Uber, perusahaan transportasi berbasis aplikasi, akhirnya mengibarkan bendera putih di Asia Tenggara. Seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Uber sepakat menyerahkan bisnisnya kepada Grab, perusahaan serupa yang dimiliki pengusaha Malaysia.
Dilansir Bloomberg, kesepakatan itu mencakup seluruh fitur dalam bisnis Uber, termasuk Uber Eats. Sebagai gantinya, Uber akan memperoleh saham di Grab antara 15 hingga 20 persen. Hal ini juga menandai hengkangnya Uber dari pasar Asia Tenggara yang merupakan salah satu pasar terbesar ekonomi digital. Dengan demikian, pemain bisnis transportasi online di kawasan ini tinggal Grab dan Go-Jek.
Uber dan Grab akan membentuk perusahaan patungan dalam mengendalikan bisnis tersebut. Namun Uber hanya menguasai 30 persen saham di perusahaan itu. Kerja sama antara Uber dan Grab sudah terlihat dari investor yang sama dari kedua perusahaan. Bank asal Jepang, SoftBank Group merupakan investor kakap di Uber dan Grab. SoftBank pula yang mendorong konsolidasi antara kedua perusahaan.
Uber dan Grab sebenarnya sama-sama dimiliki oleh SoftBank Group Corp, perusahaan investasi asal Jepang dan Didi Chuxing, perusahaan transportasi online asal China. Kedua investor ini mendorong agar perusahaan yang mereka dukung untuk meningkatkan keuntungan karena tertekan kerugian akibat “membakar” uang dalam beberapa tahun terakhir.
Hengkangnya Uber di luar AS bukan pertama kalinya terjadi. Pada 2016, Uber yang saat itu dikendalikan Travis Kalanick menjual unit bisnisnya di China kepada Didi Chuxing, ditukar 17,5 persen saham Didi Chuxing. Di Rusia, Uber juga menjual bisnisnya kepada Yandex, perusahaan transportasi online asal Belanda, tak lama sebelum Dara Khosrowshahi mengambil alih Uber.
Sejak dibentuk sembilan tahun lalu, unit bisnis Uber di Asia Tenggara telah “membakar” duit sekitar 10,7 miliar dolar AS demi bersaing dengan Grab dan Go-Jek. Dalam beberapa kesempatan, Khosrowshahi menyatakan akan fokus ke pasar Jepang dan India.
Hengkangnya Uber dari Asia Tenggara membuat peta persaingan di industri transportasi online kian sempit. Saat ini saingan terberat Grab hanya tinggak Go-Jek yang dimiliki pengusaha muda Nadiem Makarim.