Baru-baru ini akselerator startup terkemuka, Y Combinator, melakukan wawancara berdurasi 30 menit dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Berikut adalah beberapa hal penting yang terungkap di wawancara tersebut.
Daftar Isi
- Minat Zuckerberg terhadap psikologi menuntunnya pada Facebook
- Baca lagi
- Meta Batasi Konten untuk Remaja
- Threads: Twitter Clone dengan Pengguna Sangat Banyak
- Product Market Fit: Menemukan Kebutuhan Pasar yang Tepat
- Facebook adalah penggabungan dari banyak eksperimen kecil yang ia lakukan di Harvard
- Seperti Google dan lainnya, Mark Zuckerberg tidak berniat menjadikan Facebook sebagai bisnis penuh
- Mulailah dengan keinginan memecahkan masalah, bukan karena ingin membangun sebuah perusahaan
- Seluruh tim manajemen Facebook pergi setelah Zuckerberg memutuskan untuk tidak menjual perusahaannya kepada Yahoo
- Ada puluhan ribu versi Facebook yang berjalan dalam satu waktu
- Versi pertama News Feed cukup simpel
Mark mempelajari psikologi dan ilmu komputer sewaktu kuliah, dan ia terpesona dengan apa yang dapat membuat orang tertarik dengan sesuatu.
Salah satu hal yang kamu pelajari dari psikologi adalah bahwa ada bagian-bagian dari otak kita yang digunakan untuk memahami orang, bahasa, cara berkomunikasi dengan satu sama lain, ekspresi wajah, emosi, dan bagaimana memprosesnya.
Namun saat memperhatikan internet pada tahun 2004, masa ketika saya baru memulai [Facebook], kamu bisa menemukan hampir apa pun yang kamu inginkan. Kamu bisa menemukan berita, film, musik, dan bahan referensi. Sayangnya, satu hal terpenting bagi seseorang, yakni [informasi tentang] orang lain dan memahami apa yang terjadi dengan mereka, belum ada [di internet].
Zuckerberg menyadari bahwa untuk mengumpulkan dan menyusun informasi tentang orang, ia perlu membangun alat yang memungkinkan mereka mengekspresikan diri mereka sendiri.
Facebook adalah penggabungan dari banyak eksperimen kecil yang ia lakukan di Harvard
Mungkin ada sekitar sepuluh hal lainnya yang saya kembangkan ketika di Harvard, sampai akhirnya saya benar-benar membangun versi pertama Facebook yang menggabungkan banyak hal dari itu semua.
Salah satunya adalah Course Match, sebuah platform yang memungkinkan mahasiswa melihat siapa mahasiswa lain yang mengambil mata kuliah sama dengan mereka.
Orang-orang menghabiskan waktu berjam-jam di platform ini. Mereka melihat mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa lain. Dan wow, bukankah menarik melihat betapa orang begitu berminat pada hal-hal ini? Padahal isinya hanya teks, kan? Tidak ada yang super menarik di sana, tapi itu menyadarkan saya tentang bagaimana orang memiliki rasa haus untuk memahami apa yang terjadi pada orang-orang di sekitarnya.
Seperti Google dan lainnya, Mark Zuckerberg tidak berniat menjadikan Facebook sebagai bisnis penuh
Setelah meluncurkan versi pertama Facebook, Zuckerberg berbincang dengan temannya tentang kemungkinan bahwa suatu saat nanti seseorang akan membuat Facebook untuk seluruh dunia. Mereka tidak pernah berpikir bahwa merekalah yang akan melakukannya.
Mulailah dengan keinginan memecahkan masalah, bukan karena ingin membangun sebuah perusahaan
Zuckerberg percaya bahwa wirausahawan harus mulai dengan memecahkan masalah, bukan langsung bertekad mendirikan perusahaan dari awal. Ia berpendapat bahwa banyak foundertop di Silicon Valley punya pendirian yang sama.
Saya pikir ini adalah semacam hal yang salah tentang Silicon Valley, di mana orang sering memutuskan ingin mendirikan perusahaan sebelum tahu apa yang ingin mereka lakukan. Saya merasa itu adalah benar-benar terbalik.
Seluruh tim manajemen Facebook pergi setelah Zuckerberg memutuskan untuk tidak menjual perusahaannya kepada Yahoo
Zuckerberg merasa gagal mengomunikasikan visinya untuk Facebook secara tepat kepada para karyawan. Hasilnya, banyak dari mereka yang mengharapkannya menjual Facebook kepada Yahoo. Akhirnya, seluruh tim manajemen awal Facebook keluar dari perusahaan. Pada saat itu, Facebook yang hanya memiliki 10 juta pengguna masih jauh dari kata sukses.
Bagi mereka, bergabung dan mampu menjual sebuah perusahaan dengan harga US$1 miliar (sekitar Rp13 triliun) hanya dalam beberapa tahun adalah sebuah sukses besar. Dan ya, itu memang sebuah sukses besar. Saya mengerti, tapi saya pikir fakta bahwa saya tidak mengomunikasikannya dengan baik tentang apa yang kita coba lakukan mengakibatkan ketegangan ini.
Ada puluhan ribu versi Facebook yang berjalan dalam satu waktu
Facebook punya sebuah kerangka pengujian yang memungkinkan para engineer melakukan eksperimen secara cepat.
Pada setiap waktu, ada lebih dari satu versi Facebook yang beroperasi di dunia ini. Mungkin ada puluhan ribu versi karena engineer kami mampu mencoba ide dan mengujinya pada 10.000 atau 100.000 orang. Kemudian mereka akan mendapatkan laporan tentang bagaimana performa versi tersebut dibandingkan dengan versi dasar dari Facebook.
Versi pertama News Feed cukup simpel
Zuckerberg tidak suka meluncurkan perubahan besar terhadap produk. Bahkan News Feed, yang sekarang menjadi salah satu produk yang paling digunakan di dunia, dimulai dengan versi simpel.
Ketika baru memulai, kami belum punya versi News Feed yang bisa menunjukkan update tentang apa yang dibagikan orang. Kami hanya memiliki profil, dan kami menemukan perilaku umum bahwa orang suka mengeklik.
Mereka akan mengeklik ratusan profil yang berbeda. Mereka akan memeriksa profil teman-teman mereka untuk melihat apa yang telah diubah. Mereka ingin melihat update harian teman mereka.
Kami belajar bahwa orang tidak hanya tertarik melihat dan mengenal seseorang, tetapi juga memahami perubahan sehari-hari mereka. Jadi, awalnya kami membuat sebuah produk yang hanya menunjukkan mana teman kamu yang memperbarui profil sehingga bisa kamu klik.
Kemudian, kami membuat versi pertama News Feed yang benar-benar simpel. Pada dasarnya, versi ini hanya mengumpulkan konten yang telah dibagikan dan menyusunnya di laman utama (beranda) kamu.
(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh Terence Lee. Diedit olehIqbal Kurniawan dan Mohammad Fahmi; Sumber gambar diambil dari screenshot wawancara Y Combinator)
[tia/ap]