Bitcoin (BTC) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mewakili dua dunia investasi yang berbeda: aset digital cryptocurrency dan indeks saham domestik. Namun, bagaimana performa keduanya dalam lima tahun terakhir? Perbandingan ini mengungkapkan kontras mencolok yang perlu diketahui investor. Berikut analisis lengkapnya.
Daftar Isi
Performa Bitcoin vs IHSG: Angka Berbicara
Berdasarkan data TradingView pada Kamis, 13 Maret 2025, IHSG hanya tumbuh 35,75% dalam lima tahun terakhir. Sebaliknya, Bitcoin mencatatkan lonjakan luar biasa sebesar 1.504%, menurut data dari Indodax, platform perdagangan kripto terkemuka di Indonesia. Perbedaan ini menunjukkan daya tarik Bitcoin sebagai aset investasi dibandingkan indeks saham lokal.
Secara rinci, pada 2021, harga Bitcoin berada di Rp81,3 juta per koin. Kini, di 2025, harganya melonjak ke Rp1,3 miliar. Sementara itu, IHSG yang berada di 4.907 poin pada 2021 hanya naik tipis ke 6.664 poin tahun ini. Puncak tertinggi Bitcoin bahkan mencapai Rp1,7 miliar di 2025, sedangkan IHSG hanya menyentuh 7.670 poin dalam periode yang sama.
Mengapa Bitcoin Unggul Jauh?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Bitcoin melesat jauh dibandingkan IHSG:
- Aksesibilitas Global: Bitcoin diperdagangkan 24/7 di seluruh dunia, tanpa batasan waktu atau lokasi. Sebaliknya, IHSG hanya aktif selama jam perdagangan bursa di Indonesia.
- Adopsi Institusi: Dukungan dari perusahaan besar dan pemerintah, seperti cadangan Bitcoin strategis AS, mendorong kenaikan harga BTC hingga ratusan persen.
- Volatilitas dan Potensi: Sifat Bitcoin yang fluktuatif menawarkan peluang keuntungan besar, sementara IHSG cenderung stabil dengan pertumbuhan lebih lambat.
Data ini menegaskan bahwa Bitcoin memiliki daya tarik yang jauh lebih besar bagi investor yang mencari imbal hasil tinggi, meskipun dengan risiko yang lebih besar pula.
Perjalanan Harga: Bitcoin vs IHSG
Bitcoin memulai tahun 2021 dengan harga Rp81,3 juta dan kini stabil di Rp1,3 miliar, dengan puncak Rp1,7 miliar pada 2025. Lonjakan ini mencerminkan tren bullish yang didorong oleh sentimen pasar dan adopsi luas. Di sisi lain, IHSG bergerak dari 4.907 poin ke 6.664 poin, dengan puncak 7.670 poin. Meski stabil, pertumbuhan IHSG terlihat kecil dibandingkan Bitcoin, yang naik lebih dari 15 kali lipat dalam nilai rupiah.
Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh likuiditas dan volume perdagangan. Bitcoin menarik investor global, sementara IHSG terbatas pada pasar domestik Indonesia, yang cakupannya jauh lebih kecil.
Faktor Pendukung Kenaikan Bitcoin
Kenaikan 1.504% Bitcoin dalam lima tahun tidak lepas dari beberapa pendorong utama:
- Adopsi Institusional: Perusahaan seperti Tesla, MicroStrategy, dan bahkan negara seperti AS mengakui Bitcoin sebagai aset cadangan, meningkatkan kepercayaan pasar.
- Pasar 24 Jam: Fleksibilitas perdagangan Bitcoin memungkinkan reaksi cepat terhadap berita dan tren global.
- Akses Universal: Siapa saja di dunia bisa membeli BTC melalui platform seperti Indodax, sedangkan IHSG hanya relevan bagi investor lokal.
Sebaliknya, IHSG lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi domestik, seperti suku bunga dan kinerja perusahaan publik di Indonesia, yang cenderung tumbuh lebih lambat.
Apa Arti Ini bagi Investor?
Bagi investor, perbandingan ini menawarkan wawasan penting. Bitcoin menjanjikan potensi keuntungan besar, seperti kenaikan 1.500% dalam lima tahun, tetapi juga datang dengan risiko volatilitas tinggi. IHSG, dengan pertumbuhan 35%, lebih cocok untuk investor konservatif yang mengutamakan stabilitas. Pilihan antara keduanya tergantung pada toleransi risiko dan tujuan finansial masing-masing individu.
Kesimpulan
Bitcoin melonjak 1.504% dalam lima tahun, jauh melampaui IHSG yang hanya naik 35% sejak 2021. Dari Rp81,3 juta ke Rp1,3 miliar, BTC menunjukkan performa luar biasa dibandingkan IHSG yang bergerak dari 4.907 ke 6.664 poin. Adopsi global dan akses 24/7 menjadi kunci keunggulan Bitcoin, sementara IHSG terbatas pada pasar lokal. Bagi investor, data ini menjadi bukti bahwa aset digital bisa menjadi pilihan menarik di era modern. Pantau tren ini untuk memahami peluang investasi ke depan.