Setelah dua tahun berkecimpung di dunia angel investment dan menemui belasan hingga puluhan startup tiap minggunya, kami di ANGIN menemukan bahwa banyak entrepreneur melakukan kesalahan-kesalahan yang sering kali mereka ulangi dalam menggalang dana.
Kami menemukan sepuluh kesalahan utama yang paling sering entrepreneur lakukan. Jika kamu tengah membangun startup, kamu juga bisa belajar dari kesalahan-kesalahan berikut agar tak mengulanginya.
Pitch deck yang bagus sudah cukup untuk menarik investor
Banyak startup datang kepada kami dengan pitch deck dan pitching session yang sangat menarik. Sayangnya, beberapa dari mereka tidak menguasai bisnis mereka lebih dalam ketika investor menanyakan lebih detail.
“Apakah ada yang salah dengan pitch deck kami?” Pertanyaan ini sering kami dengar dari entrepreneur yang gagal mendapatkan dana.
Pitch deck tidak lebih dari rangkuman bisnis kamu. Pitch deck hanyalah alat untuk memancing ketertarikan dan perhatian investor. Namun, tanpa ide dan eksekusi yang baik di belakangnya, pitch deck tidak akan mampu membawa kamu lebih jauh lagi dalam proses penggalangan dana.
Angel investor mau berinvestasi pada ide saja
Beberapa startup datang kepada kami dengan ide bagus dan rencana bisnis untuk tiga sampai lima tahun ke depan. Ide itu bagus, tetapi eksekusi adalah hal lebih bagus lagi. Setidak-tidaknya, membuat MVP adalah bukti komitmen kamu terhadap bisnis yang kamu garap.
Jika investor tidak melihat kamu menunjukkan usaha di proyekmu, baik dengan meluangkan waktu, membuat prototipe, dan sebagainya, bagaimana mungkin kamu bisa menarik investor untuk percaya pada produk yang bahkan kamu sendiri sendiri tidak memercayainya?
Ide itu bagus, tetapi eksekusi adalah hal lebih bagus lagi.
Menggunakan “saya akan”, bukan “saya sudah”
Komitmen adalah sesuatu yang kami nilai dari startup. Sebuah startup dapat memiliki anggota tim yang kompeten, tetapi jika mereka tidak memiliki komitmen, itu tidak akan membawa mereka mana-mana.
Untuk lebih memahami perihal ini, kamu perlu menyadari bahwa investor “membeli” masa depan perusahaan. Mereka perlu merasakan dan percaya bahwa tim memiliki keseriusan dan komitmen (skin in the game) dalam bisnis yang mereka lakukan. Startups yang baik selalu fokus pada apa yang telah mereka perbuat dan kemajuan yang mereka telah eksekusi hingga saat ini. Mereka cenderung untuk berbicara di masa lalu bukan masa depan.
Startups yang baik selalu fokus pada apa yang telah mereka perbuat dan kemajuan yang mereka telah eksekusi hingga saat ini. Mereka cenderung untuk berbicara di masa lalu bukan masa depan.
Menampilkan sikap yang buruk
Startup sering kali tidak menyadari bahwa sikapnya bisa menjadi faktor penentu keputusan investor untuk berinvestasi. Jika kamu terlambat datang ke suatu pertemuan dengan investor, kamu menunjukkan ketidakseriusanmu terhadap bisnis ini.
Jika kamu bersikap sok tahu atau arogan ketika investor memberikan masukan, kamu sebenarnya sedang menunjukkan pribadi yang tidak mudah diajak bekerja sama. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi kami sudah melihat beberapa entrepreneur gagal mendapatkan pendanaan di tengah jalan karena sikap mereka yang buruk.
Tidak mempersiapkan diri
“Berapa lama proses pendanaan berjalan?”
Kami sering mendengar pertanyaan ini. Hal ini sebenarnya bergantung kepada para entrepreneur sendiri. Mereka yang sudah mempersiapkan data keuangan historikal, proyeksi keuangan ke depan, rencana bisnis, serta badan hukum (PT), biasanya mendapati proses pendanaan yang jauh lebih cepat ketimbang yang belum.
Pada akhirnya, investor yang berminat akan menanyakan hal-hal teknis seperti badan hukum dan data keuangan. Jika kamu baru mempersiapkan ketika diminta, kamulah yang memperlambat proses pendanaan itu sendiri.
Menentukan valuasi setinggi mungkin
Banyak entrepreneur yang menentukan angka valuasi yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal. Valuasi harus diperhitungkan dari keadaan saat ini dan potensi ke depan. Jika kamu berpikir bahwa semakin tinggi valuasi, maka semakin tertarik para investor, kamu sangat salah.
Yang ada, investor justru melewatkan investasi yang tidak rasional semacam ini. Pada akhirnya, mereka mencari bisnis dengan angka yang menguntungkan tetapi tetap realistis.
Investor mencari bisnis dengan angka yang menguntungkan, tetapi tetap realistis.
Tidak mengetahui calon investor dengan baik
Tidak mengetahui dengan baik siapa calon investormu adalah hal yang sangat berbahaya. Banyak entrepreneur yang dibutakan dengan ambisi untuk mendapatkan dana. Mereka sibuk menyebar pitch deck ke modal ventura dan angel investor sebanyak-banyaknya, tanpa mengetahui latar belakang tiap calon investor dengan baik.
Mengapa ini penting?
Tiap investor memiliki gaya yang berbeda-beda; ada yang lebih aktif membantu, ada pula yang lebih suka berperan pasif. Supaya kamu tidak menyesal karena kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasimu, cari tahulah mengenai investor tersebut dan pastikan mereka sesuai dengan yang kamu perlukan.
Tidak paham perhitungan atau data finansial sendiri
Meskipun kamu bukanlah seorang CFO ataupun orang dengan bidang keuangan, sebagai entrepreneur, kamu harus menguasai keuangan perusahaanmu. Pada akhirnya, salah satu acuan menilai keberhasilanmu juga dilihat dari angka-angka keuangan kamu, bukan?
ANGIN sudah melihat bagaimana beberapa perusahaan rintisan tumbang hanya karena ketidakmampuan untuk menyusun proyeksi keuangan yang tepat, atau bahkan melacak pengeluaran.
Berasumsi bahwa tanpa pendanaan, perusahaan tidak bisa maju
Banyak entrepreneur yang kami temui menargetkan pendanaan yang masif untuk sesuatu yang belum dimulai. Beberapa di antara mereka berpikir tanpa injeksi dana ini, mereka akan sulit untuk sukses.
Mentalitas ini harus diubah!
Kuncinya adalah untuk memulai segalanya dari yang kecil, gagal cepat, dan pivot secara cepat. Sangatlah mungkin untuk menguji pasar dengan anggaran minimum. Jangan mudah terbuai dan menjadi manja karena pendanaan.
Membuat penggalangan dana sebagai prioritas dan tujuan akhir
Beberapa entrepreneur menjadikan penggalangan dana sebagai tujuan akhir. Akhirnya, mereka terlalu sibuk merapikan pitch deck, menghadiri acara-acara networking, dan menemui beragam investor. Akibatnya, mereka lupa akan hal yang paling penting: pengembangan produk.
Saya percaya, jika kamu membangun bisnis yang baik, investorlah yang justu akan datang kepada kamu. [tia/ap]