Seiring makin dekatnya hari raya Imlek, banyak organisasi di Cina yang mengadakan acara akhir tahun. Pada satu acara yang diadakan belum lama ini di China Entrepreneur Club, pendiri Alibaba, Jack Ma, hadir memberi orasi singkat.
Dalam kesempatan tersebut, ia berbicara mengenai sebab kepergiannya dari dunia mengajar dan bagaimana ia bisa terdampar di dunia startup:
Pada tahun 1994, saya sudah menginjak usia kepala tiga, dan saya telah mengajar selama enam tahun. Saya lulus dari universitas pendidikan Hangzhou Normal. Saya adalah satu-satunya di antara teman seangkatan saya yang ditugaskan untuk mengajar di kampus; lebih dari 500 mahasiswa lainnya ditransfer ke berbagai SMP dan SMA.
Presiden sekolah kami mengatakan ini kepada saya: “Jack Ma, kamu akan ditugaskan untuk mengajar di kampus, jangan tinggalkan pekerjaan kamu setidaknya selama lima tahun.”
Saya belum tahu kalau gaji dosen ternyata sangat kecil, hanya sekitar CNY90 (sekitar Rp180 ribu) perbulan. Kalau dari awal saya tahu, mungkin saya akan mengundurkan diri lebih cepat.
Namun saya telanjur bilang pada presiden bahwa saya mau bertahan, jadi saya bertahan mengajar selama enam tahun. Pada tahun 1994, saat akhirnya genap enam tahun, rasanya saya seperti terbebas dari belenggu penjara.
Pada tahun itu juga saya merantau ke Amerika Serikat dan berkenalan dengan yang namanya internet. Ketika saya kembali ke Cina, saya langsung mengambil ancang-ancang untuk mendirikan sebuah startup.
Saya tidak tahu bagaimana caranya membangun startup. Saya tak punya pengalaman dan tak tahu harus mulai dari mana. Setelah kembali, saya bilang pada presiden sekolah bahwa saya bersiap untuk membangun startup yang ada hubungannya dengan hal yang bernama internet.
Dia merupakan lulusan universitas Stanford yang telah mempelajari dunia komputer. Namun setelah cukup lama menjelaskan maksud saya, ia tetap tak mengerti, dan begitupun saya sendiri.
Ia bilang: “Jack Ma, jangan mengundurkan diri.” Tapi saya tetap bersikeras, dan saya rasa saya butuh waktu sepuluh tahun untuk mencoba hal baru ini. Seminggu kemudian, saya undang 24 teman saya untuk mendiskusikan hal ini. Sebanyak 23 orang teman saya itu menganjurkan agar saya tak melakukannya, dan bahkan mereka tak mengerti apa yang saya bicarakan.
Hanya satu teman saya yang setuju agar saya mencoba. Keesokan paginya, saya putuskan untuk tak menghiraukan anjuran teman saya yang menolak, dan tetap mencoba menjalankan rencana saya.
Saya serahkan surat pengunduran diri saya. Di hadapan para staf sekolah yang lain, presiden sekolah mengatakan bahwa saya bisa kembali mengajar andai saya gagal nanti. Saya bilang kalau saya ingin pensiun dari dunia mengajar dan akan kembali sepuluh tahun lagi, bagaimanapun hasilnya. Begitulah awalnya saya membangun startup.
Saat itu saya tak begitu paham dengan yang namanya internet. Saya tak punya sedikitpun pengalaman. Namun setelah mencoba mengarungi dunia ini selama sepuluh tahun, dan tak terasa waktu sudah berganti menjadi tahun 2004, saya merasa kalau saya masih ingin menyelami dunia ini.
Kini, tahun sudah menginjak angka 2016, dan saya masih belum tahu kapan saya akan kembali mengajar. Namun sepertinya hari itu kian mendekat. Jadi seperti itulah masalah saya saat ini: saya masih melaju di jalan ini (startup), dan entah kapan saya akan kembali (mengajar). [tia/ap]