Trentech.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget
Trentech.id
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Berita
  • Startup
  • Bisnis
  • Learn
  • Games
  • Blockchain
  • Gadget

Pentingnya Software Tester dalam Pengujian Aplikasi

3 May 2017
in Learn
Pentingnya Software Tester dalam Pengujian Aplikasi
1.4k
VIEWS
Berikan rating

Sebelum meluncurkan sebuah aplikasi, sang pemilik produk biasanya mempekerjakan software tester untuk melakukan pengujian. Tahapan ini penting untuk mengetahui apakah masih banyak kesalahan atau kerusakan (bug) dalam aplikasi tersebut.

Menurut QA Leader Verifone, Delvianti, pengujian perlu dilakukan karena biasanya ada yang terlewat ketika seorang developer mengembangkan aplikasi. Jika tahapan ini terlewat, maka tingkat kepercayaan untuk merilis aplikasi itu menjadi rendah.

Baca lagi

Sebelum Membuat Aplikasi, Kamu Harus Jawab 4 Pertanyaan Ini

Yuk Pelajari 10 Langkah dalam Melakukan Usability Testing untuk Produk Kamu

Selagi Masih Muda, Coba Kuasai 5 Software Ini

“Dia (developer) bikin tapi ada bagian-bagian yang mungkin dia lupa. Dari sisi pengguna penting, dari sisi developer kadang enggak penting. Atau kadang memang terlewat dari developer. Misalnya kayak input, harusnya masukkan numerik saja. Developer kasih jenisnya alpha numerik. Kalau tester pasti akan diuji satu-satu. Jadi hal-hal seperti itu membantu banget kalau ada tester,” ujarnya.

QA Leader Verifone, Delvianti

Jika si developer sendiri yang melakukan pengujian, Delvi menilai tingkat kepercayaannya tetap lebih rendah dibanding aplikasi yang diuji oleh orang yang berbeda. Lebih bagus lagi, kata Delvi, tester yang menguji bukan berasal dari tim internal dan benar-benar tidak tahu mengenai aplikasi tersebut. “Dia (software tester) melakukan ad-hoc testing.  Jadi kadang tingkat kualitasnya lebih bagus bila dilakukan orang lain,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Digital Banking Scrum Master BTPN, Wijayawati Yip. Menurutnya pengujian penting dilakukan untuk memverifikasi apa saja yang perlu ada dalam sebuah software atau aplikasi.

“Kita kan perlu verifikasi kebutuhannya apa, terus pada saat developer dan product owner membuat produk sepakat membuat produk yang seperti apa. Pengujian itu fungsinya untuk validasi dari penyimpanan yang sudah dibikin. Kebutuhannya apa, desainnya seperti apa. Kalau enggak, antara apa yang diminta sama yang dikembangkan, bisa saja jalannya bertolak belakang,” paparnya.

Lakukan manual dan automation testing

Ada dua cara yang biasa dilakukan ketika melakukan pengujian sebuah aplikasi yakni manualtesting dan automation testing. Menurut Delvi, output yang dihasilkan akan lebih baik jika diuji dengan kedua cara tersebut.

Dalam manual testing, lebih condong pada pengalaman pengguna karena langsung mencoba programnya. Seperti bagaimana tampilan aplikasi dan sebagainya. Sedangkan automation testing, untuk menguji hal-hal yang tak bisa ditemukan langsung melalui pengamatan biasa. Seperti menguji variasi negatif hingga seberapa tangguh performa aplikasi ketika sedang berjalan.

Ilustrasi Manual Automation Testing

“Karena dalam masa testing yang ada di tim itu kan terbatas, sesuai rencana mereka mau deliver (diluncurkan) kapan. Kalau pakai automation, bisa langsung diuji sebuah aplikasi akan crash setelah pemakaian berapa lama,”jelasnya.

Mustahil seratus persen bebas bug

Dalam melakukan pengujian, tak ada ukuran baku untuk menentukan bahwa aplikasi itu sudah lolos tes. Metrik pengukurannya, tergantung dari kesepakatan awal antara developer dengan pemilik produk.

Ketika sudah melewati berbagai tahap pengujian, aplikasi itu juga tidak mungkin seratus persen bebas bug alias tak ada kesalahan atau kerusakan sama sekali. Menurut Wijayawati, pengukuran dalam pengujian ini lebih kepada sejauh mana risiko bug yang mau diambil sebelum produk itu masuk dalam tahap produksi.

“Risikonya itu yang perlu kita kelola. Dan risiko itu kesepakatan dengan pemilik produk juga. Jadi kita bilang, selama 85 persen test case sukses, dan sisa lima belas persen enggak ada (risiko bug) critical atau high, kita oke untuk go to production,” kata Wijayawati.

Dari seratur persen, jelas Wijayawati, jika 85 persen aplikasi itu dirasa sudah pas dan hanya ada lima belas persen risiko bug bersifat medium dan low, maka selanjutnya bisa masuk ke tahap ke produksi. “Tapi kalau ada critical dan high, mesti diperbaiki dulu berdasarkan tingkatannya,” ujarnya lagi.

Kendala automation testing

Delvina mengungkapkan biasanya perusahaan hanya mengeluarkan uang untuk melakukan manual testing saja. Alasannya, biaya lebih hemat karena tidak perlu membeli tool yang diperlukan untuk melakukan automation testing.

Harga tool berlisensi yang dibutuhkan untuk automation testing ini memang cukup mahal. Menurutnya ada tool yang harganya bernilai ratusan juta rupiah. Selain mahalnya harga tool, saat ini masih sangat sedikit software tester yang memiliki kemampuan untuk melakukan automation testing. Pasalnya, untuk melakukan automation testing, software tester itu harus bisa bahasa pemrograman.

Ilustrasi Automation Manual Testing

Karenanya, mereka yang hanya melakukan manual testing biasanya menunggu laporan atau keluhan dari pengguna bila ditemukan bug. Setelah ada laporan, baru aplikasi itu diperbaiki.

“Benar sekali, itu kenyataan. Sudah ada laporan dari luar, ada masalah, baru diperbaiki. Perusahaan perlu investasi untuk automation. Karena untuk cari tester yang memiliki skill programming sangat susah,” kata Delvina.

Kuasai skill pemrograman

Tenaga software tester saat ini masih menjadi kebutuhan. Namun bagaimana agar si software tester ini mendapat pekerjaan, hal itu tergantung dari usaha tester itu sendiri mengembangkan dirinya.

Delvina mengatakan saat ini perusahaan sudah mulai sadar akan pentingnya automation testing. Karenanya, software tester disarankan mulai menambah kemampuannya seperti mempelajari bahasa pemrograman.

Saran serupa juga dikatakan Wijayawati. “Sekarang mulai banyak kebutuhan untuk automation. Jadi tester yang tadinya enggak pernah tahu metode tersebut bisa belajar. Mungkin ke depannya butuh skill lain lagi, kebutuhan dari industri seperti apa,” ucapnya. [tia/ap]

Tags: aplikasipengujiansoftwaresoftware testertestertestingujiuji aplikasi
Previous Post

Tips Membuat Website Untuk Bisnis atau Usaha Anda

Next Post

Yuk Simak 5 Tool untuk Kelola Akun jejaring Sosial dengan Efisien dan Efektif

Trentech.id

Trentech.id

Tren Teknologi Indonesia

Related Posts

membuat aplikasi

Sebelum Membuat Aplikasi, Kamu Harus Jawab 4 Pertanyaan Ini

15 December 2020
1.4k

Dalam sebuah laporan yang diumumkan Go-Globe, setiap orang secara rerata menghabiskan sekitar 52% dari waktunya untuk mengakses internet lewat smartphone mereka. Aplikasi...

Yuk Pelajari 10 Langkah dalam Melakukan Usability Testing untuk Produk Kamu

Yuk Pelajari 10 Langkah dalam Melakukan Usability Testing untuk Produk Kamu

27 April 2020
1.6k

Andi sedang membuat desain aplikasi belanja online khusus tanaman organik. Ia sedang membuat lingkaran berwarna hijau, lalu menaruh ikon “plus”...

Selagi Masih Muda, Coba Kuasai 5 Software Ini

Selagi Masih Muda, Coba Kuasai 5 Software Ini

7 September 2019
1.4k

Dunia teknologi itu tidak ada matinya sama sekali, saat kamu berpikir bahwa kamu sudah bisa suatu hal dan tidak mau...

Login
Please login to comment
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terpopuler

  • contoh pitch deck

    8 Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

    1011 shares
    Share 404 Tweet 253
  • Kumpulan Materi Kuliah Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer

    354 shares
    Share 142 Tweet 89
  • Mengenal Lean Product Development dan Berbagai Keunggulannya

    139 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Yuk Ketahui Sejarah Perkembangan Aplikasi Chat di Seluruh Dunia

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Ternyata Beginilah Cara Kerja Powerbank

    172 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Inilah 15 Skin Paling Keren di Mobile Legends

    171 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Google Buat Email Lebih Dinamis Dengan AMP Untuk Email

    138 shares
    Share 55 Tweet 35
  • Bekerja di Bidang Otomotif, Menjanjikan Penghasilan Besar! Berminat?

    139 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Inilah 5 Hacker Indonesia Level Dewa yang Diakui dan Ditakuti Dunia

    163 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Apa Itu Bisnis Model Kanvas dan Pentingnya untuk Sebuah Startup?

    130 shares
    Share 52 Tweet 33

About . Contact . Partnership

Trentech.id adalah situs yang menyajikan konten tentang startup, bisnis, game, event, hingga informasi pekerjaan. Trentech berusaha memberikan konten yang berkualitas untuk para pembacanya agar dapat menjadi rujukan utama mengenai dunia teknologi pada khususnya. Tim trentech terdiri dari orang – orang yang berkompeten dibidangnya, dan akan selalu mendukung karya – karya terbaik anak bangsa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para startup agar dapat publish karyanya di trentech.

Trentech ID

  • About
  • Contact
  • Partnership
  • Panduan Penulis
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Tools

  • Harga Crypto Terbaru
  • Cek Ongkir
  • Cek Resi
  • Cek Domain
  • Login
  • Sign Up
About . Contact . Partnership

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz