bukti on-chain menunjukkan keterlibatan tim yang meluncurkan LIBRA dalam peluncuran MELANIA. Mereka juga diduga melakukan aktivitas sniping pada kedua peluncuran tersebut, yang menimbulkan kecurigaan akan adanya praktik insider trading. Hal ini semakin diperparah dengan desakan untuk pemecatan Presiden Javier Milei, yang terpaksa menghadapi kritik tajam akibat kerugian besar yang ditimbulkan oleh LIBRA, yang mencapai US$107 juta. Milei sebelumnya mendukung proyek ini melalui unggahan di media sosial X, yang kini telah dihapus.
Lonjakan dan Penurunan Drastis
Setelah peluncurannya, token LIBRA sempat mencapai valuasi yang mengesankan sebesar US$4,5 miliar. Namun, dalam waktu singkat, banyak investor mengalami kerugian rata-rata lebih dari 56%. Analisis on-chain dari EmberCN menunjukkan bahwa dugaan insider trading berkontribusi pada keuntungan sekitar US$20 juta, menambah ketidakpastian di kalangan investor.
Bubblemaps juga mengidentifikasi alamat dompet Solana (SOL) dengan nama 0xcEA sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sniping peluncuran MELANIA pada 19 Januari 2024, yang menghasilkan keuntungan sebesar US$2,4 juta. Penurunan nilai LIBRA yang mencapai hampir 94% dalam waktu kurang dari empat jam setelah peluncuran memicu kepanikan di kalangan investor dan menimbulkan tuduhan manipulasi pasar.
Angka yang Mencengangkan
Tim di balik proyek LIBRA dilaporkan mencairkan total US$107 juta. Dari jumlah tersebut, delapan dompet yang terhubung berhasil mengumpulkan US$57,6 juta dalam USDC dan 249.671 SOL, yang setara dengan US$49,7 juta. Meskipun proyek ini diklaim sebagai bagian dari Viva La Libertad Project yang bertujuan mendukung ekonomi Argentina, banyak pihak mempertanyakan transparansi dan niat di balik peluncuran token ini.
Kesimpulan
Kontroversi seputar peluncuran token LIBRA dan keterkaitannya dengan proyek MELANIA menunjukkan betapa rentannya pasar cryptocurrency terhadap praktik manipulasi dan insider trading. Investor diharapkan lebih berhati-hati dan kritis dalam menilai proyek-proyek baru di dunia crypto yang semakin kompleks ini. Dengan meningkatnya perhatian terhadap transparansi dan akuntabilitas, masa depan proyek-proyek seperti LIBRA akan sangat bergantung pada kepercayaan yang dibangun di antara para investor.