Dikalangan anak muda mungkin tidak asing lagi dengan aplikasi sosial media yang satu ini, Path.
Aplikasi Path pertama kali dibuat pada tahun 2010 di San Francisco, California, AS oleh pendiri Path yaitu Shawn Fanning dan Dave Morin.
Hadirnya sosial media ini cukup mendapatkan sambutan baik meski hanya ramai digunakan di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Path pertama kali popular dikalangan anak muda di Indonesia sekitar tahun 2013-an.
Aplikasi ini membuat anak muda Indonesia merasa lebih intim dengan teman-teman lainnya.
Kita bisa mengupdate setiap kegiatan harian dan membagikan moment kebahagian bersama teman-teman kita di Path.
Setelah kepopulerannya di Indonesia, Akhirnya Path resmi membuka kantor di Jakarta pada tahun 2015.
Pihak Path mengatakan bahwa pengguna terbesar di dunia adalah Indonesia dengan jumlah kurang lebih 4 juta pengguna.
Setalah membuka kantornya di Indonesia, Path diakuisisi oleh perusahaan Daum Kakao berasal dari Korea Selatan yang membuat Path sepenuhnya dikelola oleh Daum Kakao.
Sebelum diakuisisi oleh Daum Kakao, Path pernah mendapatkan penawaran pengakuasisian oleh Google US$ 100juta pada Februari 2011.
Penolakannya dirasa cukup bijak, sebab Desember 2011 pengguna Path meningkat 10 kali lebih banyak yaitu dari 30.000 pengguna menjadi 300.000 pengguna.
[postingan number=3 tag=”berita-startup”]
Penyebab Path Tutup untuk Selamanya
Sepinya minat pengguna memakai aplikasi Path menjadi penyebab utama tutup untuk selamanya.
Selain itu juga Path kesulitan untuk mencari sumber pemasukan dari aplikasinya karena memang hanya mengandalkan iklan saja.
Walaupun Path juga memiliki layanan sticker premium namun tidak membuat Path digemari lagi oleh penggunannya.
Masyarakat Indonesia yang merupakan mayoritas pengguna Path mulai beralih ke Instagram sejak tahun 2016.
Apalagi Instagram terus berinovasi mengeluarkan fitur-fitur yang memanjakan pengguna salah satunya Insta Stories.
Insta Stories merupakan fitur Instagram yang bisa membagikan kegiatan harian kita mirip seperti fungsi Path.
Adanya Insta Stories membuat Path semakin ditinggal penggunanya.
Path pada akhirnya memilih mundur dalam pertarungan bisnis aplikasi sosial media dan menghentikan seluruh layanannya pada Oktober nanti.
Pada 17 September 2018 kemarin pihak Path melalui situs web resminya yang diberi judul ‘The Last Goodbye’ mengumumkan bahwa dengan penuh penyesalan mereka mengumumkan harus berhenti menyediakan layanan yang mereka cintai.
Setelah tahu kabar pengumuman ini, membuat warganet kembali bernostalgia dengan postingan-postingan yang pernah mereka bagikan di Path.
Kemudian juga banyak diantaranya mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan kesedihan dengan ditutupnya aplikasi Path ini.