Jalan menuju kesuksesan tidak bisa dilalui secara instan. Setiap orang pasti pernah memulai dari nol. Tidak punya nama, tidak punya koneksi, dan tidak punya dana melimpah. Di saat seperti ini, satu-satunya modal yang kamu miliki adalah dirimu sendiri. Kamu harus bekerja ekstra keras dan tidak boleh takut turun ke lapangan untuk melakukan “pekerjaan kotor”.
Mungkin saat ini kamu baru saja membuat situs web, atau baru merintis produk di bidang tertentu. Kamu ingin situsmu diminati pengunjung, tapi belum bisa menganggarkan iklan untuk meningkatkan traffic. Bila kondisimu seperti ini, jangan berkecil hati. Ada beberapa tip dari pakar marketing Neil Patel yang bisa kamu terapkan. Apa saja tip tersebut?
[postingan number=3 tag=”startup”]
Pajang namamu di situs lain
Bila kamu ingin menjual produk, maka idealnya semua pembeli langsung datang kepadamu tanpa perantara. Dengan demikian kamu akan mendapat keuntungan seratus persen. Tapi bila kamu baru merintis, para pembeli bahkan tidak kenal produkmu. Kamu bisa mengakalinya dengan menumpang di situs lain yang sudah punya audiens.
Gunakan situs-situs e-commerce yang sudah ada seperti Amazon, Tokopedia, dan sebagainya, untuk memajang produk sekaligus mempromosikan tokomu. Karena situs-situs seperti ini sudah memiliki prioritas tinggi di Google, visibilitas produkmu akan ikut terangkat. Setelah lebih dikenal, kamu bisa mulai menggiring pelanggan untuk pindah ke situs milikmu sendiri.
Buat program referral
Program referral adalah salah satu cara membuat produkmu viral di masyarakat. Ini disebut sebagai viralitas dari mulut ke mulut berinsentif. Kamu bisa menawarkan kupon diskon untuk produk apabila mereka membantu promosi situsmu, misalnya mengajak teman bergabung, share di media sosial, dan sebagainya.
Cara ini memang melibatkan biaya, tapi perbedaannya dibanding iklan adalah kamu tidak perlu mengeluarkan uang di depan. Insentif yang kamu berikan pada pengguna adalah biaya yang baru kamu keluarkan ketika terjadi pembelian. Jadi secara teknis kamu tidak keluar uang, hanya memangkas keuntungan sementara.
[postingan number=3 tag=”hacker”]
Begitu kamu berhasil menggaet pelanggan, jangan terlena. Terus tingkatkan kualitas layanan dan dengarkan feedback, karena pelanggan yang datang demi insentif tidak akan bertahan lama bila tidak mendapat pengalaman terbaik.
Dua cara di atas bisa diterapkan untuk usaha yang melibatkan penjualan produk. Tapi bagaimana dengan situs non e-commerce? Sebetulnya mirip dengan cara pertama, kamu bisa menumpang di situs lain yang sudah punya massa. Bedanya, yang kamu tumpangkan bukan produk, melainkan tulisan. Yup, selamat datang di content marketing.
Banyak situs populer yang akan dengan senang hati menerima konten dari luar (termasuk Trentech.id), selama konten tersebut berkualitas. Bila kamu punya keahlian, bagikan ilmumu untuk orang lain. Semakin sering namamu muncul di artikel, reputasimu akan semakin meningkat. Mungkin kamu juga akan diundang menjadi pembicara di acara-acara tertentu.
Kamu harus mau membantu orang sebelum mengharapkan bantuan dari orang lain.
Dengan reputasi yang baik, orang akan lebih berminat mampir ke situsmu atau menggunakan layanan yang kamu tawarkan. Memang ini bukan cara instan. Kamu butuh pengetahuan mendalam serta kemampuan menulis yang baik, dan dua hal ini mungkin baru bisa kamu dapatkan dari pengalaman bertahun-tahun. Tapi kamu harus memulai!
Rajin datang ke event
Bertemu tatap muka adalah salah satu taktik marketing paling efektif. Pergilah ke luar rumah, siapkan stok kartu namamu, dan datanglah ke event. Di sana kamu bisa menjalin relasi dengan banyak orang, baik itu calon pembeli atau calon partner bisnis. Kamu juga akan mendapat kesempatan untuk memperkenalkan usahamu secara lebih personal.
[postingan number=3 tag=”games”]
Setelah berkenalan secara offline, kamu bisa membawa relasi itu ke ranah onlinepada waktu yang tepat. Kamu bisa mengajak orang lain bekerja sama, saling mempromosikan brand di situs masing-masing, dan sebagainya. Jangan meremahkan kekuatan networking. Turun ke lapangan memang melelahkan, tapi ikatan yang kamu dapat dari tatap muka tidak akan bisa digantikan oleh relasi online.
Bangun relasi dengan pers
Luangkan waktumu untuk menjalin hubungan baik dengan media massa, bloger, atau influencer. Caranya bisa dengan cara mengirim siaran pers atau berkenalan dengan anggota media itu secara personal.
Ingatlah bahwa kamu tidak boleh berharap akan mendapat perlakuan spesial hanya karena kamu kenal dengan media—itu namanya nepotisme. Kamu harus menjaga kualitas dan menunjukkan pada mereka bahwa kamu punya nilai untuk diliput. Media massa, bloger, dan influencer butuh konten yang relevan, menarik, dan bermanfaat untuk audiens. Tanyakan pada dirimu, apa yang bisa kamu tawarkan pada audiens tersebut?
[postingan number=3 tag=”programmer”]
Jangan terobsesi pada SEO
SEO memang sangat penting, dan kamu harus tetap mengusahakannya. Tapi kamu tidak boleh hanya mengandalkan SEO dan berharap traffic melonjak tiba-tiba. Daripada fokus kepada bagaimana menjadi nomor satu, fokuslah kepada menciptakan konten terbaik yang akan berguna untuk para pengguna kamu. Lakukan ini secara konsisten (termasuk di dalamnya menyediakan UX/UI, seperti navigasi dan kecepatan web) maka kamu sudah berada di jalur yang tepat.
Di masa awal startup, konsentrasilah pada long tail keyword untuk mengurangi kompetisi dengan para pemain besar.
Cara-cara di atas memang tidak semudah membayar iklan atau sponsored post di Facebook, tapi merintis startup atau perusahaan memang butuh kerja keras. Kamu akan dipaksa belajar banyak hal, bertemu banyak orang, dan berpikir kreatif.
Bila kamu perhatikan baik-baik, ada satu prinsip yang mendasari cara-cara di atas. Prinsip itu adalah: kamu harus mau membantu orang sebelum mengharapkan bantuan dari orang lain. Beri manfaat pada orang-orang di sekitarmu, niscaya manfaat itu akan kembali berkali-lipat kepadamu. [tia/ap]
Sumber: Neil Patel
[postingan number=3 tag=”mobile-legends”]