Bisnis startup tidak hanya eksis di dunia e-commerce, transportasi, ataupun e-money. SwipeRx, platform untuk Membantu Apoteker asal Singapura ini memilih bergerak di industri kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
SwipeRx merupakan platform yang menghubungkan ahli farmasi dan apoteker se-Asia Tenggara yang juga merupakan komunitas ahli farmasi terbesar se-Asia. Platform ini dibentuk untuk mengakomodir kebutuhan ahli farmasi dan apoteker lokal untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi pasiennya. Selama 15 bulan terakhir sejak peluncurannya pada Januari 2017, terhitung lebih dari 77.000 ahli farmasi telah terdaftar sebagai pengguna SwipeRx, termasuk satu dari tiga apoteker di Indonesia dan satu dari dua apoteker di Filipina.
[postingan number=3 tag=”startup”]
Sebelum kehadiran SwipeRx, para ahli farmasi cenderung terabaikan oleh LSM, lembaga pemerintah, dan perusahaan farmasi, dikarenakan sulitnya untuk mengakses mereka. Selain itu, apotek-apotek yang berlokasi di Asia Tenggara merupakan jaringan yang terfragmentasi, dimana sebagian besar terdiri dari usaha-usaha kecil yang dijalankan oleh keluarga dan rantai perekonomian kecil lainnya – di Vietnam, misalnya, demografi ini terdiri oleh 90% dari 40.000 apotek, yang membuatnya sulit dijangkau secara langsung oleh lembaga-lembaga maupun instansi pemerintah.
Menyikapi hal ini, SwipeRx ditujukan untuk menghubungkan para apoteker dan mengintegrasikannya ke dalam satu wadah. Platform SwipeRx menyediakan berbagai kebutuhan apoteker seperti informasi lengkap mengenai obat-obatan tertentu yang terdaftar di negaranya masing-masing. Fitur ini telah digunakan lebih dari 16.000 apoteker di Asia Tenggara, dan jumlah pengguna SwipeRx terus bertambah setiap harinya.
Selain menyediakan informasi tentang obat-obatan, SwipeRx juga turut menyediakan forum diskusi dimana apoteker bisa mendapatkan saran sesama rekan satu profesinya. Setiap apoteker dapat mengajukan pertanyaan kepada komunitas SwipeRx yang terdiri dari 77.000 orang ahli farmasi se-Asia Tenggara. Hingga saat ini, lebih dari 9.700 jawaban telah diterima untuk pertanyaan yang diajukan di SwipeRx, menunjukkan bagaimana para ahli farmasi saling membantu dalam memecahkan tantangan kesehatan dikalangan masyarakat. Pengguna SwipeRx mendapatkan bantuan dalam segala hal mulai dari cara membaca resep dengan tulisan tangan yang sulit untuk dipahami hingga peraturan lokal di masing-masing daerah operasinya.
Sebanyak 5.000 apoteker juga menggunakan SwipeRx sebagai alternatif untuk menyelesaikan modul Pengembangan Profesional Berkelanjutan atau Continuing Professional Development (CPD) untuk memperbaharui lisensi mereka sejak peluncuran fitur ini pada akhir 2017. Fitur ini khusus dikembangkan agar apoteker untuk menghindari kerumitan yang mengharuskan mereka untuk mengambil cuti kerja dan bepergian untuk mendapatkan poin Satuan Kredit Partisipasi (SKP).
Dilansir dari Indotelko.com, Farouk Meralli, CEO dan pendiri mClinica, organisasi teknologi kesehatan yang menaungi SwipeRx, bangga bahwa SwipeRx sekarang memainkan peran integral dalam kehidupan sehari-hari apoteker. Meralli percaya bahwa masih ada jalan yang panjang untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperbaiki perawatan kesehatan di wilayah Asia Tenggara.
[postingan number=3 tag=”founder”]
“Keberhasilan awal SwipeRx telah memvalidasi masalah yang ingin kami pecahkan: apoteker di Asia Tenggara memerlukan alat dan sumber daya yang lebih baik, karena secara tradisional mereka masih terabaikan atas perannya dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kami disini mengutamakan para ahli farmasi. Mengembangkan SwipeRx sebagai pusat bagi para ahli farmasi sama pentingnya dengan apa yang diindikasikannya: mereka akan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada ratusan juta pasien di seluruh Asia,” ujar Meralli. Beliau turut mencatat bahwa basis pengguna, yaitu ahli-ahli farmasi yang tergabung di SwipeRx, telah menjangkau dan berhubungan dengan lebih dari 100 juta pasien setiap bulannya dalam praktek kefarmasian mereka setiap hari.