Saat ini banyak developer yang memiliki ide brilian untuk membuat game, bahkan beberapa di antaranya sempat menjadi game yang ikonik dan memiliki banyak penggemar, contoh kecilnya adalah game buatan CD Red Projekt, The Witcher.
Namun pada akhirnya memang tidak semua game tersebut laku di pasaran. Bahkan saat ini banyak sekali game yang dianggap kurang ide dan justru menghadirkan pengalaman yang monoton ketika bermain game, hal inilah yang menjadi masalah di konsol next gen.
Konsol next gen memang sukses membuat kita terpukau secara grafis, tapi tidak secara pengalaman. Jujur saja, penulis merasakan pengalaman yang biasa saja ketika bermain game-game di konsol next gen.
Bermain Assassin’s Creed Unity tidak jauh berbeda dengan bermain Batman Arkham Series, padahal ketika bermain game di konsol jadul, kita akan menemukan perbedaan yang luar biasa dari game yang satu ke game yang lain meski masih satu genre.
Hal inilah yang pada akhirnya mendorong beberapa developer melakukan remake game atau membuat ulang sebuah game yang pernah ada sebelumnya. Game yang paling banyak di-remake adalah game dari konsol PS1.
Duniaku.net akan mencoba membahas, mengapa developer banyak melakukan remake game saat ini?
4. Game Jadul Punya Fan Base Banyak
Resident Evil, Crash Bandicoot, dan Final Fantasy adalah game keren yang punya banyak fan base di zamannya, tapi para penggemar itu tidak hilang begitu saja karena mereka tetap ada hingga saat ini.
Tentu saja dengan melakukan remake, para penggemar game-game lawas pasti akan berlomba-lomba untuk membeli game yang di-remake itu. Pengalaman bermain yang tetap sama, namun dengan peningkatan grafis yang siginfikan membuat para gamer tanpa pikir panjang pasti akan membeli game tersebut.
Resident Evil dan Crash Bandicoot sudah membuktikannya, Final Fantasy VII Remake saat ini juga sedang dinanti oleh para penggemarnya.
3. Bisa Untung Tanpa Harus Pikirkan Konsep Berlebihan
Memang terkesan culas, tapi begitulah keadaannya. Proses remake tentu saja akan sedikit lebih sederhana daripada membuat game tersebut dari awal. Biasanya, para developer akan meningkatkan grafis dan menambahkan sedikit elemen baru untuk game remake buatan mereka.
Tapi kalau penulis pribadi sih, mendukung para developer melakukan remake game karena kita bisa bernostalgia dengan pengalaman yang serupa namun juga dengan kepuasaan grafis yang sangat jauh berbeda.
Hingga saat ini pun tidak ada yang protes soal remake Resident Evil, itu karena mereka benar-benar menyukainya.
2. Jadi Alat Terbaik Menarik Minat Gamer
Membangun hype ketika game akan rilis atau game dalam proses pembuatan menjadi hal yang paling efektif untuk membuat game tersebut laku di pasaran. Tapi, bila yang dirilis adalah game baru yang belum pernah dibuat sebelumnya, gamer akan menerka-nerka dan bila menurut mereka tidak menarik, mereka tak akan membelinya.
Bila game remake, para gamer sudah punya gambaran bagaimana mekanisme game tersebut dulunya. Bila yang di-remake game sekelas Final Fantasy VII, sudah dipastikan game tersebut akan laku keras.
Bahkan orang yang tak kenal Final Fantasy VII pun kemungkinan akan membelinya karena hype yang dibangun sudah sangat tinggi.
1. Mentok Melakukan Inovasi
Untung melakukan inovasi tentu saja banyak hal yang harus dikorbankan seperti uang, waktu, dan tenaga. Inovasi juga tidak cukup dilakukan dalam hitungan hari, karena rata-rata inovasi dilakukan berbulan-bulan.
Berinovasi sama seperti membeli kucing dalam karung, terkadang inovasi itu berhasil dan laku di pasaran, tapi kadang-kadang malah berakhir mengecewakan. Hal ini sama seperti kasus Assassin’s Creed Unity yang dianggap inovatif namun justru berakhir mengecewakan.
Saat tidak melakukan inovasi, developer pasti tidak akan mendapatkan untuk karena tidak ada game baru yang dibuat. Namun untuk mengakali hal itu, tentu saja remake game menjadi jalan terbaik apalagi platform atau mesin game lawan memiliki segudang inovasi menarik yang apabila didaur ulang bisa menjadi hal yang positif dan menguntungkan. [dk/ap]