Banyak orang berkeinginan untuk memulai usaha, tapi tersandung oleh pekerjaan mereka. Jangankan memulai usaha, terkadang untuk melakukan hal-hal menyenangkan seperti berkumpul dengan keluarga atau menjalankan hobi saja kesulitan. Padahal dengan menjadi entrepreneur, mereka akan mendapat kebebasan untuk menentukan masa depan sendiri.
Sebetulnya ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memulai usaha, walaupun masih memiliki pekerjaan full time. Pakar pemasaran Neil Patel berbagi delapan cara yang bisa kita terapkan, tanpa harus khawatir mengorbankan hal-hal penting dalam kehidupan. Simak di bawah.
Daftar Isi
Pastikan bebas dari ikatan hukum
Poin pertama ini sangat penting, tapi terkadang dilupakan. Terkadang, bila kamu bekerja di sebuah perusahaan, kamu akan terikat kontrak yang melarangmu memiliki pekerjaan sampingan. Apalagi bila sampinganmu adalah bidang yang sama dengan bisnis perusahaan tersebut.
Sebelum memulai usaha, pastikan dulu bahwa kamu memang boleh melakukannya. Bila kamu melanggar kontrak, tidak hanya kamu bisa dipecat dari perusahaan, reputasimu di kalangan profesional juga akan anjlok. Ada baiknya kamu bicarakan dulu dengan atasan tentang rencana usahamu itu.
Identifikasi waktu luang
Sibuk, tidak punya cukup waktu, adalah alasan yang paling sering muncul dari mulut seorang karyawan. Tapi coba pikirkan lagi, sesibuk apa kamu sebenarnya?
Survei dari Nielsen menemukan bahwa ternyata rata-rata orang dewasa menghabiskan waktu lima jam per hari untuk menonton televisi. Bahkan, 64 persen karyawan mengaku menonton video online selama jam kerja.
Ini adalah cara menghabiskan waktu yang tidak produktif. Bukan berarti kamu sama sekali tidak boleh menonton Game of Thrones dan Stranger Things, tapi sebaiknya kamu membatasinya. Bila biasanya kamu menonton empat jam sehari, kamu bisa menguranginya menjadi dua jam saja.
Kebiasaan membuang waktu tumbuh tidak hanya karena kita butuh hiburan. Ada beberapa alasan lain yang bisa menyebabkannya, seperti stres, kurang tidur, rasa tak puas terhadap gaji, dan lain-lain. Bila kamu bisa menemukan dan meminimalkan hal-hal seperti ini, waktu yang bisa kamu gunakan untuk mengurus usaha sampingan akan lebih optimal.
Bekerja secara terfokus
Kamu akhirnya bisa meluangkan waktu untuk memulai usaha, misalkan satu jam per hari. Setelah sehari bekerja, kamu istirahat sejenak, kemudian mengerjakan usaha sampinganmu. Tapi kamu merasa sulit fokus, harus multitasking, dan banyak mendapat gangguan. Pernah mengalami hal seperti ini?
Kurang fokus adalah masalah yang banyak dialami oleh wirausahawan. Untuk mengatasinya, kamu harus bisa melakukan pekerjaan yang mendalam, atau deep work. Berbeda dengan pekerjaan umum (shallow work) seperti membalas e-mail, menelepon klien, atau menghadiri rapat, bekerja secara terfokus (deep work) mengharuskanmu mendorong kemampuan kognitif sampai batas maksimal dengan fokus pada satu hal hingga selesai.
Contoh deep work misalnya melakukan riset, menulis, atau membuat rencana strategis. Dalam mengerjakan hal-hal ini, kamu harus benar-benar mengisolasi diri dari kegiatan atau interaksi lain. Apalagi bila waktumu terbatas.
Deep work adalah pekerjaan yang akan mendatangkan hasil nyata. Bila perlu, kondisikan tempat kerjamu agar kamu benar-benar bisa fokus dengan tip seperti gambar di bawah.
Tidur cukup
Begadang dan bekerja di akhir pekan terkadang dianggap sebagai hal biasa oleh kalangan entrepreneur. Padahal kondisi kurang tidur bisa menurunkan performa, dan pada akhirnya malah merusak kesehatanmu dalam jangka panjang. Jangankan entrepreneur, karyawan biasa saja banyak yang tidur kurang dari enam jam sehari.
Melihat hal ini, wajar bila para profesional ada yang mengaku sering bekerja dalam keadaan lelah. Terkadang mungkin kamu butuh lembur, tapi tidak seharusnya kamu lembur setiap waktu. Pastikan kamu tidur cukup (sekitar 8-10 jam per hari), maka kamu akan merasa lebih berenergi dan bisa bekerja lebih efisien.
Outsource sebanyak mungkin
Outsourcing sering dipandang sebelah mata. Banyak yang mengidentikkan outsourcing dengan pekerjaan berkualitas rendah. Tapi sebenarnya tidak semua outsourcing seperti itu.
Bila kamu menemukan perusahaan outsource yang terpercaya, kamu bisa membuat beban kerja jauh lebih ringan dan fokus di hal-hal yang menjadi spesialisasimu.
Gunakan outsourcing untuk menutupi kelemahanmu. Ini adalah salah satu wujud praktik “work smarter, not harder”. Bila anggaranmu terbatas, kamu bisa mencari pekerja freelance individual ketimbang perusahaan.
Dengan memanfaatkan outsource, kamu bisa mendapat hasil lebih efisien dan berkualitas, daripada harus mempelajari dan melakukan semua hal sendirian.
Bekerja secara remote
Ini adalah strategi yang terdengar tidak praktis, tapi bisa memunculkan hasil yang tak terduga. Bekerja dari rumah artinya kamu bisa menentukan jam kerja sendiri, tidak perlu terikat pada hal-hal formal seperti lokasi dan pakaian, serta tidak perlu menghabiskan waktu untuk perjalanan. Kamu juga punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan sampingan.
Bila memungkinkan, kamu bisa meminta pada bos untuk diperbolehkan bekerja secara remote. Sebagai gantinya, kamu harus bisa menunjukkan produktivitas yang baik. Jalin komunikasi yang aktif, dan jangan sampai mengecewakan atasanmu. Ingat, pekerjaan utamamu adalah prioritas. Usaha sampingan, seperti namanya, hanyalah sampingan.
Mulai dari hal kecil
Banyak wirausahawan yang mencoba langsung besar dari awal. Mereka merencanakan launching yang megah, merancang skema pemasaran jangka panjang, mendaftarkan hak cipta, dan sebagainya. Ini bukan ide bagus. Bila kamu mulai besar-besaran lalu gagal, maka kamu akan kehilangan banyak uang dan waktu yang berharga.
Membangun usaha butuh kerja keras, tidak bisa instan. Mungkin kamu merasa bahwa idemu hebat, tapi apa jaminannya ide tersebut akan diterima pasar? Karena itu, sebelum terjun all-out, kamu terlebih dulu harus melakukan tes validasi ide. Caranya misal dengan membuat situs web, meluncurkan kampanye crowdfunding, atau mengadakan webinar.
Dengan hal-hal seperti ini, kamu bisa melihat apakah idemu benar-benar tervalidasi atau tidak. Bila sudah yakin, mulailah dengan langkah kecil. Jangan mencoba mengalahkan penjualan Apple dalam waktu satu bulan. Yang terpenting kamu harus terus tumbuh, bukan muncul gegap gempita lalu lenyap seperti kembang api di musim panas.
Buat tujuan yang spesifik
Kamu ingin tahu resep sukses memulai usaha? Resepnya adalah dengan menentukan tujuan. Tidak perlu terlalu muluk, kamu cukup meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan apa tujuanmu dan bagaimana cara mencapainya. Anggap saja seperti membuat rancangan kasar business plan.
Untuk menentukan tujuan usaha, kamu bisa menggunakan sistem yang bernama SMART. Tujuan yang kamu capai harus memenuhi kaidah SMART—Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Timely. Bagan di bawah berisi beberapa pertanyaan yang bisa kamu jawab untuk membantu merancang panduan dalam mencapai tujuan tersebut (klik untuk memperbesar).
Memiliki pekerjaan penuh waktu bukan halangan untuk memulai usaha sendiri, asalkan kamu melakukannya dengan perlahan dan konsisten. Banyak wirausahawan gagal karena mereka mencoba bergerak terlalu cepat. Meski kamu memulai dari sesuatu yang sangat kecil—sesimpel satu landing page saja—bila kamu konsisten, maka usahamu akan berkembang.
Sumber: Neil Patel