Entrepreneurs yang baru saja memulai kampanye digital sering salah kaprah dalam memahami digital marketing. Dalam waktu yang singkat, para entrepreneur sering mengharapkan adanya hasil dan perubahan yang signifikan dalam bisnis mereka. Lantas ketika tidak terjadi perubahan, berbagai pandangan yang skeptis mengenai digital advertising pun mulai berdatangan. Salah satunya mereka beranggapan bahwa periklanan digital hanya sekedar membuang-buang biaya.
Menanggapi pemikiran ini, Tagtoo merasa penting kiranya untuk memberhentikan miskonsepsi yang telah tersebar luas. Dengan membagikan pengalaman kami sebagai digital advertising agency, kami berharap dapat untuk membantu para entrepreneur mengelola kampanye periklanan mereka dengan cermat. Berikut ini 3 tips yang marketers harus pahami agar dapat mengelola budget periklanan mereka dengan bijak.
[postingan number=3 tag=”marketing”]
Memahami sales funnel
Sales funnel pertama kali di perkenalkan oleh Elmo Lewis pada tahun 1898. Funnel ini membagi kampanye kampanye periklanan kedalam beberapa tahap serta menawarkan tips yang penting untuk di ikuti demi menyukseskan periklananmu. Untuk mendapatkan pelanggan sejati atau loyal customer, menurut Elmo Lewis terdapat 4 tahap yang harus kita lalui, yaitu awareness, interest, desire, dan action.Setiap tahap memiliki peranan tersendiri dalam mendatangkan konversi.
Namun, kesalahan yang sering dilakukan oleh entrepreneurs adalah tanpa sengaja mengacuhkan proses dan urutan dalam 4 tahap tersebut. Mereka cenderung hanya fokus tahap yang diyakini dapat mendatangkan konversi, tahap paling terakhir, seperti transaksi, lead, ataupun install.
Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengabaikan ataupun mengganti 3 proses ditengah dan langsung memetik hasil yang diinginkan secara instan. Meskipun mungkin terjadi, hal ini masih sangat langka. Tepatnya, perkembangan di tahap-tahap awal memang tidak akan membawa konversi sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun proses tersebut sangat berguna untuk memupuk rasa percaya konsumen dan daya saing di pasar.
Entrepreneurs sebaliknya harus merencanakan serangkaian kampanye berkesinambungan. Meskipun menyampaikan pesan yang berbeda, namun setidaknya berkaitan satu sama lain untuk memikat lebih banyak perhatian pelanggan. Lebih pentingnya, digital advertising sebaiknya dinilai sebagai sebuah investasi, bukan sesuatu yang dapat mendatangkan keuntungan dalam satu waktu.
Memilih format iklan yang tepat
Facebook baru-baru ini juga mengembangkan funnel periklanan yang sama. Funnel tersebut telah diuji efektivitasnya dan dilengkapi dengan rekomendasi format iklan yang sesuai di setiap tahapnya. Contohnya, pada tahap awal untuk meningkatkan brand awareness para pebisnis dapat mencoba video ads atau banner ads. E-commerce yang bijak juga dapat memilih dynamic product ads untuk mendatangkan konversi dan meningkatkan popularitas mereka diantara penjual yang lain.
Dengan demikian, bisnis internet yang baru berkembang tidak dapat langsung memulai lead ads dan mengharapkan konversi jika brand tersebut masih belum mengakumulasi kepercayaan maupun reputasi dalam pasar. Ini merupakan langkah beresiko yang jarang mendatangkan hasil yang memuaskan.
[postingan number=3 tag=”startup”]
“Tak ada jalan pintas menuju kampanye periklanan yang sukses, dan tak ada juga replika strategi yang dapat digunakan berulang-ulang dalam periklanan.” Ulas Edison Chen, Business Development Manager dari Tagtoo yang dulu juga berpengalaman sebagai Ads Optimization Specialist. “Pembisnis harus menentukan sendiri tujuan kampanye mereka dan jangan sampai terlena dengan tren yang beredar.”.
Setiap entrepreneur selain harus memilih format iklan yang tepat, juga harus menetapkan goal yang realistis berdasarkan situasi bisnis mereka saat itu. Penetapan goal yang berlebihan akan berhujung pada kegagalan kampanye periklanan dan hilangnya budget kampanye secara cuma-cuma. Hal ini tentu harus kita hindari sejak awal.
Tes, monitor, dan optimasi
Format dan konten iklan saja juga tak dapat menjanjikan keberhasilan sebuah kampanye periklanan. Hal ini harus dimulai dengan melalukan A/B test untuk menentukan target audience yang tepat serta dilengkapi dengan fokus dalam monitor dan optimisasi. Dengan pengalaman Tagtoo dalam dunia digital advertising, setiap periklanan hendaknya melewati 3 tahap berikut; testing, monitor, dan optimization dalam manajemen kampanye periklanan mereka.
Testing stage, pada umumnya berlangsung selama satu bulan, dan periode ini akan digunakan untuk mencari audiens yang tepat sehingga tidak heran apabila pada tahap ini akan terdapat fluktuasi dalam performa. Tahap selanjutnya yaitu tahap monitor merupakan tahap yang sangat membutuhkan kesabaran, serta investasi waktu dan tenaga untuk mengamati perbedaan dari elemen testing dan menemukan startegi yang maksimal. Oleh karena itu, tidak jarang banyak entrepreneuryang menyerah di tahap ini. Setelah melakukan monitor dalam periode waktu tertentu, kita akhirnya dapat melakukan evaluasi serta perbaikan dalam tahap optimization.
“Kebanyakan entrepreneur terlalu fokus pada testing karena mereka ingin cepat menemukan strategi yang terbaik. Namun sebenarnya tahap monitor adalah yang terpenting dari ketiganya. Tanpa pengamatan yang cukup kita akan mudah terbawa oleh tren sesaat dan hasil yang bersifat sementara.” Ungkap Mick Lu, Country Head of Tagtoo Indonesia.
[postingan number=3 tag=”bisnis”]
Peransales funnel dapat membantu kita menemukan posibilitas dalam mendapatkan strategi yang sesuai. Berdasarkan pengalaman kami, penerapat funnel juga dapat mencegah terjadinya miskonsepsi ketika melakukan kampanye yang baru.
Kami berharap lewat artikel ini para entrepreneur dapat memahami gejolak periklanan digital dan dapat menyesuaikan budget periklanan mereka dengan lebih efisien.
Ditulis oleh: Edison Chen, Diterjemahkan dan diperbaharui oleh: Sisylia Angkirawan dan di publish sebelumnya dalam blog Tagtoo.