Kehidupan startup penuh dengan lika-liku yang tak terduga. Di satu sisi startup mungkin akan membuat sebuah terobosan besar, tetapi di sisi lain tim anda bisa saja mengalami kegagalan karena beberapa penyebab seperti sistem manajemen yang salah, konflik dengan investor, dan masih banyak lagi.
Bertahan di startup selama beberapa tahun juga tidak mudah, terutama di zaman ini anak-anak muda lebih di sarankan untuk mengambil pekerjaan di perusahaan besar dimana gajinya lebih tinggi dan perjalanan karirnya pun tidak terlalu beresiko.
4 tahun lalu saya menerima tawaran bekerja di Tagtoo, dan saya sadari ini keputusan yang terbaik dan tepat. Saya dapat mengamati bagaimana CEO mengelola sebuah organisasi dan saya pun di beri kepercayaan dan kesempatan untuk mengambil banyak tanggung jawab dalam pekerjaan.
Bekerja di startup itu sangatlah menantang. Sebagai karyawan senior, saya ingin membagikan beberapa tips yang telah saya pelajari dan lakukan untuk menjalani kesulitan dan tantangan sehingga berhasil dalam setiap tugas-tugas yang diberikan.
Berikut ini 3 tips yang dapat membantu anda bekerja di startup:
1. Beradaptasi dan Kolaboratif
Dalam kebanyakan kasus, biasanya tidak ada struktur yang jelas di dalam organisasi startup. Di satu waktu anda akan bertemu klien sebagai tenaga penjual, di lain waktu anda akan merancang promosi musiman berikutnya sebagai tim tenaga pemasar. Beginilah persisnya kehidupan di startup.
Menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu untuk dapat berhasil dalam tugas tersebut tidaklah diperlukan. Faktanya, mampu beradaptasi dan kolaboratif adalah kuncinya. Karyawan pemula harus bisa terbuka dalam mendukung proyek-proyek yang dijalani dan berkolaborasi bekerja sama dengan kolega dari berbagai tim untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Sejauh yang saya ketahui, pekerjaan saya sebelumnya itu mengelola akun iklan klien dan memaksimalkan iklan-iklan digital untuk mencapai target ROI. Namun, saya terkadang juga diharuskan untuk dapat menangani masalah layanan pelanggan dikarenakan masih minimnya tenaga pekerja.
Tapi itu tidak membuat saya berpikir bahwa perusahaan saya tidak menghargai spesialisasi bidang kerja saya. Sebaliknya, saya merasa sangat senang untuk sebisa mungkin mendukung tim lain. Dan juga, saya sangat setuju dengan misi perusahaan dan sangat menghargai kebersamaan yang terbentuk di dalam organisasi.
Bekerja di startup tidaklah semewah yang dipikirkan orang, dan ya, kadang-kadang agak berantakan. Maka dari itu untuk menjadi karyawan startup yang ideal, anda harus bisa mentolerir dan beradaptasi bila ada kekacauan, dapat menggunakan segala kemampuan dan bekerjasama dengan tim lain untuk memastikan proyek berhasil.
2. Mandiri dan otodidak
Dalam startup, manajer anda mungkin tidak dapat memberikan instruksi yang jelas setiap saat. Kemungkinan dia sedang menjalani beberapa proyek dan mendukung tim fungsional yang berbeda-beda.
Dalam situasi seperti ini, menjadi mandiri dan otodidak sangat penting bagi karyawan pemula agar bisa tetap di jalur yang benar. Anda tidak dapat mengharapkan orang lain datang membantu anda setiap kali anda mendapat kesulitan.
Contoh pengalaman saya. Saat itu tidak ada orang yang memiliki keahlian riset pasar di Tagtoo, saya pun mencoba mengambil posisi sebagai market analis. Alhasil, laporan riset saya tidak pernah memenuhi harapan CEO. Selama 3 bulan pertama saya hampir merasa gagal dan tak tahu harus bagaimana melangkah kedepannya.
Untungnya, saya bangkit kembali setelah menyadari bahwa perasaan gagal sama sekali tidak membantu kinerja saya. Maka saya mengubah sikap kerja saya dan mulai memanfaatkan sumber daya online yang tersedia seperti eMarketer dan SimilarWeb untuk membuat laporan saya terlihat lebih profesional. Saya mempelajari bahwa saya harus melihat hambatan sebagai peluang untuk meningkatkan kemampuan saya menyelesaikan permasalahan dan berusaha untuk menjadi karyawan yang dapat diandalkan untuk tanggung jawab yang lebih besar.
Proses tersebut memampukan saya menjadi lebih mandiri dan mengasah kemampuan saya untuk otodidak, dan saya membutuhkan waktu 3 bulan untuk memulihkan kinerja kerja dengan lebih baik.
3. Percaya diri dan Ambisius
Startup tidak seperti perusahaan besar yang memiliki sumber daya berlimpah. Sangatlah penting untuk memanfaatkan setiap peluang seperti strategi partnership, yang memungkinkan perusahaan startup anda untuk bertumbuh.
Untuk membantu anda memulai mendapatkan pijakan yang kuat di pasar, menjadi percaya diri dan ambisius adalah kunci suksesnya. Yang memungkinkan anda untuk mengambil lebih banyak tantangan dan tanggung jawab lalu membantu anda untuk melihat gambaran yang lebih besar tentang pengembangan startup kedepannya.
Dalam kasus saya, saya diberi banyak kesempatan bertemu langsung dengan eksekutif senior dan meyakinkan mereka untuk menggunakan layanan dari bisnis kami ketika saya dipromosikan untuk mengelola pengembangan bisnis di Jakarta. Namun, saya merasa kesulitan untuk menghilangkan rasa takut saya pada saat memberikan presentasi penjualan di hadapan orang-orang berpengalaman dalam bisnis ini, sehingga saya gagal untuk closing.
Suatu ketika saya bertemu dengan beberapa mahasiswa wirausaha yang tampak naif tetapi dengan penuh percaya diri mendekati saya, barulah saya mengetahui bahwa tingkat kepercayaan seseorang dapat ditingkatkan melalui latihan dan praktik terus menerus. Ketika kepercayaan diri meningkat, maka cara anda melihat sesuatu akan berubah drastis dan saat itulah ambisi anda mulai mengikuti.
Hal ini mungkin cukup sulit untuk dipraktikkan. Karena ini mengharuskan anda untuk keluar dari zona nyaman dan mengatasi kecanggungan untuk lebih memiliki kepercayaan diri bahwa anda dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Ini tidak mudah, tapi saya cukup yakin itu akan bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh Edison Chen dalam situs blog Tagtoo. Direjemahkan oleh Sherly Venesha