Resmi diluncurkan hari ini, Selasa (6/2), di D’lab Menteng, Jakarta, Djaring, startup penyediakan layanan web builder bakal memungkinkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) bisa memiliki nama website sendiri yang terpadu dengan sistem pembayaran dan logistik.
Co-Founder dan CEO Djaring Laksamana Mustika menuturkan, pihaknya menargetkan akan menjaring setidaknya sekitar 1.000 pelaku UKM agar bisa memanfaatkan Djaring di tahun 2018.
“Untuk mencapai tujuan ini, Djaring juga berkolaborasi dengan beragam pihak dengan beragam peran, di mana mereka sama-sama memiliki visi mendorong UKM,” ujar Laksamana pada Selasa (6/2) pada peluncuran platform Djaring di Jakarta.
Djaring juga terintegrasi dengan beberapa Iayanan ekspedisi di Indonesia seperti Tiki, JNE, Si Cepat, J&T untuk mempermudah proses dan kalkulasi biaya pengiriman. Sistem Djaring juga sudah terintegrasi dengan Jurnal.id dalam hal pencatatan laporan keuangan secara real-time.
Laksamana menyatakan, Djaring juga berencana bekerja sama dengan beberapa mitra strategis lainnya seperti Voice of Startups untuk memberikan layanan Public Relation, para mahasiswa dari BINUS University sebagai admin dan pengurus konten website, dan Adnomali sebagai penyedia layanan digital marketing kepada para UKM yang menjadi merchant Djaring. Selain itu, Laksamana ingin melakukan ekspansi dalam pengembangan platform investasi bagi UKM di Djaring.
Djaring menyediakan platform dengan pilihan template tertentu yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh UKM, tanpa perlu memiliki pengetahuan khusus terkait dengan bahasa pemprograman. Selain itu, kemudahan lain juga dihadirkan melalui sejumlah fitur yang telah dilokalisasi.
Fitur yang telah dilokalisasi tersebut termasuk opsi pembayaran dengan menggandeng Midtrans, memungkinkan transfer dari berbagai bank, kartu kredit, click pay, dan lainnya. Selain itu, Djaring juga telah bekerja sama dengan sejumlah layanan ekspedisi seperti JNE, Tiki, Si Cepat dan J&T untuk mempermudah UKM dalam mengirimkan produk dagangan mereka.
Kemudahan lain juga ditawarkan Djaring melalui fitur pencatatan laporan keuangan secara langsung, dengan menggandeng layanan akuntansi Jurnal.id. Laksamana berharap Djaring dapat mempermudah UKM dalam mempromosikan produknya secara online.
Untuk dapat memanfaatkan layanan yang ditawarkannya, Djaring mematok biaya berlangganan dengan kisaran Rp200 ribu hingga Rp750 ribu per bulan.
Harga ini dinilai lebih dari separuh lebih murah jika dibandingkan dengan layanan pembangunan situs mandiri, yang ditaksir dapat mencapai belasan hingga puluhan juta Rupiah.
Perbedaan harga berlangganan tersebut didasarkan pada fitur yang ditawarkannya. Pada versi berlanggan termahal, UKM dimungkinkan untuk mengubah layout dan melakukan kustomisasi pada template situs.
Sementara pada versi paling terjangkau, UKM hanya dapat memanfaatkan fitur dasar tanpa kemampuan kustomisasi. Tidak hanya biaya, Djaring juga diklaim menghemat waktu yang diperlukan UKM dalam membangun situs milik mereka.