Sejak awal tahun 2015 yang lalu, GO-JEK, Uber, dan Grab terus bersaing untuk menjadi layanan transportasi online terdepan di tanah air. Persaingan tersebut semakin ketat di tahun 2016, ditandai dengan masuknya Uber ke bisnis transportasi sepeda motor dengan kehadiran UberMotor, dan peluncuran layanan pemesanan mobil on demand GO-CAR oleh GO-JEK.
Pada tanggal 9 Juni 2017 kemarin, CEO GO-JEK Nadiem Makarim menyatakan dalam konferensi D.Live Asia yang diadakan The Wall Street Journal kalau saat ini startup besutannya telah memimpin persaingan tersebut. Menurutnya, GO-JEK telah menguasai lima puluh persen pasar bisnis transportasi di tanah air.
Kemungkinan besar, yang ia maksud adalah bisnis transportasi online di mana mereka kini bersaing dengan Grab dan Uber, bukan bisnis transportasi secara umum yang turut menghitung bus, kereta, dan pesawat. Tech in Asia telah menghubungi GO-JEK untuk mengonfirmasi hal tersebut.
Menurut Nadiem, saat ini mereka telah mempunyai sekitar sepuluh juta pengguna yang secara aktif menggunakan aplikasi mereka setiap minggunya. Khusus di bisnis pemesanan makanan, ia pun menyatakan kalau mereka telah menguasai 95 persen pasar dengan layanan GO-FOOD. Sebelumnya, Nadiem juga pernah mengatakan kalau GO-FOOD merupakan layanan pemesanan terbesar kedua di dunia, setelah sebuah startup serupa asal Cina.
Sebelum pernyataan Nadiem tersebut, kondisi persaingan transportasi online di Indonesia sendiri cukup sulit untuk diprediksi. Grab misalnya, hanya mau membuka data perjalanan harian mereka di seluruh negara yang mereka layani di Asia Tenggara, yaitu sekitar 2,5 juta perjalanan. Sejauh ini, mereka masih enggan untuk merilis jumlah perjalanan yang mereka layani di tanah air. Sedangkan Uber belum mau mengungkap data perjalanan mereka di wilayah Asia Tenggara maupun Indonesia.
Dari 2,5 juta perjalanan yang dilayani oleh Grab di Asia Tenggara, mereka menyatakan kalau Indonesia merupakan pasar terbesar mereka. Bila mengacu kepada data tersebut dan pernyataan Nadiem, maka bisa diperkirakan kalau GO-JEK kini melayani lebih dari 1,5 juta perjalanan setiap harinya.
Lebih lanjut, Nadiem pernah menyatakan kalau sekitar empat puluh hingga lima puluh persen pesanan di GO-JEK berasal dari layanan transportasi. Maka kamu pun bisa memperkirakan kalau setiap harinya GO-JEK bisa menerima lebih dari tiga juta pesanan, yang merupakan gabungan dari layanan GO-RIDE, GO-CAR, GO-FOOD, hingga GO-LIFE.
Grab sendiri kini tengah berusaha mengejar ketertinggalan tersebut dengan menghadirkan beberapa layanan transportasi baru, mulai dari GrabHitch (Nebeng), GrabShare, hingga GrabRental. Mereka pun tengah aktif mengembangkan layanan pembayaran non tunai GrabPay untuk menyaingi GO-PAY milik GO-JEK. Sedangkan Uber kini justru tengah aktif berekspansi ke kota-kota baru, mulai dari Cirebon, Solo, Pekanbaru, hingga Jember.