Ketika sebuah startup menerima pendanaan dari angel investor maupun Venture Capital (VC), maka sang founder akan memberikan sebagian kepemilikan saham dari startup tersebut kepada para investor. Bahkan tak jarang saham yang dimiliki oleh para investor justru lebih besar daripada yang dimiliki oleh pendiri startup itu sendiri.
Situasi ini memungkinkan para investor untuk memecat sang founder apabila mereka tidak bisa menjalin hubungan yang baik. Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi, contohnya ketika founder dari startup pembuat helm pintar Skully dipecat oleh investor mereka. Akhirnya, startup tersebut berhenti beroperasi.
Untuk mencegahnya, Monica Zent yang merupakan pendiri dari jaringan pengacara di Amerika Serikat bernama Foxwordy, membagikan tip agar hal tak menyenangkan tersebut tidak terjadi lagi kepada startup lain.
Terbuka kepada para investor meski dalam situasi sulit
Menurut Monica, seorang founder harus selalu terbuka kepada para investor tentang kondisi startup yang tengah ia bangun. Komunikasi yang baik bisa menyatukan sang founder dan para investor dalam setiap keputusan yang akan diambil, seperti ketika mereka ingin mencari pendanaan tambahan, maupun saat akan menjual startup ke perusahaan lain.
“Dalam kasus Scully, sang founder secara sepihak mencoba untuk mencari pendanaan tambahan sekaligus menjual perusahaan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadi masalah ketika para investor tidak menyetujui keputusan tersebut,” tutur Monica.
Merekrut secara cermat
Dalam mengembangkan tim, seorang founder harus memilih orang-orang yang tepat, khususnya untuk posisi manajerial. Ketika akan merekrut seorang manajer dari perusahaan lain, pastikan orang tersebut merasa nyaman di posisi baru yang ia tempati. Selain itu, manajer tersebut harus bisa mengisi kekurangan sang founder, sehingga perkembangan perusahaan bisa berjalan dengan lancar.
Ketika merekrut pegawai untuk posisi non manajerial, sang founder juga harus bisa melakukannya dengan efektif. Masalah seringkali muncul ketika jumlah pegawai dari sebuah startup berkembang terlalu cepat setelah mendapat pendanaan.
“Banyak founder yang belum pernah menjalankan bisnis sebelumnya ketika mereka mendapat pendanaan dari investor. Mereka biasanya cenderung merekrut pegawai terlalu banyak dan jatuh ke dalam jebakan yang bisa mematikan bisnis mereka bahkan sebelum bisnis tersebut berjalan,” tutur Monica.
Jangan bersikap sombong
Tidak ada satu pun orang yang sempurna, termasuk seorang founder startup. Karena itu, seorang founder yang baik harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, serta rela mendelegasikan hal-hal yang tidak mampu ia kerjakan kepada pegawai lain.
Contoh founder yang sempat gagal melakukan hal tersebut adalah Jack Dorsey, yang akhirnya dipecat dari Twitter pada tahun 2008. Dalam buku Hatching Twitter, Dorsey digambarkan sebagai CEO yang selalu menyandarkan kesuksesan perusahaan kepada dirinya sendiri, tidak suka dikritik, serta terlalu sering berpesta di luar kantor.
“Mundur” di saat yang tepat
Meski seorang founder sudah berusaha membangun komunikasi dengan investor, merekrut pegawai dengan cermat, dan mendelegasikan tugas dengan efektif, namun terkadang mereka tetap tidak bisa memimpin perusahaan dengan baik. Oleh karena itu, sebelum dipecat oleh investor, ada baiknya seorang founder mengundurkan diri dari posisi tertinggi demi kebaikan startup tersebut.
Monica menceritakan bagaimana ketika gagal menjual Yahoo kepada Microsoft pada tahun 2008, CEO Yahoo pada saat itu yang bersama Jerry Yang langsung memutuskan untuk mundur dari kursi pimpinan. Meski berat, namun hal tersebut harus ia lakukan agar Yahoo bisa berkembang dengan lebih baik. [tia/ap]