Trentech.id Logo
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Logo Trentech.id
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget

Alasan Mengapa Amazon Tidak Cocok Masuk ke Pasar Asia Tenggara

30 April 2017
in Business

Pada Maret 2017 lalu, TechCrunch sempat melaporkan info dari sumber-sumber yang tak disebutkan bahwa Amazon menunda rencana penetrasinya ke pasar ecommerce Asia Tenggara. Meski kita tidak tahu siapa sumber yang dimaksud, ketiadaan bukti substansial dari perusahaan raksasa tersebut akan memasuki Singapura bisa jadi tanda bahwa rencana penetrasi itu mungkin tidak akan pernah terwujud.

Rencana untuk masuk ke Singapura ini tidak masuk akal, mengingat strategi pasar Amazon di masa lalu ataupun masa sekarang. Inilah analisis saya.

Daftar Isi

  • Taktik gerilya vs konvensional
  • Singapura bukanlah titik operasi vital bagi Amazon
  • Tapi bukankah Amazon sedang merekrut orang?
  • Indonesia adalah tempat mulai yang baik

Taktik gerilya vs konvensional

Seperti Goliath sang raksasa, Amazon bisa beraksi dengan paling baik pada “medan terbuka”, di mana mereka bisa memanfaatkan kemampuan peningkatan skala bisnis sebagai keuntungan. Coba perhatikan pasar-pasar tempat Amazon mendominasi persaingan saat ini: Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Perancis, dan India yang tengah tumbuh.

Amazon | Ecommerce Statistics

Amazon masuk ke Asia Tenggara itu ibarat tentara Amerika Serikat saat sedang perang Vietnam. Mereka akan melawan musuh yang tersebar di berbagai negara, terpisah oleh perairan, dan lebih berpengalaman dalam medan lokal. Coba tempatkan beberapa eksekutif Amazon dari Seattle ke hutan beton Jakarta, dan suruh mereka menelusuri layanan logistik di tengah kemacetannya yang legendaris. Bisa jadi mereka akan merengek minta pulang.

Coba saja lihat benua Eropa. Meskipun masih tergabung dalam kesatuan Uni Eropa, benua ini sebenarnya merupakan sekumpulan negara-negara terpisah. Penetrasi Amazon ke Eropa akhirnya hanya berhasil di tiga pasar utama—Inggris, Jerman, dan Perancis.

Cina tampaknya merupakan pengecualian, meski memiliki bentuk pasar tunggal raksasa seperti di Amerika Serikat. Pangsa pasar Amazon di sana telah anjlok dari lima belas persen di tahun 2008 menjadi tinggai dua persen saja. Proses pengambilan keputusan yang terpusat di Amerika Serikat membuat operasi Amazon di Cina lambat, sehingga gagal bersaing dengan kompetitor lain yang lebih gencar.

Pada akhirnya, Amazon di Cina kalah melawan Alibaba milik Jack Ma dan JD milik Liu Qiangdong. Mereka pun harus menyerah dan menumpang buka toko di Tmall (mal virtual milik Alibaba) pada tahun 2015.

Di Timur Tengah, Amazon sedang terlibat pertarungan lelang yang sengit melawan pengusaha kaya asal Uni Emirat Arab, Mohamed Alabbar, untuk membeli Souq.com. Souq beroperasi di sepanjang negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Arab yang semuanya terhubung oleh daratan dan bebas bea cukai. Ini bisa memberikan Amazon akses terhadap 50 juta orang yang berbicara dalam satu bahasa, dan cocok dengan strategi mereka mengincar pasar tunggal besar.

Singapura bukanlah titik operasi vital bagi Amazon

Rumor penetrasi Amazon ke Asia Tenggara banyak berkisar pada rencana untuk membuka lapak di Singapura terlebih dahulu. Meskipun kecil, negara tersebut bisa disebut sebagai pasar ecommerce paling dewasa di daerahnya.

Sebelum Lazada mengakuisisi Redmart dengan harga US$30-40 juta (sekitar Rp400-533 miliar), sempat ada kabar tentang Amazon yang berusaha membeli Redmart untuk mempercepat operasi mereka di Singapura. Tapi tidak masuk akal bagi Amazon untuk membuka operasi retail lokal di Singapura. Pasalnya, para penduduk Singapura sudah banyak berbelanja di Amazon berkat adanya Goods and Service Tax Relief (penghapusan pajak untuk barang belanjaan) dan logistik global yang efisien.

Amazon dan Singpost tengah mendorong peningkatan logistik lintas negara untuk mengirim paket dari Amerika Serikat ke Singapura dalam waktu tiga hari menggunakan pengiriman prioritas, yang setara dengan waktu rata-rata untuk pengiriman barang domestik di Indonesia. Di masa depan, waktu antar ini bisa semakin singkat lagi setelah Amazon berhasil meningkatkan jumlah armada pesawatnya.

Amazon | Tax Statistics

Jadi bisakah Singapura menjadi pusat distribusi untuk ekspansi ke Asia Tenggara? Mungkin tidak. Ada alasan kuat mengapa Jack Ma mendirikan pusat Asia Tenggara miliknya di Digital Free Trade Zone Malaysia, bukan di Singapura:

  • Malaysia terhubung ke Thailand lewat daratan, sehingga memberikan akses ke Kamboja, Myanmar, serta Vietnam.
  • Malaysia dan Singapura sama-sama dekat dengan Indonesia, yang merupakan pasar terbesar Alibaba/Lazada di Asia Tenggara.
  • Malaysia sendiri (dengan populasi 30 juta jiwa) adalah pasar ecommerce yang jauh lebih besar dari Singapura (dengan populasi 5,5 juta jiwa).
  • Malaysia memiliki komunitas pendatang Cina yang jauh lebih besar dari Singapura, yang mana mereka menggunakan Tmall, Alibaba, dan AliExpress secara reguler.
  • Malaysia adalah kawan politik yang dekat dengan Cina (tidak semua hal, itu murni bisnis).
  • Malaysia memiliki ruang fisik yang lebih besar dari Singapura untuk urusan logistik skala besar.

Tapi bukankah Amazon sedang merekrut orang?

Kamu mungkin mendengar kabar dari seseorang yang bekerja dalam bidang ecommerce di Asia Tenggara bahwa mereka menerima telepon dari perekrut Amazon. Ya, Amazon memang sedang membuka lowongan, tapi bukan untuk alasan yang mungkin kamu pikirkan.

Sebagian besar lowongan adalah untuk urusan bisnis lintas negara yang sejak dulu sudah berdiri di Singapura, untuk mengajak para pedagang di Asia Tenggara berjualan di marketplace global Amazon.

Amazon | Recruitment

Amazon membuka lowongan di Thailand untuk Amazon Global Selling (akuisisi pedagang) dan Amazon Web Services, bukan untuk retail lokal

Indonesia adalah tempat mulai yang baik

Sejalan dengan strategi Amazon untuk masuk ke pasar tunggal yang besar (dengan Australia sebagai pasar terbarunya), penetrasi di Singapura bisa diabaikan. Jika Amazon benar-benar ingin menguasai Asia Tenggara, gerbang yang lebih masuk akal adalah Indonesia. Dengan jumlah populasi 250 juta jiwa (dan terus meningkat), Indonesia adalah “negara Cina baru”, sebuah pusat ekonomi dan ecommerce yang kuat di wilayah berpopulasi 600 juta jiwa.

Meski demikian, kesempatan Amazon masuk ke Indonesia menutup dengan cepat. Dengan sokongan Alibaba, Lazada gencar menanam investasi di pasar terbesar Asia Tenggara ini, sementara raksasa lokal seperti Lippo Group menggelontorkan dana hingga US$500 juta (sekitar Rp6,6 triliun) untuk usaha ecommerce mereka, MatahariMall. JD juga telah menyusup ke Indonesia sejak 2015 dan terus tumbuh dengan kuat. Ini belum termasuk pemain ecommerce veteran seperti Blibli.

Pilihan yang mungkin supaya Amazon bisa masuk Asia Tenggara dengan cepat adalah dengan cara melakukan akuisisi, meskipun akuisisi mereka terhadap Joyo di Cina tidak berhasil baik. Bahkan usaha mereka membeli Souq.com di Timur Tengah pun masih patut dipertanyakan.

Untungnya, ruang ecommerce di Indonesia masih terus berkembang, dan banyak pemain yang tertarik mendapatkan sekutu kuat seperti Amazon. Mari kita lihat saja perkembangannya. [tia/ap]

Berikan rating

Follow Trentech.id di Google News, Klik DI SINI

Tags: amazonamazon asiapasar asia
1.6k
VIEWS
Previous Post

Era Minimum Viable Product Telah Mati, Saatnya Beralih ke Riskiest Assumption Test

Next Post

Alasan di Balik Kian Maraknya Agregator Berita yang Membuat Platform Menulis

Related Posts

octa brocker

Mendiversifikasi Risiko Kripto Melalui CFD: Perluas Cakrawala Finansial bersama Octa Broker

6 March 2025
1.4k

Pasar mata uang kripto dikenal akan volatilitasnya. Untuk melawan fluktuasi harga, trader perlu menggunakan tools manajemen risiko yang ketat. Opsi...

pengusaha 2025

Tips Sukses Startup: Tools Penting Pengusaha Masa Kini di Tahun 2025

8 January 2025
1.4k

Menjadi wirausahawan di abad ke-21 ini sangat berbeda dengan wirausaha di masa lalu. Jika kita melihat lebih dari satu dekade...

riset pasar untuk startup

Yuk Pelajari Enam Cara Tepat Melakukan Riset Pasar untuk Bisnis

27 December 2024
1.5k

Sebelum memulai bisnis, Anda harus melakukan riset pasar, hal tersebut dapat menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Penulis Kevin Duncan...

Terpopuler

  • Ini Dia Peluang Chatbot Sebagai Produk AI di Masa Depan Menurut Founder Kata.ai

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • Sertifikasi PCI DSS BingX Jadi Tolak Ukur Baru Keamanan Data Web3

    108 shares
    Share 43 Tweet 27
  • Riset Ungkap Penambang Bitcoin Bakal Melonjak pada 2025

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Investor Chainlink Targetkan ROI 10.000% di 2025

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • 16 Jenis Saham: Panduan Lengkap Memahami Dunia Investasi

    612 shares
    Share 245 Tweet 153
  • Cara Daftar IMEI Resmi di Indonesia dengan Mudah

    133 shares
    Share 53 Tweet 33
  • WhatsApp Kembangkan Fitur Matikan Last Seen untuk Kontak Tertentu

    119 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Bukalapak Akuisisi Startup 5 Startup Lokal Senilai US$ 1 Miliar

    133 shares
    Share 53 Tweet 33
  • 3 Cara Memutus Koneksi Orang Lain dari Jaringan Wi-Fi Anda

    1098 shares
    Share 439 Tweet 275
  • Gunakan Cara Ini! Agar Konten Website Anda Menciptakan Penjualan Luar Biasa

    118 shares
    Share 47 Tweet 30

About . Contact . Partnership . Google News . Telegram

Trentech.id adalah situs yang menyajikan konten tentang startup, bisnis, game, event, hingga informasi pekerjaan. Trentech berusaha memberikan konten yang berkualitas untuk para pembacanya agar dapat menjadi rujukan utama mengenai dunia teknologi pada khususnya. Tim trentech terdiri dari orang – orang yang berkompeten dibidangnya, dan akan selalu mendukung karya – karya terbaik anak bangsa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para startup agar dapat publish karyanya di trentech.

Trentech ID

  • About
  • Contact
  • Advertising
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Tools

  • Harga Crypto Terbaru
  • Cek Ongkir
  • Cek Resi
  • Cek Domain

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Sign Up
About . Contact . Partnership . Google News