Karena kegagalan, kita memang bisa frustasi, namun demikian, kita juga jadi tertantang membuat yang lebih baik, serta mental pun jadi lebih kuat. What doesn’t kill you makes you stronger, right? Aria Rajasa, Founder Gantibaju.com dan Tees.co.id, berbagi pandangannya tentang startup dan mental menghadapi kegagalan, dalam tulisan berikut ini.
Kurang lebih sudah 10 tahun, saya telah berkecimpung di dunia bisnis. Dan seperti semua pebisnis lainnya, seringkali mengalami kegagalan.
Mungkin dari 10 tahun itu, tujuh tahun saya mengalami gagal total, dan tiga tahun belakangan, saya tidak gagal-gagal amat. Apakah saya menyesal?
Tentu tidak. Sebab tanpa semua kegagalan itu, mungkin mentalitas dan semangat saya tidak bisa seperti sekarang. Jadi saya menyukuri prosesnya, hanya saja, saya berharap generasi berikutnya tidak mengalami gagal selama itu.
Gagal itu tidak mengajarkan apa-apa, tapi tetap diperlukan. Karena dalam kegagalan, kamu akan menjadi frustasi, namun tertantang membuat yang lebih baik, dan mental pun jadi lebih kuat. What doesn’t kill you makes you stronger, right?
Tapi banyak juga yang akhirnya berhenti. Ya tidak apa-apa, tidak semua orang cocok jadi pengusaha. There’s nothing to prove. Cerita dan derita orang itu berbeda-beda.
Oleh karena itu, ketika diundang oleh Yansen Kamto, untuk menjadi juri di acara Hackaton 1000 Startup di Kominfo, beberapa waktu lalu, saya dengan senang hati menyetujui. Nah, pertanyaannya adalah, apakah akan lahir Go-Jek, Traveloka atau Tokopedia baru, dari Hackathon ini? Tidak sih, jauh dari itu.
Saya rasa semua startup di sini akan gagal. Semua juri berkomentar jujur, dan seringkali menyakitkan. Tapi ya, lebih baik kami jujur sekarang, daripada menjerumuskan mereka semua, dan ujung-ujungnya membuang waktu semua orang.
Waktu saya memulai bisnis, kisah sukses masih jarang, jadi mencari mentor juga susah. Kata ‘startup’ saja masih belum banyak yang tahu, jadi masih meraba-raba.
Saya buang waktu banyak karena terjebak di ide buruk, dengan eksekusi buruk. Dan sayangnya, tidak ada yang bilang kalau yang saya lakukan itu tidak akan ke mana-mana.
Apakah kalian yang membaca ini adalah salah satu startup yang pernah mendapatkan saran-saran menyakitkan dari para mentor, juri, dan pendahulu kalian? Bersyukurlah, karena itulah hal terbaik yang bisa kami lakukan.
Sungguh sangatlah jahat orang-orang yang berbohong di depan kalian, sambil bilang ide kalian sangatlah bagus, padahal di belakang kalian mereka mencela. Sungguh jahat mereka, yang mendorong kalian membuang waktu berharga kalian, mengejar ide buruk yang tidak diinginkan pasar.
Mental baja hadapi kegagalan
“There are no two words in the English language more harmful than ‘good job’”, kata Terrence Fletcher di film Whiplash. Jadi pengusaha itu susah, butuh mental baja dan kemampuan untuk memotivasi diri setiap hari, dan menerima tolakan tanpa henti.
Jadi pengusaha itu harus punya mental untuk meminta uang ke orang asing untuk ditukarkan dengan jasa atau produk kalian, setiap hari.
Kalian malu untuk berbicara dengan 100 orang tentang produk kalian? Atau kalian takut membicarakan ide di depan orang asing, meminta uang ke mereka untuk validasi ide, menolak semua ajakan berpesta karena harus lembur, mengorbankan uang sendiri demi pembuktian ide, takut ditolak idenya oleh calon klien, malu mendekati mentor yang bisa membimbing kalian ke arah yang benar?
Ya, tidak usahlah jadi pengusaha. You don’t have what it takes anyway.
Menurut saya, 1000 Startup itu program gagal. Program ini akan mengagalkan semua ide busuk, semua eksekusi jelek, dan semua kebiasaan buruk kalian.
Program ini juga akan mengagalkan banyak sekali dari kalian yang bermimpi dan hanya bisa terus bermimpi. Seperti yang saya bilang di atas, saya tidak mengharapkan akan adanya Go-Jek, Traveloka atau Tokopedia baru dari ide-ide kalian ini.
Kalian semua akan gagal. Yang saya harapkan adalah kalian gagalnya itu dipercepat, agar kalian bisa lanjut ke ide lainnya, gagal lagi dan lanjut lagi ke ide lain, yang mungkin nantinya sukses, dan tidak perlu menunggu terlalu lama seperti saya, dan semua kegagalan saya.
“Fail early, fail fast, fail often!”.