Trentech.id
No Result
View All Result
Login / Register
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Trentech.id
No Result
View All Result

Sharing Pengalaman Berharga oleh Mujiyanto, Setelah Gagal Bangun 2 Startup

3 October 2017
in Startup
Sharing Pengalaman Berharga oleh Mujiyanto, Setelah Gagal Bangun 2 Startup
1.4k
VIEWS

Daftar Isi

  • Jangan terlalu bangga dengan ide yang tidak dijalankan orang lain
  • Eksekusi dan fokus jauh lebih penting dibanding ide
  • Kembali mencoba peruntungan di bidang pertanian
Berikan rating

Seperti layaknya lulusan IT yang lain, Mujiyanto mempunyai banyak sekali ide yang kemudian ia tuangkan menjadi berbagai produk dan aplikasi. Pria yang mengenyam pendidikan di jurusan Teknik Informatika Amikom Yogyakarta ini lalu membawa berbagai produk yang ia buat ke beberapa kompetisi, seperti Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA), Solusi Desa Broadband Terpadu, hingga BNI Hackfest.

Selepas kuliah, ia pun bekerja di berbagai perusahaan teknologi, yang membawa dirinya kemudian beberapa kali mengerjakan proyek dari lembaga pemerintah. Itulah mengapa ketika tren startup muncul beberapa tahun lalu, ia pun langsung tertarik untuk berkecimpung di dalamnya.

Sejak tahun 2012, ia telah mulai mendirikan startup pertamanya yang bernama Barter Indonesia, meski akhirnya gagal. Tidak putus asa, ia pun kembali mencoba mendirikan startup bernama Londrio di tahun 2015, yang juga berakhir dengan kegagalan. Dan kini, bermodal pelajaran yang ia dapat di startup sebelumnya, ia pun kembali dengan startup baru di bidang pertanian.

Apa saja pelajaran yang ia dapat dari jatuh bangun mendirikan startup? Beginilah kisah Mujiyanto yang ia ceritakan berikut ini.

Jangan terlalu bangga dengan ide yang tidak dijalankan orang lain

Chatbot Idea | Illustration

Lima tahun yang lalu, Mujiyanto membuat sebuah startup yang memungkinkan para pengguna untuk saling bertukar barang, yang bernama Barter Indonesia. Layanan ini serupa dengan yang dihadirkan startup asal Filipina yang bernama Magpalitan, yang juga sudah tidak beroperasi saat ini.

Awalnya ia membangun situs tersebut seorang diri, sebelum kemudian mengajak dua orang rekannya untuk bergabung. Ia merasa bahwa ide startup miliknya merupakan ide cemerlang karena belum ada yang melakukan hal serupa di Indonesia.

“Saat itu saya belum terlalu mengerti tentang apa itu startup, bagaimana bisnis modelnya, dan apa itu perusahaan modal ventura (venture capital). Saya hanya berpikir jika situs itu nantinya dikunjungi banyak orang, maka saya bisa pasang iklan dengan Google AdSense,” tutur Mujiyanto.

Setahun berlalu, ia tidak kunjung melihat penambahan pengunjung. Situs tersebut pun akhirnya mati tidak terawat.

Dari situ saya belajar bahwa apabila tidak ada seorang pun yang menjalankan startup dengan bisnis yang serupa dengan kita, maka ada dua kemungkinan. Pertama, memang sudah ada yang membuat dan gagal. Kedua, sudah ada yang pernah membuktikan bahwa ide bisnis tersebut memang tidak bisa diterima pasar atau menghasilkan uang

 Mujiyanto,

Eksekusi dan fokus jauh lebih penting dibanding ide

Jam Kerja | Fokus

Pada tahun 2015, Mujiyanto kembali mendapatkan ide bisnis berupa startup laundry on demand, yang kemudian ia beri nama Londrio. Ia tertarik dengan bisnis tersebut setelah mendengar kabar GO-JEK yang mulai beranjak sukses, dan merasakan sendiri rasa malas ketika hendak menggunakan jasa laundry konvensional.

Tidak ingin merasakan kegagalan seperti startup pertamanya, ia pun coba meriset terlebih dahulu tentang ide bisnis tersebut. Ia pun menemukan sebuah startup di Amerika Serikat yang menjalankan bisnis serupa dan berhasil mendapat pendanaan. Sebelum mulai mendirikan Londrio, ia pun mencoba belajar dari beberapa buku startup.

“Saya pun mulai dengan melakukan survei ke beberapa kampus, hingga mencari mentor salah satu dosen manajemen di STIE YKPN. Dan dari situ saya berkesimpulan bahwa ide bisnis ini akan sukses,” ujar Mujiyanto.

Kali ini, ia pun kembali mengajak dua orang rekannya untuk bergabung, yaitu Rahmad Didik dan Endah Pratiwi. Namun alih-alih membangun produk yang baik, ia justru fokus untuk masuk ke program akselerator seperti Google Launchpad. Ketika akhirnya gagal diterima, mereka pun tidak melanjutkan pengembangan startuptersebut.

“Saya kemudian kaget ketika mendengar berita startup laundry Ahlijasa berhasil menjadi juara Startup World Cup regional Indonesia. Saya pun belajar bahwa yang terpenting dalam membangun startup bukan hanya ide yang baik, tapi juga fokus dan eksekusi,” kenang Mujiyanto.

Kembali mencoba peruntungan di bidang pertanian

Simbah 1

Tidak kapok dengan dua kegagalan sebelumnya, Mujiyanto kemudian kembali membuat startup bernama Simbah. Untuk startup ini, ia pun mengajak rekannya Laili Annas Sholikhan untuk bergabung sebagai CTO, serta beberapa rekannya di startupsebelumnya.

“Keputusan ini kami ambil setelah berhasil memenangkan kompetisi Solusi Desa Broadband Terpadu yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” tutur Mujiyanto.

Simbah sendiri merupakan aplikasi mobile yang bisa memberikan informasi kepada para petani untuk bisa meningkatkan produktivitas mereka. Mereka bahkan bisa merekomendasikan tanaman apa yang cocok untuk ditanam di daerah tertentu. Selain itu, Simbah juga menghadirkan layanan yang bisa membantu penjualan hasil panen dari petani langsung kepada konsumen.

Berkat kerja sama dengan Kominfo, Simbah saat ini telah digunakan oleh petani di tiga puluh desa yang tersebar di tiga kabupaten, yaitu Boyolali, Grobogan, dan Atambua. Kominfo sendiri menargetkan Simbah agar bisa diimplementasikan di sekitar empat ratus desa di seluruh Indonesia.

Menurut Mujiyanto, saat ini pihaknya telah menerima lebih dari 100 ribu pertanyaan per bulan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan coba ia kelola dan balas dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning. Mereka pun telah memfasilitasi sekitar seratus transaksi hasil pertanian seperti cabai, bawang, dan beras.

Sejauh ini, Simbah telah mempunyai tujuh karyawan yang mayoritas merupakan developer. Untuk menjalankan operasional, Simbah pun mengaku telah mendapat pendanaan dari angel investor.

“Saat ini, kami masih menghadapi tantangan di bidang edukasi masyarakat. Untuk mengatasi itu, kami pun memilih seorang petani muda di masing-masing kelompok tani yang nantinya bisa mengedukasi para petani lain di kelompoknya,” pungkas Mujiyanto.

Di Indonesia sendiri kini telah banyak startup yang berusaha mengatasi masalah pertanian, mulai dari Eragano, TaniHub, 8Villages, hingga iGrow. Menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Simbah ke depannya, dan pelajaran apa lagi yang nantinya bisa ia bagikan kepada kita semua. [tia

/ap]
Tags: 1000 startup digital8villagereraganoigrowstartupstartup pertaniantanihub
Angga Permana

Angga Permana

Maju terus sampai TUNTASSS!

Related Posts

phk shopee

Shopee Bakal PHK Besar-besaran di Sejumlah Negara, Indonesia Termasuk?

16 June 2022
1.4k

Salah satu platform e-commerce populer di Asia Tenggara, Shopee dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di beberapa negara....

pitching startup

Founder Startup Sering Melewatkan Ini Saat Pitching

16 June 2022
1.4k

Founder startup sering menyampaikan pitching dengan sukses bisa dianalogikan seperti menyodorkan lembar cek kosong untuk diisi oleh investor. Saking besarnya...

pendiri startup

58 Persen Pendiri Startup Sukses Bukan Kuliah Jurusan Teknologi

15 June 2022
1.4k

Di artikel sebelumnya kami membahas perguruan tinggi yang mencetak pendiri startup sukses Indonesia. Berkolaborasi dengan Venturra, iPrice Group membandingkan 50+ startup dan 100+ pendiri startup untuk menganalisis latar belakang...

Terpopuler

  • tidak bisa akses whatsapp

    Cek Deretan HP yang Tak Bisa Lagi Akses WhatsApp di Tahun Ini

    109 shares
    Share 44 Tweet 27
  • 8 Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

    404 shares
    Share 161 Tweet 101
  • Kumpulan Materi Kuliah Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer

    191 shares
    Share 76 Tweet 48
  • Pakai Sensor RGBW Pertama di Dunia, Cek Spesifikasi Tecno Camon 19 Pro

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Inilah Kumpulan Co-Working Space di Jakarta yang Wajib Kamu Coba

    124 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Google Buat Email Lebih Dinamis Dengan AMP Untuk Email

    121 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Cara Ampuh Market Validation untuk Melakukan Validasi Ide Startup

    156 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Manfaat Belajar Bahasa Pemrograman untuk Kehidupan

    140 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Pengertian Valuasi Startup dan Cara Hitungnya pada Tahap Awal Bisnis

    133 shares
    Share 53 Tweet 33
  • Ini Dia 6 Tips Main PUBG Mobile Paling Laki

    111 shares
    Share 44 Tweet 28

About . Contact . Partnership

Trentech.id adalah situs yang menyajikan konten tentang startup, bisnis, game, event, hingga informasi pekerjaan. Trentech berusaha memberikan konten yang berkualitas untuk para pembacanya agar dapat menjadi rujukan utama mengenai dunia teknologi pada khususnya. Tim trentech terdiri dari orang – orang yang berkompeten dibidangnya, dan akan selalu mendukung karya – karya terbaik anak bangsa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para startup agar dapat publish karyanya di trentech.

Trentech ID

  • About
  • Contact
  • Partnership
  • Panduan Penulis
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Tools

  • Harga Crypto Terbaru
  • Cek Ongkir
  • Cek Resi
  • Cek Domain
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Login / Register

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Sign Up
Forgot Password?
Lost your password? Please enter your username or email address. You will receive a link to create a new password via email.