Penyelesaian konflik internal adalah hal penting yang seringkali luput dari perhatian perusahaan. Mengatasi konflik yang ada di dalam perusahaan akan berdampak pada kinerja keseluruhan tim. Hal ini dapat menjadi hal yang cukup rumit — terutama apabila kamu menghadapi sebuah ekosistem bisnis yang besar.
Sebagai seorang pemimpin, kamu harus mampu untuk bertindak cepat dan tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kepemimpinan bukanlah sebuah kontes popularitas, namun hal ini adalah sebuah bentuk tanggung jawab terhadap karyawan, tim, dan organisasi.
Bagaimanakah kita dapat menyelesaikan konflik dalam bisnis tanpa perlu merugikan karyawan dan perusahaan?
[postingan number=3 tag=”hacker”]
Memahami karakteristik dari konflik
Berasumsi tentang sebuah keadaan memang sangatlah menarik, terutama ketika informasi masalah tersebut datang dari rumor yang beredar. Walau begitu, sebisa mungkin hindari asumsi berlebih. Ketahui betul apa yang menjadi pemicu konflik di dalam perusahaan.
Setelah kamu mengetahui pemicunya, kamu harus familier betul dengan kebijakan perusahaan tentang masalah yang ada. Apabila kamu belum memiliki kebijakan tersebut dalam perusahaan, segeralah membuatnya.
Selain itu, kamu dapat mencoba beberapa tip berikut:
- Biarkan karyawan menceritakan masalah mereka. Menjadi seorang pendengar yang baik adalah hal penting yang harus kamu lakukan sebelum melakukan mediasi.
- Tetap jaga fokus mereka selama pembahasan. Saat menyelesaikan konflik, biasanya pihak yang terlibat akan kehilangan fokus mereka terhadap solusi yang sedang dicari dan implikasinya. Sebagai seorang mediator, kamu harus mengembalikan mereka ke fokus semula agar solusi dapat segera dihadirkan.
- Identifikasi apa yang menjadi kesulitan dalam penyelesaian masalah. Dalam setiap konflik, tanyakan kepada dirimu sendiri: Apakah yang menjadi faktor yang memotivasi terjadinya konflik? Apa saja yang membuat pihak terkait sulit untuk menyepakati sebuah solusi?
[postingan number=3 tag=”startup”]
Tahu betul batasan yang ada
Konflik dapat menjadi sebuah hal yang sangat kompleks dan sulit diprediksiapabila kamu tidak mengetahui batasan dari karyawan yang kamu pimpin. Setiap orang menangani masalah mereka secara berbeda-beda, jadi kamu harus mengetahui resiko serta hasil dari penyelesaian konflik berdasarkan batasan-batasan yang dimiliki oleh tiap karyawan.
Ketahui kapan mereka akan melewati ambang batas melalui observasi yang menyeluruh. Kenali berbagai kecenderungan yang berpotensi untuk memicu perilaku tertentu, mengubah pola pikir, atau ketika karyawan mulai menunjukkan rendahnya kesadaran diri. Ini dapat dicapai dengan melakukan sesi pelatihan di mana kamu dapat menetapkan prioritas dan ekspektasi kinerja untuk setiap karyawan yang ada.
Hal ini tidak hanya akan memungkinkanmu untuk mengidentifikasi batasan masalah tetapi yang terpenting adalah kamu akan mampu untuk menetapkan standar yang akan membantu mencegah timbulnya konflik.
Sebuah tempat kerja harus mewakili keberagaman dari berbagai jenis karyawan yang kamu pimpin. Kamu harus mengenali setiap karyawanmu apabila kamu ingin memahami bagaimana mereka dapat mempengaruhi ekosistem yang ingin kamu ciptakan.
Ketahui waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik
Setiap orang pasti memiliki potensi untuk menjadi pemicu sebuah konflik. Namun sayangnya, pemimpin seringkali tidak memperhatikan potensi konflik tersebut. Mengetahui waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap pemimpin.
Pemimpin harus mampu untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengambil tindakan apabila ia telah menemukan bukti konkrit dari seorang karyawan yang menjadi pemicu masalah dan memberikan dampak negatif bagi perusahaan.
[postingan number=3 tag=”bisnis”]
Apabila orang-orang yang ada di sekitarmu tahu bahwa kamu telah menemukan pemicu masalah tersebut dan tidak segera bertindak, kamu akan kehilangan wibawamu di mata para pekerja yang kamu pimpin.
Kepemimpinan adalah tentang bagaimana kamu dapat mengambil tindakan dan menyelesaikan masalah yang ada sebelum semuanya terlambat.
Jika kamu terus menunda penyelesaian konflik yang terjadi, bukan tidak mungkin pekerja akan mengambil keputusan sendiri — yang menyebabkan kamu kehilangan sebuah momentum sebagai seorang pengambil keputusan.
Ketika tim merasa bahwa kamu tidak cukup dewasa sebagai seorang pemimpin untuk bertindak, kamu akan mempertaruhkan kredibilitas kamu sebagai seorang pemimpin.
Jika memungkinkan, biarkan karyawan menyelesaikan konflik mereka sendiri
Sebagai seorang pemimpin, kamu ingin karyawan yang kamu pimpin dapat bertindak mandiri dalam kondisi apapun. Perlu kamu ketahui, apabila kamu selalu merespons komplain dari pegawai tentang masalah yang mereka hadapi, hal ini dapat berpotensi untuk memperkeruh keadaan. Bukan tidak mungkin nantinya akan ada pihak-pihak yang menuduhmu menganakemaskan seseorang karena kamu selalu terlihat kooperatif pada pihak tertentu.
Tetapi ini juga bukan berarti kamu akan melepaskan karyawan begitu saja untuk menyelesaikan konflik mereka. Perusahaan juga harus mampu untuk memfasilitasi penyelesaian konflik tersebut. Ini dapat kamu lakukan dengan cara memandu mereka lewat poin-poin apa yang dapat mereka utarakan. Atau apabila diperlukan, kamu dapat menolong karyawan agar mereka dapat melakukan pendekatan yang positif terhadap pihak yang bersitegang dengannya.
Jangan bertindak sebagai pihak yang ikut campur dalam penyelesaian masalah, tetapi jadilah pihak yang memfasilitasi diskusi antar kedua belah pihak yang bertikai.
Pertikaian adalah sebuah bagian yang tidak terhindarkan di setiap organisasi. Akan tetapi cara kita dalam menangani masalah tersebut nantinya akan mempengaruhi kesehatan kultur dalam organisasi secara khusus dan ekosistem secara umum.
Apakah kamu memiliki tip lainnya yang dapat membantu penyelesaian masalah di dalam perusahaan? Bagikan kepada kami pada kolom komentar di bawah! [tia/ap]