Menambah panjang daftar pelaku e-commerce yang mengincar pasar muslim di Indonesia, pada 24 Mei 2017 lalu Muslimah Center resmi diperkenalkan ke publik. Meski peluncurannya baru dilakukan mendekati Ramadan, namun mereka sebenarnya telah beroperasi sejak Februari 2017.
Startup ini didirikan oleh Teguh Arifianto dan ada di bawah naungan PT Sabrina Rekha Bangun, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti dan pengadaan alat-alat sekolah.
Sesuai namanya, Muslimah Center menyasar para wanita muslim sebagai target utama. Produk yang disediakan pun cukup beragam, dari mulai baju muslim, perlengkapan salat, hingga kosmetik.
Ajak UKM bekerja sama
Untuk mendapatkan produk, Muslimah Center bekerja sama dengan beragam usaha kecil menengah (UKM) dan menerapkan sistem konsinyasi. Dengan begitu, Muslimah Center bisa memberikan harga yang lebih rendah, karena harga yang didapat pun langsung dari produsen atau UKM itu sendiri.
Menurut Djaka, VP of Business Development Muslimah Center, langkah ini juga diambil untuk membantu UKM. “UKM dapat fokus di bagian produksi dan pengembangan produk, sementara kami menangani dari segi marketing secara online, pengiriman, penyimpanan barang, foto produk, bahkan customer service juga kami bantu,” jelasnya.
Selama tiga bulan sejak pertama kali beroperasi, startup ini telah melayani sekitar seribu transaksi. Selain itu, mereka juga telah bekerja sama dengan 30 UKM dan memiliki sekitar 300 varian produk.
Promosi tanpa diskon gila-gilaan
Dalam memperkenalkan Muslimah Center, Djaka menyatakan pihaknya enggan melakukan promosi atau diskon gila-gilaan. “Kita berusaha tidak memberikan diskon yang terlalu berlebihan karena kita sendiri mencoba mengubah stigma e-commerce di Indonesia,” kata Djaka
Ia berharap, ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengedukasi pengguna e-commerce di Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap diskon. “Bahkan sekarang konsumen di Indonesia ada yang tidak akan beli kalau sedang tidak ada promo,” kata Djaka, “kalau seperti itu berarti kita sudah mencoba untuk menstimulasi orang Indonesia untuk selalu diberikan promosi.”
Alih-alih memberikan diskon atau promo dalam jumlah besar, Muslimah Center lebih memilih untuk menambah variasi produk dengan target dan rentang harga yang lebih luas. Dengan begitu, mereka dapat menjangkau segala kalangan. Calon pembeli juga dapat menentukan produk dan rentang harga yang cocok dengan daya beli serta selera masing-masing.
Targetkan ribuan produk di Muslimah Center
Menurut Djaka, Muslimah Center menargetkan sampai akhir tahun ini bisa mendapatkan tujuh ribu produk yang terdaftar di situsnya. “Kita berusaha untuk sebanyak-banyaknya kita adakan, karena yang namanya tren akan berubah, berganti-ganti seiring waktu,” ujar Djaka.
Djaka sendiri dipercaya untuk menangani Muslimah Center karena ia dianggap telah cukup berpengalaman di ranah e-commerce dan industri digital. Sebelumnya, ia pernah ikut mendirikan Disdus bersama Jason Lamuda dan Ferry Tenka, serta terlibat dalam sejumlah startup lainnya seperti Utees.me, dan Klik Today yang kini berubah nama menjadi Kufed.
Persaingan di ranah e-commerce yang menargetkan pasar muslim sebagai sasaran utamanya terbilang cukup subur di tanah air. Di antaranya Hijabenka, Hijup, dan Muslimarket.
Meski kompetisi semakin sengit, Muslimah Center masih memiliki peluang untuk bersaing karena belum ada pelaku e-commerce yang mendominasi pasar tersebut. Visi mereka yang hendak memperbanyak variasi produk agar dapat menyentuh kalangan lebih luas, dipadu dengan strategi menggandeng UKM, juga bisa menjadi salah satu kekuatan kompetitif. [tia/ap]