Lagi-lagi pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan oleh startup yang telah memililki nama besar dan terkenal.
Kali ini startup gim mobile dan e-sport asal India, Mobile Premier League (MPL) memutuskan untuk memangkas 100 karyawan yang dimilikinya atau 10% total pegawainya.
Padahal sebagaimana diketahui bahwa MPL sendiri telah menyandang status unicorn alias perusahaan yang nilai valuasinya sudah mencapai USD$ 1 juta atau setara Rp14 triliun.
Bukan itu saja, MPL bahkan harus gulung tikar dari Indonesia dan layanan streaming service di aplikasinya juga ditutup.
“Mohon maaf, MPL Indonesia sudah tidak menerima pengguna baru saat ini. Per tanggal 30 Mei 2022, MPL tidak lagi beroperasi di Indonesia,” tulis perusahaan di aplikasinya.
Sai Srinivas selaku Co-founder dan Chief Executive Office MPL mengatakan bahwa tingkat return di Indonesia beberapa kali lebih rendah dari India dan Amerika Serikat (AS), inilah yang menyebabkan perusahaan besar ini angkat kaki dari Tanah Air.
“Sudah waktunya untuk mengambil keputusan yang sulit dan menyebarkan kembali sumber daya di bagian lain dari bisnis,” kata Srinivas, sebagaimana yang dikutip dari Economic Times.
Perlu diketahui, MPL berdiri di tahun 2018 dan didirikan oleh Srinovas dan Shubam Malhotra.
MPL sudah tersedia di Android dan iOS yang memiliki 70 gim dengan berbagai kategori seperti olahraga, fantasi harian, kuis, board game, e-sport hingga game kasus.Â
Sekitar 90 juta pengguna menggunakan MPL dan mereka adalah kebanyakan dari India, Indonesia, Eropa dan AS.
Di tahun 2021, perusahaan ini memiliki valuasi US$1 miliar dan saat ini valuasi MPL menyentuh US$2,3 miliar.
6 Startup Gulung Tikar
Selama dua minggu belakangan, setidaknya ada 8 startup yang bubar hingga mem-PHK karyawannya.
Zenius
Zenius melakukan PHK terhadap 200 karyawannya. Alasannya karena perubahan model bisnis dan dampak ekonomi yang terjadi saat ini.
LinkAja
Startup milik Indonesia ini melakukan PHK kepada ratusan karyawannya. Ini dilakukan agar perusahaan bisa tetap bertumbuh sehat, optimal dan positif.
Fabelio
Jauh sebelum Zenius dan LinkAja, Fabelio dikabarkan memaksa puluhan karyawannya untuk mengundurkan diri jika ingin memperoleh bayaran penuh.
Tanihub
Startup asal Indonesia ini bergerak dibidang pertanian. Tanihub melakukan PHK massal setelah dua gerainya di Bandung dan Bali ditutup.
Uang Teman
Nasib karyawan dari startup Uang Teman sejatinya sudah terkatung-katung sejak tahun 2020. Selain gaji, perusahaan bahkan dikabarkan belum mebayarkan tanggungan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan karyawan.
JD.ID
JD.ID juga mem-PHK karyawannya dengan alasan mempertahankan eksistensi perusahaan dengan kondisi pasar saat ini.