Layaknya seorang traveler pemula yang baru menginjakkan kaki pertama kali ke luar negeri, seorang fresh graduate juga mengalami tantangan yang sama, yakni menemukan petunjuk hingga sampai ke tujuan untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka.
Belakangan tahun terakhir, bekerja di perusahaan startup menjadi pekerjaan yang sama seksinya dengan pekerjaan di perusahaan-perusahaan konvensional. Kini deretan startup selalu masuk ke dalam daftar perusahaan yang “diburu” oleh para fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan pertama, terutama bagi mereka yang menyukai tantangan dan lingkungan pekerjaan dinamis. Fleksibilitas dan lingkungan yang menyenangkan yang selalu diidentikkan dengan perusahaan startup memang selalu menarik di mata para fresh graduate millennial.
Saya juga seorang fresh graduate lulusan Fikom Unpad yang baru wisuda bulan Februari kemarin. Meskipun berbekal tanpa pengalaman kerja, hanya butuh waktu dua bulan bagi saya untuk akhirnya diterima di salah satu startup dengan market se-Asia Tenggara, iPrice, yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tentu bukan jalan yang mudah bagi saya untuk bisa diterima di perusahaan startup tanpa pengalaman. Berdasarkan observasi, hal yang perlu diperhatikan oleh para fresh graduate adalah, ibarat seperti kompetisi, mencari pekerjaan juga terdapat “peraturan”nya sendiri. Cara untuk memenangkan hati perusahaan impian adalah bagaimana caranya kita bisa “menjual” kualitas diri sehingga mereka tertarik untuk memperkerjakan kita.
Mungkin banyak di antara kita yang kebingungan mengapa tidak ada panggilan wawancara meskipun sudah mengirim ratusan e-mail lamaran atau berkali-kali wawancara tapi tidak kunjung dihubungi untuk proses selanjutnya. Bisa jadi ada beberapa hal yang kita lewatkan saat dalam proses pencarian kerja yang tidak kita sadari. Di artikel ini saya ingin membagikan beberapa tips yang bisa menginspirasi kita untuk bisa dinotice perusahaan startup meskipun belum memiliki pengalaman kerja.
1. Luangkan Waktu dan Energi untuk Membuat CV yang “Bagus”
Yang dimaksud dengan CV bagus di sini bukan berarti kita harus mendesainnya sedemikian rupa. Desain yang unik dan warna-warni tidak akan memberikan nilai apa-apa jika konten CV kita kosong. Dulu saya membuat eksperimen kecil-kecilan dengan membuat dua jenis CV. Pertama adalah CV satu halaman dengan desain yang ciamik namun berisi pengalaman yang singkat-singkat, yang kedua adalah CV berjumlah dua lembar dengan plain format berwarna hitam putih dengan detail pengalaman yang lebih dalam.
Hasilnya? CV dengan format hitam putihlah yang lebih sering mengantarkan saya hingga tahap wawancara saat sedang hunting pekerjaan dulu. Berikut poin-poin yang perlu ditekankan saat membuat CV yang berkualitas:
- Buang jauh-jauh pengalaman dan prestasi yang sudah lawas dan tidak relevan seperti juara menggambar tingkat SMP atau penjaga booth tiket divisi acara internal saat masih semester satu kuliah. Fokuslah pada pengalaman kita yang berhubugan dengan pekerjaan, misalnya pengalaman magang, prestasi lomba akademik saat kuliah atau menjabat posisi tinggi di kepanitiaan, komunitas, atau organisasi seperti Himpunan Mahasiswa.
- Deskripsikan pengalaman-pengalaman yang kita miliki dalam beberapa poin atau satu paragraf singkat yang menjelaskan peran kita dalam pengalaman tersebut. Misalnya pengalaman magang, tulislah apa yang pernah kita kerjakan, skill yang didapat, dan hasil/kontribusi yang kita berikan dalam program tersebut. Fokus kepada pencapaian yang kita dapatkan.
- Lampirkan portofolio singkat yang menunjukkan bukti praktis atas skill yang kita punya. Tentunya portofolio tersebut harus disesuaikan dengan posisi yang kita lamar.
Misalnya kita melamar menjadi seorang Public Relations, cantumkan portofolio yang berisi pengalaman yang berhubungan dengan PR, misalnya: press release yang pernah kita tulis, event atau kampanye yang pernah kita kerjakan, atau studi kasus yang pernah kita buat saat mengikuti lomba akademis juga memiliki nilai plus. - Jika kita melamar posisi Copywriter/Content Writer, lampirkan portofolio menulis dengan menyematkan tautan blog pribadi atau tulisan-tulisan yang pernah kita terbitkan baik di majalah atau media online.
2. Tulis Surat Lamaran Melalui E-mail dengan Benar
Meskipun artikel mengenai cara membuat surat lamaran yang baik sudah sangat berhamburan di internet, namun sepertinya masih banyak para fresh graduate yang masih belum memahami hal ini.
Mengirim surat lamaran melalui e-mail tidak semudah kita menulis Subject e-mail, mengunggah CV dan kirim tanpa menulis apa-apa di body e-mail.
Terdapat beberapa poin yang harus kita perhatikan dalam menulis surat lamaran melalui e-mail:
- Gunakan alamat e-mail yang profesional dan resmi. Jika kita masih menggunakan e-mail dengan alamat [email protected], cepat-cepatlah buat e-mail baru dengan nama panjang asli dan menggunakan penyedia e-mail yang paling umum seperti Gmail.
- Tulis Subject yang resmi dan sesuai ketentuan. Jika informasi lowongan pekerjaan meminta kita menulis Subject dengan format tertentu, maka tulislah sesuai dengan ketentuan tersebut. JIka tidak ada aturan khusus, cukup tulis Subject yang jelas dan mudah dimengerti, seperti nama dan posisi yang dilamar. Contoh: Lamaran Pekerjaan Digital Marketing – Andrew Pratama
- Cover letter merupakan hal yang discreening pertama kali saat recruiter membaca surat lamaran kita. Tulislah cover letter di body e-mail berisi perkenalan diri secara singkat dan summary dari pengalaman yang kita miliki. Tunjukkan bahwa kita adalah kandidat yang berkualitas dengan menekankan pengalaman atau prestasi terbaik dalam summary yang kita berikan.
- Tulis lamaran pekerjaan yang personal. Personal di sini bukan berarti kita menggunakan bahasa yang tidak resmi, melainkan mencantumkan nama orang dari pemilik email yang kita kirim. Misalnya “Selamat pagi Bapak Andrew,” atau “Kepada Ibu Rini dari perusahaan X” pada awal cover letter.
- Lampirkan file dengan nama yang resmi dan sesuai. Jangan pernah melampirkan file CV dan portofolio kita dengan nama-nama aneh seperti CV baru oke.docx atau portofolio-andrew-edit new.pdf. Pastikan kita sudah rename file yang akan kita unggah dan ubah semua format menjadi PDF.
3. Update Profile LinkedIn kita, Jangan Malas!
Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu tempat untuk para perekrut perusahaan startup melakukan riset mengenai calon kandidatnya adalah media sosial. LinkedIn adalah platform yang tepat untuk menunjukkan siapa diri kita dalam dunia profesional. Selain itu, banyak perusahaan startup yang melakukan riset dengan melihat profil kandidatnya melalui LinkedIn. Untuk memberikan impresi yang baik, pastikan kita telah memperbarui akun profesional di LinkedIn.
Dalam mengoptimalisasi profil, pastikan kita menggunakan foto profil yang tepat. Karena LinkedIn adalah platform media sosial profesional, maka kita pun harus menggunakan foto profil yang juga profesional. Foto profil yang baik harus fokus ke diri kita dan bukan foto kelompok. Foto profil pun harus jelas sehingga recruiter dapat dengan mudah mengenali kita. Terakhir, hindari menggunakan foto selfie untuk foto profil LinkedIn.
Berikan detail pengalaman kita sedalam mungkin. Jangan malas untuk memikirkan apa yang harus kita tulis pada kolom detail pengalaman ini. Cantumkan pencapaian-pencapaian yang pernah kita lakukan, seperti menjabat sebagai ketua pelaksana kampanye saat kuliah, ketua Himpunan Mahasiswa atau BEM, dan kejuaraan-kejuaraan yang pernah berhasil kita raih.
Mencantumkan tautan ke situs web lain atau gambar pada masing-masing pengalaman yang ada juga memiliki nilai plus, karena para recruiter akan lebih tertarik untuk membaca konten-konten yang mengandung gambar atau berita yang membuktikan pengalaman yang kita punya.
4. Persiapkan Interview dengan Matang
Jika kita mendapatkan undangan wawancara dari recruiter perusahaan startup yang kita impikan, selamat! Berarti kita berhasil membuat mereka tertarik dengan kualitas diri yang kita tunjukkan melalui CV dan portofolio yang kita kirim.
Meskipun begitu, jangan senang dulu karena kita juga harus menyiapkan diri untuk menghadapi wawancara dengan recruiter. Terlebih bagi kita yang belum memiliki pengalaman apa-apa, berikut ini terdapat hal-hal yang harus kita persiapkan sebelum menghadapi wawancara:
Belajarlah menjawab pertanyaan interview dengan benar. Caranya adalah dengan melakukan riset yang mendalam mengenai perusahaan startup yang kita lamar. Baik itu model bisnisnya secara umum, siapa kompetitornya, dan strategi-strategi yang telah dilakukan. kita juga harus melakukan riset soal posisi yang dilamar, apa tanggung jawab dan deskripsi pekerjaannya, serta pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk menunjang posisi tersebut.
Jika kita melamar di posisi marketing, pastikan kita mengetahui strategi-strategi marketing yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Kalau perlu, kita sudah menyiapkan ide-ide strategi marketing yang bisa kita kemukakan kalau kalau recruiter menanyakannya. Selalu antisipasi segala kemungkinan pertanyaan yang akan diberikan sehingga kita bisa menjawabnya dengan baik dan lancar.
Tahap wawancara juga merupakan tahap di mana kita bisa menunjukkan karakter dan kepribadian kita. Sehingga tunjukkanlah kesan yang menyenangkan namun tetap profesional saat wawancara. Berikut ini tips-tips yang bisa kita lakukan:
- Jangan gugup! Rasa gugup yang berlebihan akan membuat kita tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Lakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum menghadapi interview. kita bisa melakukan pemanasan dengan bercermin, melatih suara, atau hal-hal lain yang bisa mengurangi rasa gugup kita.
- Jawablah pertanyaan wawancara dengan mantap dan penuh percaya diri, serta suara yang jelas. Jangan menjawab malas-malasan dan terlihat kebingungan karena akan membuat kita terlihat tidak percaya diri.
- Meskipun kita belum memiliki pengalaman apa-apa, pastikan kita menyakinkan si recruiter bahwa kita adalah seorang fresh graduate yang mau belajar dan bekerja keras untuk bisa mencapai target yang kita miliki. Tetaplah menjadi seseorang yang humble meskipun kita memiliki segudang prestasi di CV kita. Yakinkan bahwa kita bisa memberikan yang terbaik.
- Ketika di akhir wawancara, pihak perusahaan bertanya “Ada pertanyaan?” jangan diam saja! Tunjukkan bahwa kita benar-benar tertarik untuk bergabung dengan perusahaan startup tersebut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti “Seperti apa bekerja di startup ini?”, “Bagaimana komposisi orang-orang yang di perusahaan ini?”. Pertanyaan tersebut akan mengarahkan pada pembicaraan yang menarik sehingga meredakan ketegangan wawancara.
- Jangan menanyakan gaji terlebih dahulu sebelum pihak perusahaan memberi tahu kita. Jika kita ditanya soal ekspektasi gaji, lakukan riset terlebih dahulu stkitar gaji fresh graduate pada perusahaan tersebut. kita bisa mencarinya lewat situs Qerja atau Glassdoor untuk menyiapkan ekspektasi gaji kita.
5. Setelah Interview, Apa yang Bisa kita Lakukan?
Setelah melewati tahap wawancara, biasanya perusahaan akan membutuhkan waktu untuk melakukan seleksi perekrutan dan memutuskan kandidat mana yang lolos ke tahap berikutnya. Waktu ideal yang diperlukan dalam proses ini biasanya sekitar 2 minggu. Di saat inilah kita bisa menunggu dan berharap-harap cemas apakah kita lolos atau tidak.
Jika kita tidak kunjung mendapatkan informasi, jadilah seseorang yang pro-aktif untuk menanyakan kepada perusahaan apakah kita lolos ke tahap berikutnya atau tidak. kita bisa melakukan follow up kepada pihak yang bersangkutan melalui e-mail atau telepon.
Salah satu alasan mengapa saya diterima di iPrice dulu adalah karena saya pro-aktif untuk follow up kepada user apakah lolos ke tahap selanjutnya atau tidak. Pihak perusahaan akan lebih menyenangi kandidat yang pro-aktif daripada kandidat yang pasif. Sehingga jadilah kandidat yang menjemput bola untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang yang penuh inisiatif. Talent seperti inilah yang dibutuhkan oleh startup.
Itulah sederet tips-tips yang membuat seorang fresh graduate bisa diterima di perusahaan startup meskipun minim pengalaman kerja. Diterima di perusahaan startup memang tidak mudah, namun juga tidak sulit bila kita mengetahui kiat-kiatnya. Selamat berjuang untuk mendapatkan pekerjaan impian!