Selama beberapa tahun terakhir, BlackBerry menghadapi persaingan kuat dalam pasar mobile. Meski sempat unggul dalam industri gawai mobile, pembelian BlackBerry turun drastis dari sekitar 20 persen pada tahun 2009hingga 0,048 persen pada akhir tahun 2016.
Akhirnya, pada tahun 2016 mereka resmi menghentikan perancangan dan produksi telepon genggam secara in-house. Sejak itu, mereka mengalihkan lisensi manufaktur dan distribusi gawai bermerek BlackBerry ke berbagai perusahaan mitra. BlackBerry Evolve dan Evolve X yang telah diumumkan tahun 2018, misalnya, diproduksi oleh perusahaan Optiemus Infracom yang berbasis di India.
[postingan number=3 tag=”bisnis”]
Congratulations to Optiemus Infracom and @BBMobileIndia on the launch of the #BlackBerryEvolve in India, the next BlackBerry-branded smartphone under our software licensing strategy. Welcome to the BlackBerry device family!
— BlackBerry (@BlackBerry) August 2, 2018
Sebagai gantinya, perusahaan ini melakukan transisi untuk memproduksi perangkat lunak (software), terutama pada berbagai layanan solusi mobilitas dan keamanan digital. Managing Director BlackBerry Indonesia, Amit Mehta memaparkan sejumlah perkembangan, strategi, dan visi BlackBerry pada masa transisi menuju layanan baru mereka.
BlackBerry kini tawarkan berbagai solusi keamanan siber
Salah satu produk yang perusahaan ini tawarkan adalah BlackBerry Unified Endpoint Management (UEM) untuk manajemen keamanan perangkat endpoint. Berbagai gawai pintar seperti laptop, smartphone dan tablet juga bisa menerapkan teknologi UEM.
Sementara untuk manajemen penyimpanan dan sinkronisasi data di tempat kerja, mereka menyediakan layanan bernama BlackBerry Workspaces. Kedua produk ini termasuk dalam Enterprise Mobility Suite, rangkaiansoftware untuk mobilitas dan keamanan data suatu lembaga atau perusahaan.
Pada 8 Agustus 2018, BlackBerry telah mengumumkan kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penggunaan BlackBerry UEM untuk manajemen keamanan data internal perusahaan. Kerja sama ini juga melibatkan Telkomsel untuk mengelola perangkathardware dan software yang akan digunakan oleh 35 ribu karyawan BRI di seluruh Indonesia. Ini merupakan salah satu bentuk penggunaan softwarekeamanan terbesar BlackBerry di Indonesia sejauh ini.
Tidak hanya software, mereka juga menyediakan layanan konsultasi keamanan siber (cybersecurity) untuk pemerintah, organisasi atau perusahaan, seperti:
- Analisis ancaman.
- Pelatihan dan sertifikasi.
- Penyelidikan forensik digital.
- Perancangan infrastruktur IoT.
- Penilaian infrastruktur keamanan.
- Strategi penyusunan produk dan kebijakan keamanan.
Ingin jamin keamanan konektivitas dalam lingkungan kerja
Visi utama perusahaan ini melakukan transisi dari hardware menuju softwareadalah untuk memenangkan pasar Enterprise of Things (EoT). Untuk mencapat tujuan ini, Blackberry merujuk pada pengalaman mereka dalam sistem keamanan dan perangkat mobile. EoT sendiri dimaknai sebagai konektivitas antar gawai atau sistem melalui internet of things (IoT) dalam konteks perusahaan atau organisasi.
[postingan number=3 tag=”startup”]
Menurut BlackBerry, konektivitas antar sistem dapat membawa berbagai manfaat bagi produktivitas tempat kerja, antara lain:
- Memungkinkan pekerjaan untuk dilaksanakan kapan pun dan di mana pun, baik melalui media fisik maupun digital.
- Mengoptimalkan alur kerja dengan mengumpulkan dan menyampaikan informasi secara tepat dan efisien.
- Mengintegrasikan dan memudahkan komunikasi sumber daya seperti karyawan, kontraktor, partner dan gawai.
Lebih lanjut mereka menjelaskan ada lima tahap untuk mewujudkan konektivitas total suatu lembaga, yaitu:
- Manajemen keamanan gawai pintar seperti laptop, smartphone, dan tablet.
- Penerapan aplikasi atau penyediaan data kepada pegawai dalam lembaga.
- Penyediaan sarana kolaborasi dan komunikasi yang aman dalam lembaga.
- Optimalisasi pengumpulan data seperti sensor data.
- Mewujudkan pengendalian dan respons instan dalam sistem otonom kompleks.
Fokus ke cybersecurity bukan perubahan yang drastis
Menurut Mehta, gerakan menuju penyediaan software bukan suatu transisi drastis. Ia menekankan BlackBerry sudah sejak lama memiliki komitmen terkait keamanan pengguna.
Dari awal, BlackBerry sudah terkenal dengan komitmennya terhadap keamanan. Kami sekarang hanya menerapkannya dengan cara yang baru.
Perubahan strategi ini juga mengubah target konsumen mereka. Sebelumnya, mereka memproduksi berbagai gawai yang dipasarkan kepada end-user atau langsung ke tangan pengguna. Sementara berbagai solusi dan layanan keamanan kini mereka tujukan kepada organisasi atau perusahaan secara business-to-business (B2B).
[postingan number=3 tag=”games”]
Sejauh ini, BlackBerry telah mengalokasikan 23 persen pendapatan untuk penelitian dan pengembangan serta memiliki lebih dari 37.000 paten dalam teknologi. Mereka juga telah mengantongi lebih dari delapan puluh sertifikasi keamanan dari berbagai organisasi di seluruh dunia. [tia/ap]