“Kreativitas itu penting, tapi kreativitas saja tidak cukup,” ujar Ridwan Kamil, Walikota Bandung, saat berbicara dalam sesi Idea Conference dalam acara IdeaFest 2016.
Menurutnya, selain dimensi kreativitas, dibutuhkan pula dimensi lainnya antara lain adalah dimensi leadership alias kepemimpinan. “Bukan hanya bisa sebagai creator, tapi juga harus bisa sebagai influencer. Mengajak orang ke arah lebih maju,” jelasnya.
Memberikan contoh nyata, saat ini, Ridwan Kamil sedang mencoba menanamkan mindsetproactive government. “Perubahan itu harus dijemput, bukan ditunggu. Siapa yang menginginkan perubahan, ia harus menjemput perubahan itu,” ujarnya.
[postingan number=3 tag=”startup”]
Di sesinya yang bertopik “How Creativity Can Fuel Up Your City”, ia mengutarakan pandangannya mengenai situasi dunia saat ini, yang perlu disikapi secara khusus. Berikut empat pandangannya:
Daftar Isi
1. Dunia semakin kompetitif
“Siapa yang sadar inovasi, ia yang bisa berbeda, ia yang bisa melakukan interactive innovation, menemukan hal-hal baru dalam rutinitas, ia yang akan menang,” katanya.
Semakin hari, semakin banyak orang kreatif bermunculan. Terbukti dari semakin banyak pula aneka temuan dan teknologi baru bermunculan. Oleh karena itu, seiring dengan semakin banyaknya aktor-aktor kreatif, sehingga dunia masa kini begitu kompetitif, maka mereka yang bisa bertahan dan berkembang adalah mereka yang tidak hanya kreatif, tapi juga menguasai dimensi lainnya.
“Tambahlah terus kualitas daya saing kita, misalnya dari segi kepemimpinan, pendidikan, penguasaan bahasa asing, kemampuan ekstra, dan lainnya,” katanya.
2. Dunia semakin ekstrem
“Hari ini, ada kejadian kecelakaan misalnya, kalau orang dulu kan menolong dulu baru memotret, tapi kalau orang-orang sekarang, biasanya memotret dulu baru menolong,” katanya, membuka pembahasan pada poin ini.
Budaya-budaya positif, seperti kemanusiaan, toleransi, solidaritas, bisa dibilang kian lama kian memudar. Ridwan Kamil berpesan, agar jangan sampai aneka kreativitas dan teknologi baru yang bermunculan, malah menciptakan kesenjangan sosial. Justru, bangsa yang ‘terlihat’ kokoh, seharusnya juga kokoh di dalamnya.
Menyadarai ironisnya fakta ini, salah satu upaya yang dilakukan Ridwan Kamil misalnya, memperbanyak taman-taman di Bandung, yang bisa jadi ruang-ruang pertemuan publik. Tujuannya, membangun kembali budaya komunikasi yang baik, salah satunya komunikasi antara kaum atas dan bawah.
Ridwan Kamil juga menerapkan indeks kebahagiaan dalam pengaturan program-program pemerintahannya, dengan tujuan utama, membuat warganya bahagia. Karena menurutnya, kebahagiaan dan kemanusiaan, seharusnya tetap menjadi prioritas sampai kapanpun, dan tidak boleh tergerus dengan kemajuan zaman.
3. Dunia semakin berbahaya
Tidak jarang kita dengar, korban berjatuhan akibat tindakan terorisme. Hal ini tidak menutup kemungkinan, kehadiran aktivitas terorisme yang akan merambah dunia di era digital ini juga.
Keadaan ini tentunya menuntut kewaspadaan, namun di sisi lain, masyarakat Indonesia dinilai Ridwan Kamil, memiliki rasa kesatuan yang cukup tinggi. Rasa kesatuan ini yang mencegah perpecahan antara suku dan budaya yang beraneka ragam ini. Dengan dunia yang semakin berbahaya, menurut Ridwan Kamil, penting diingat bahwa kekompakan antar pemimpin kota di Indonesia begitu penting, yang direkatkan dengan Pancasila.
4. Dunia semakin terkoneksi
Ridwan Kamil terkenal sebagai salah satu pejabat publik yang begitu fasih menggunakan media sosial, dan punya pengikut banyak di berbagai akun media sosialnya. Ridwan Kamil mendorong pemanfaatan teknologi dengan baik dan benar, termasuk kepada jajaran dinas di bawahnya, untuk menggunakan media sosial Twitter sebagai media untuk dekat dengan publik, dan melaporkan hasil pekerjaan mereka.
Ridwan Kamil mengakui bahwa ia sudah pernah dibohongi oleh salah seorang bawahannya mengenai laporan kerja. Oleh karena itu, kini setiap dinas di Bandung, ia mewajibkan untuk mem-posting satu foto dari kegiatan setiap hari nya, sebelum dan sesudah (before and after). Saat ini, ada sekitar 200 posting dihasilkan tiap hari oleh dinas-dinas Bandung.
Di setiap era di kehidupan, ada generasi dibelakangnya yang menjalankan peranan penting untuk menciptakan gebrakan-gebrakan baru. Saat ini, generasi millennial adalah yang menjadi aktor era ini.
Generasi inilah yang paling mengerti mengenai era digital, dan yang paling tahu adanya kesempatan besar di balik ini. Melanjutkan pembahasannya yang inspiratif dan penuh canda ini, Ridwan Kamil berbagi tip untuk generasi millennial menghadapi dunia yang sudah berubah kini. Yuk, simak keenam sikap mental ini yang harus kita miliki!
- Man of Value: “Bukan menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku perubahan. Bukan sekadar menjadi pelaku perubahan, tetapi juga memberikan nilai di baliknya,” kata Ridwan Kamil.
- Change maker: “Kalau kamu kreatif buat diri sendiri, sudah banyak yang seperti itu. Yang keren itu, kalau kamu kreatif buat masyarakat, mengubah orang miskin, mengubah orang bodoh. Kalau cuma menjadi kaya itu sudah biasa, coba pikirkan bagaimana menjadi yang berdampak,” ucap Ridwan Kamil.
- Risk taker: Setiap tindakan yang diambil pasti memiliki risikonya masing-masing. Perbedaannya hanya pada seberapa besar risiko yang akan dipilih. “Semakin hasil yang diinginkan bagus, maka risikonya akan semakin besar, tapi jangan takut,” kata Ridwan Kamil.
- Visionary: Tidak hanya beripikir dua atau lima tahun ke depan, tetapi berpikirlah 20 tahun lagi mau menjadi apa, dan bagaimana caranya? “Apakah dengan visi tersebut bisa membuatmu menguasai indonesia, bahkan menguasai dunia dengan kreativitas-kreativitas?,” katanya.
- Innovative: Setiap orang diberi otak yang sama, artinya, semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama untuk berinovasi. “Oleh karena itu, jangan meremehkan kemampuan otakmu,” katanya.
- Strong will: Ridwan Kamil mengatakan, “Kamu memimpin diri sendiri, it’s not problem. Ketika kamu memimpin perusahaan yang berisi lima orang, tentu kamu sudah harus punya leadership. Kamu memimpin seruangan berisi 1000 orang, kamu harus punya cara sendiri. Begitu juga ketika kamu memimpin jutaan orang,” katanya. Strong will perlu untuk terus belajar. Dan Keinginan yang kuat dan diimbangi kerendahan hati, itulah yang akan membawa perubahan di era ini. Dan itulah cara Ridwan Kamil, memimpin kota Bandung yang berpopulasi 2,4 juta orang.
Tidak hanya berbicara, Ridwan Kamil telah membuktikan perkataannya melalui tindakan nyata. Ia misalnya, membantu UKM Bandung go digital, membawa kota bandung sebagai kota pertama yang akan join digital economy ASEAN, membuka toko ‘Retail Bandung’ yang menghadirkan produk-produk ekonomi kreatif di negara lain, membuat situs online untuk masyarakat Bandung mengaspirasikan pendapatnya, dan masih banyak lainnya.
Menutup sesinya, ia memberikan pesan penting untuk generasi millennial, “Milikilah semangat membawa perubahan kepada masyarakat Indonesia.” (ST/DI/AP)