Wafatnya sang legenda tinju dunia, Muhammad Ali, pada Sabtu, 4 Juni 2016 lalu, benar-benar meninggalkan kesedihan mendalam bagi masyarakat di berbagai penjuru dunia. Seisi dunia seolah berkabung atas meninggalnya sang legenda yang dijuluki sebagai “The Greatest” tersebut.
Terbukti, dari hasil pantauan saya dengan memanfaatkan fitur media monitoring dan media analysis yang merupakan produk mutakhir dari perusahaan tempat saya bekerja, terdapat sebanyak 3.730 publikasi digital baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris mengenai Muhammad Ali. Untuk media yang memberitakannya sendiri terdapat sebesar 1.460 media online yang berbeda.
Terlahir dengan nama Cassius Clay pada 17 Januari 1942, petinju ini mulai dikenal publik setelah berhasil mempersembahkan medali emas bagi Amerika Serikat pada Olimpiade tahun 1960. Begitu banyak prestasi dan kisah hidup inspiratif dari sosok yang tak hanya dikenal sebagai petinju, namun juga sebagai aktivis hak-hak kemanusiaan tersebut. Banyak juga hal yang dapat dipelajari oleh para pendiri startup dari Muhammad Ali. Apa saja? Simak hal-hal berikut ini.
Selalu berpikir positif
Dalam sebuah kesempatan, Muhammad Ali sempat mengucapkan suatu kalimat yang hingga saat ini menjadi salah satu kalimat inspiratif yang paling memorable dari sosok sang legenda, kalimat tersebut berbunyi:
What you are thinking is what you are becoming.
Tentunya, apabila kamu sebagai pendiri startup ingin meraih tujuan tertentu, jangan pernah berkata hal-hal negatif dan destruktif yang menunjukkan ketidakpercayaan diri kalian terhadap mimpi-mimpi yang ingin dicapai. Bukankah ucapan adalah doa? Tidak mau dong jika ucapan-ucapan demotivasi berdampak pada gagalnya startup rintisanmu? Oleh karena itu, mulai detik ini biasakanlah untuk selalu berpikir positif.
Berani mengambil risiko atas keputusan yang dipilih
“Life is a gamble. You can get hurt, but people die in plane crashes, lose their arms and legs in car accidents; people die every day. Same with fighters: some die, some get hurts, some go on. You just don’t let yourself believe it will happen to you.” – Muhammad Ali.
Sebagai seorang pemimpin, kamu tentu dituntut untuk senantiasa memikirkan matang-matang terkait strategi startup yang kamu rintis. Pun demikian, tentunya ada momen di mana kamu harus berani dalam menanggung risiko atas pilihan yang dibuat atau ambil.
Intinya, jadilah pemimpin yang berani tapi bertanggung jawab (bukan berani dan asal mengambil keputusan lo). Sebagaimana yang dikemukakan Muhammad Ali, “He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life.”
Layani customer dengan baik dan sepenuh hati
Tentunya jika kamu dan startup rintisanmu ingin diterima dengan baik oleh masyarakat, khususnya para klien, keduanya harus memberikan yang terbaik dan juga meninggalkan kesan baik kepada para klien. Terima kritik dari orang-orang sekitar dan jadikanlah hal tersebut sebagai sarana memperbaiki diri dan juga startup yang dirintis. Layani customer sebaik mungkin. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Muhammad Ali:
Service to others is the rent you pay for your room here on earth.
Tentunya masih ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sosok Muhammad Ali. Tapi jika kita semua sukses menerapkan tiga hal di atas saja, tidak hanya startup yang kita rintis yang kebagian untung, tapi sebagai manusia pun kita bisa menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik.