Pekan ini, Disney memulai proses pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.000 karyawan atau sekitar 3 persen dari total karyawan perusahaan. PHK massal ini dilakukan dalam tiga gelombang yang direncanakan, di mana gelombang pertama telah dilaksanakan. Rencananya, gelombang kedua akan dilakukan pada bulan April mendatang, dan gelombang terakhir akan dilaksanakan sebelum musim panas tahun 2023.
Bob Iger, CEO Disney, mengungkapkan bahwa PHK massal ini akan membantu perusahaan menghemat biaya hingga US$5,5 miliar (sekitar Rp82,6 triliun). Langkah ini sebelumnya telah diumumkan oleh Disney pada Februari 2023 lalu, dan kini tengah dilakukan dengan harapan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Disney PHK 7000 Karyawan
Disney telah memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.000 karyawan pada gelombang pertama dari tiga gelombang yang direncanakan. Salah satu unit pengembangan metaverse Disney juga akan ditutup, dengan sekitar 50 karyawan yang telah dirumahkan dalam gelombang pertama PHK.
Dalam sebuah surat internal yang dikirimkan ke karyawan, CEO Disney Bob Iger menjelaskan bahwa perusahaan perlu melakukan tindakan yang diperlukan di saat-saat sulit untuk memastikan Disney dapat terus memberikan hiburan yang luar biasa kepada penonton dan pengunjung di seluruh dunia, baik saat ini maupun di masa mendatang.
Meskipun bisnis streaming video Disney mengalami kerugian, secara keseluruhan, pendapatan Disney meningkat sebesar 8 persen menjadi US$23,5 miliar (Rp352 triliun) dan laba bersih meningkat 11 persen menjadi US$1,3 miliar (Rp19,4 triliun).
Disney berencana melakukan PHK pada gelombang kedua pada April mendatang, dan gelombang terakhir akan dilaksanakan sebelum musim panas (Juni-Agustus) 2023. CEO Disney Bob Iger menyatakan bahwa langkah ini bisa membantu perusahaan berhemat hingga US$5,5 miliar (Rp82,6 triliun).