Trentech.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Trentech.id
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget

Kerja Lembur di Akhir Pekan Adalah Solusi, Tapi Bukan Prestasi

21 September 2017
in News
Kerja Lembur di Akhir Pekan Adalah Solusi, Tapi Bukan Prestasi
1.4k
VIEWS
Berikan rating

Saya merasa diri saya cukup beruntung karena dikelilingi oleh banyak orang hebat. Mulai dari para pejuang yang berusaha membangun usaha dan produk sendiri demi kemudahan atau memberikan hiburan bagi khalayak ramai, sampai ke orang-orang yang menjadi bagian dari sebuah tim dan rela mengorbankan waktu pribadi mereka demi mewujudkan kemudahan dan hiburan tersebut.

Orang-orang tersebut rela kerja lembur, kerja di hari libur, dan mengorbankan waktu bersama kerabat mereka demi menghasilkan produk dan jasa berkualitas. Hal ini cukup lumrah terjadi, apalagi zaman sekarang kita bisa melakukan pekerjaan hampir di mana saja dan kapan saja, asal ada listrik dan internet.

Baca lagi

Pengorbanan Seorang Programmer, di Balik Celana Pendek dan Berangkat Siang

Bagaimana Millennial Mengubah Persepsi Tempat Kerja di Masa Depan

Ini Dia Kiat Sukses Mengatasi Konflik yang Terjadi di Tempat Kerja

Sudah menjadi pemandangan umum kalau kita pergi ke kafe di akhir pekan dan pengunjungnya tampak begitu fokus dalam aktivitas produktif mereka. Ada anak-anak muda berdiskusi tentang startup yang akan mereka bangun, bloger yang berusaha menyampaikan pikiran dan berharap bisa menginspirasi orang, atau bahkan pertemuan bisnis bernilai jutaan atau miliaran yang berlangsung di tengah keramaian.

Semua pekerjaan yang berlangsung di akhir pekan atau luar jam kerja ini jelas merupakan hal positif yang bisa menjadi bukti kalau kita memiliki etos kerja baik.

Namun sayangnya, tidak jarang kerja lembur ini menjadi sesuatu yang seakan-akan begitu membanggakan, menjadi sesuatu yang perlu dipamerkan. Atau, lebih buruk lagi, menjadi alasan untuk mendiskreditkan orang lain yang memilih untuk menghabiskan waktu di luar jam kerja untuk keluarga, kerabat, atau diri sendiri.

Lembur bukan berarti rajin

Miskonsepsi Pekerjaan | Menunggu pekerjaan

Banyak yang menganggap kalau orang yang hobi lembur dan bekerja di akhir pekan adalah orang yang rajin. Bahasa kerennya itu workaholic. Nyatanya hal tersebut belum tentu benar.

Bekerja di luar jam kerja bisa disebabkan banyak alasan. Bisa jadi karena tenggat waktu mendesak yang membuat kita harus berkorban. Tapi banyak juga yang sebenarnya terjadi karena kelalaian kita sendiri.

Tanpa harus menunjuk ke orang lain, saya coba ambil contoh diri sendiri. Saya termasuk orang yang sering bekerja di akhir pekan. Biasanya waktu luang ini saya gunakan untuk melakukan tugas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan penuh waktu. Jadi saya lebih sering fokus ke menulis untuk blog pribadi, mencoba iseng membuat situs game sendiri, atau iseng-iseng memikirkan ide game yang bisa saya ajukan ke tim.

Tapi terkadang saya juga menghabiskan akhir pekan untuk menyelesaikan tugas yang harusnya rampung di hari kerja. Saat ini terjadi, tidak sulit untuk melihat bahwa perkerjaan tersebut bisa diselesaikan selama 40 jam kerja resmi saya.

Namun tentu saja menggunakan satu hari dengan maksimal tanpa aksi tidak produktif sama sekali adalah mustahil. Jadi, pulang malam dan kerja lembur di akhir pekan sesungguhnya bukanlah bukti kalau saya orang yang rajin, tapi lebih menunjukkan ketidakmampuan saya untuk bekerja tepat waktu.

Dan saya yakin saya bukanlah satu-satunya orang yang melakukan ini.

Karena hidup cuma sekali

Ada masalah lain yang lebih krusial mengapa saya tidak setuju dengan golongan yang begitu membanggakan status workaholic. Memang bagus kalau energi dan waktu yang kita miliki disalurkan untuk pekerjaan yang positif. Tapi kita tahu kalau yang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk kerja yang berlebihan.

Ketika kamu menghabiskan waktu untuk bekerja di waktu yang seharusnya menjadi waktu senggang, banyak hal di sekitar yang dapat terlewatkan begitu saja. Hal ini akan semakin terasa jika kamu sudah berkeluarga. Rasanya tidak perlu saya bahas bagian ini panjang-panjang mengingat sudah banyak sekali contoh media fiksi atau nonfiksi yang membahas tentang kasus ini.

Saya sendiri mengenal beberapa orang yang telah berpengalaman dengan mendirikan usahanya sendiri. Ketika mereka masih lebih muda, tampak semangat yang begitu berkobar, sehingga rela kerja lembur di akhir pekan bahkan mengobarkan waktu tidur.

Tidak jarang nada sinis terdengar saat saya bercerita bahwa saya tidur enam sampai delapan jam sehari. Tapi begitu saya bercerita kalau saya tidur hanya sekitar lima jam sehari, rasanya seperti dapat pengakuan khusus dari kawan-kawan workaholic ini.

Namun, ketika kami mengobrol kembali setelah melalui banyak fase dalam hidup, saya malah mendapatkan saran yang berbeda dari beberapa teman saya ini.

Yang dulunya bangga bercerita soal kerja lembur akhir pekan malah jadi lebih rajin mengingatkan untuk jangan lupa libur dan berkumpul dengan keluarga. Yang tadinya menjadikan jam tidur kurang sebagai kelebihan, kini malah mengingatkan teman-temannya untuk selalu istirahat yang cukup.

Mungkin saja kawan-kawan saya ini telah melalui fase yang membuat mereka berubah. Bisa jadi bisnis atau startup mereka sudah lebih stabil, kesadaran untuk menjadi anggota keluarga yang baik, atau diingatkan langsung soal pentingnya istirahat melalui pengalaman yang tidak mengenakkan.

Kerja lembur tak sepenuhnya salah

Bekerja di Perusahaan Besar|Image 4

Tulisan saya ini tidak bermaksud untuk menyindir orang-orang yang memang hobi berkarya, apalagi meremehkan orang yang memang perlu kerja lembur lebih demi hidup.

Saya lebih menujukannya kepada golongan yang memang suka menghabiskan banyak waktu bekerja, tapi di saat yang bersamaan memandang sebelah mata orang lain yang ingin punya hidup lebih seimbang. Apalagi kalau yang dilakukan hanyalah mengaku hobi bekerja, sambil bercanda soal orang yang tidak workaholic seperti dirinya.

Intinya, bekerja semaksimal mungkin jelas tidak dilarang, toh bekerja itu ibadah, baik untuk dunia maupun akhirat. Tapi selalu ingat hal berikut:

  1. Apa alasanmu harus bekerja di luar jamnya? Kalau karena kamu tidak memanfaatkan jam kerja dengan baik, cobalah interospeksi.
  2. Jangan lupakan orang sekitarmu. Ingat untuk terus memperhatikan keluarga dan juga mempertahankan tali silaturahmi dengan saudara atau sahabat.
  3. Paling penting, jaga kesehatan diri sendiri.

Semoga artikel ini bermanfaat. [tia/ap]

Tags: kerjakerja lemburlemburprestasiSolusi
Previous Post

4 Tips Elevator Pitch yang Harus Dikuasai Founder Startup

Next Post

10 Kesalahpahaman Orang Awam Terhadap Seorang Programmer

Trentech.id

Trentech.id

Tren Teknologi Indonesia

Related Posts

Pengorbanan Seorang Programmer, di Balik Celana Pendek dan Berangkat Siang

Pengorbanan Seorang Programmer, di Balik Celana Pendek dan Berangkat Siang

9 April 2022
1.5k

Bangun lebih siang dari pekerja pada umumnya, berangkat ke kantor ketika jalanan sudah sepi, menggunakan kaus dan celana pendek ke...

Tempat Kerja Millenial

Bagaimana Millennial Mengubah Persepsi Tempat Kerja di Masa Depan

22 December 2020
1.5k

Setelah generasi baby boomer dan generasi X bertahun-tahun menguasai dunia kerja, kini sebuah generasi baru hadir untuk mengubah tatanan kaku bentukan generasi...

Ini Dia Kiat Sukses Mengatasi Konflik yang Terjadi di Tempat Kerja

Ini Dia Kiat Sukses Mengatasi Konflik yang Terjadi di Tempat Kerja

7 May 2018
1.4k

Penyelesaian konflik internal adalah hal penting yang seringkali luput dari perhatian perusahaan. Mengatasi konflik yang ada di dalam perusahaan akan berdampak...

Please login to join discussion

Terpopuler

  • contoh pitch deck

    8 Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

    1152 shares
    Share 460 Tweet 288
  • Apa Saja Fitur Flipper Zero?

    124 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Saham Kapal Induk: Apa Itu dan Apa Keuntungannya?

    182 shares
    Share 73 Tweet 46
  • Kumpulan Materi Kuliah Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer

    407 shares
    Share 163 Tweet 102
  • Apa Itu Bisnis Model Kanvas dan Pentingnya untuk Sebuah Startup?

    136 shares
    Share 54 Tweet 34
  • BRI Digital Challenge Mencari Inovasi Terbaik dengan Hadiah Ratusan Juta Rupiah!

    112 shares
    Share 45 Tweet 28
  • Ini Dia 3 Kebiasaan Buruk Anak RPL

    131 shares
    Share 52 Tweet 33
  • Manfaatkan ChatGPT untuk Menulis Artikel SEO

    109 shares
    Share 44 Tweet 27
  • Inilah 15 Skin Paling Keren di Mobile Legends

    193 shares
    Share 77 Tweet 48
  • 5 Pokemon Terkuat dan Terfavorit

    176 shares
    Share 70 Tweet 44

About . Contact . Partnership . Google News

Trentech.id adalah situs yang menyajikan konten tentang startup, bisnis, game, event, hingga informasi pekerjaan. Trentech berusaha memberikan konten yang berkualitas untuk para pembacanya agar dapat menjadi rujukan utama mengenai dunia teknologi pada khususnya. Tim trentech terdiri dari orang – orang yang berkompeten dibidangnya, dan akan selalu mendukung karya – karya terbaik anak bangsa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para startup agar dapat publish karyanya di trentech.

Trentech ID

  • About
  • Contact
  • Partnership
  • Panduan Penulis
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Tools

  • Harga Crypto Terbaru
  • Cek Ongkir
  • Cek Resi
  • Cek Domain
  • Login
  • Sign Up
About . Contact . Partnership . Google News

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In