International Data Corporation (IDC) baru saja merilis laporan terbaru mereka tentang jumlah penjualan smartphone di dunia. Total penjualan smartphone di kuartal pertama tahun 2016 ini mengalami sedikit kenaikan dari angka 334,4 juta menjadi 334,9 juta unit. Samsung dan Apple pun masih tetap menduduki tahta sebagai produsen smartphone nomor satu dan nomor dua di dunia.
Meski begitu, ternyata penjualan smartphone kedua perusahaan tersebut sama-sama mengalami penurunan. Berhasil menjual 82,4 juta smartphone pada waktu yang sama di tahun lalu, kini Samsung hanya bisa menjual 81,9 juta produk mereka.
Adapun Apple, serupa dengan data yang mereka umumkan kemarin, hanya berhasil menjual 51,2 juta smartphone, lebih kecil dari jumlah penjualan tahun lalu yang mencapai 61,2 juta. Mereka berdua diikuti oleh Huawei yang justru mengalami kenaikan penjualan cukup signifikan menjadi 27,5 juta produk, dari sebelumnya hanya 17,4 juta produk.
Hal menarik dari data yang dirilis IDC adalah terlemparnya Lenovo dan Xiaomi dari posisi keempat dan kelima. Tempat mereka kini tergantikan oleh Oppo dan Vivo, dua produsensmartphone yang sama-sama berasal dari negeri tirai bambu, Cina. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Penjualan di Cina menjadi kunci
Menurut IDC, menurunnya penjualan Lenovo dan Xiaomi di awal tahun ini disebabkan karena bisnis mereka yang terlalu fokus pada pasar smartphone di Cina. Hal itu membuat mereka menjadi kurang populer di pasar internasional.
Selain itu, di Cina sendiri, strategi Xiaomi dan Lenovo untuk menjual smartphone dengan harga yang murah sudah tidak lagi efektif. Masyarakat Cina saat ini justru lebih menyukaismartphone dengan harga yang lebih mahal.
“Lenovo berhasil memikat banyak pembeli dengan menjual smartphone seharga kurang dari US$150 (sekitar Rp2 juta) pada tahun 2013. Xiaomi pun berhasil menjual banyak produk dengan rata-rata harga smartphone US$200 (sekitar Rp2,6 juta) pada tahun 2014 dan 2015. Kini Huawei, Oppo dan Vivo, yang menjual produk di kisaran US$250 (sekitar Rp3,3 juta), justru berhasil menguatkan posisi mereka di tahun 2016,” jelas Melissa Chau, Senior Research Manager di IDC.
Untuk bisa mengejar posisi Samsung dan Apple, atau setidaknya agar bisa terus bertahan dalam daftar produsen smartphone terlaris dunia, IDC menyarankan kepada para produsen asal Cina agar lebih memikirkan strategi penjualan di pasar Amerika Serikat dan Eropa Barat. Sejauh ini, baru Huawei yang berhasil melakukan hal itu dengan baik, hingga mereka cukup populer di negara-negara Eropa.
Fakta yang diungkapkan IDC, terkait masyarakat yang justru lebih suka membeli smartphonedengan harga mahal, mungkin bisa menjadi masukan bagi para produsen smartphone lokal di tanah air.
(diedit oleh Angga Permana sumber TIA)