Satu lagi drama Korea yang digandrungi dan selalu ditunggu kelanjutannya yaitu Startup yang mulai tayang 17 Oktober 2020. Drama Korea startup yang satu ini kental dengan kisah percintaan serta menyuguhkan karier pemerannya dalam memulai usaha rintisan alias start up.
Dibintangi oleh Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, Kim Seon-ho, dan Kang Han-na, Start Up bercerita bagaimana perjuangan sebuah perusahaan startup, mulai dari mencari modal, menawarkan ide hingga memasarkan produk agar mampu bersaing di pasaran.
Meski kisah yang diceritakan adalah fiktif, nyatanya drama korea Startup mampu menyedot banyak perhatian. Hal ini karena beberapa aspek dalam drama ini bisa menjadi pelajaran di kehidupan nyata.
[postingan number=3 tag=”startup”]
Tidak hanya ke so-sweetan dua Nam Do San terhadap Seo Dal Mi, film drama korea Start-up menyimpan pesan mendalam bagi kamu yang ingin memulai bisnis startup.
Cerita yang dibungkus komedi romantis ini menceritakan Seo Dal Mi (Bae Suzy) yang mengejar cita-citanya untuk membuktikan kepada kakak dan ibunya, jika ia tidak salah mengambil keputusan untuk tinggal bersama ayahnya. Hal itu ia lakukan karena melihat kesuksesan kakaknya yang menjadi seorang CEO muda berkat ayah tirinya.
Seo Dal Mi tidak sendiri untuk menggapai cita-citanya, ia ditemani Nam Do San (Nam Jo Hyuk) cinta pertamanya hasil manipulasi teman pena yang dibuat neneknya dan Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho), yang saat ini menjadi mentornya di Sandbox.
Dalam perjalanannya, drama ini menunjukan jika sahabat, keluarga, dan orang terdekat menjadi faktor utama untuk menggapai kesuksesan. Namun selain dukungan, mengambil keputusan jadi bagian yang penting dalam membangun startup, simak yuk:
Jadikan hal buruk sebagai motivasi
Hal motivasi dalam drama korea startup ini pertama yang harus kamu lakukan, jadikan semua hal buruk sebagai motivasi. Walau keluarga atau teman menjatuhkanmu, jangan jadikan hal tersebut membuat kamu gagal. Seo Dal Mi mengajarkan untuk menjadikan hal buruk sebagai motivasi. Walau ia dijatuhkan dan diremehkan oleh kakaknya Won Injae tapi ia terus berusaha dan mencari cara agar bisa bangkit dan membuktikan jika ia dapat berhasil membuat Startup seperti kakaknya walau tanpa pendidikan, relasi dan modal.
[postingan number=3 tag=”hacker”]
Jangan hilangkan Idealisme baik
Ketika menjalankan bisnis jangan sampai kamu melepas idealis baikmu hanya untuk mendapatkan keuntungan lebih. Belajarlah dari Ayah Seo Dal Mi yang bersikukuh menjadikan layanan delivery gratis untuk membantu usaha kecil dan menunda keuntungan sampai layak di-uang-kan.
Mulai dan tentukan rencana bisnis
Walau Seo Dal Mi, Nam Do San dan Han Ji Pyeong modal nekat saat memulai karirnya. Namun rencana bisnis yang jelas juga dibutuhkan. Kamu harus tahu modal bisnis, kebutuhan pasar, waktu yang dibutuhkan, dan peluang usaha untuk berkembang. Jangan seperti Samsan Tech yang punya produk inovatif namun belum punya modal bisnis yang jelas di awal karirnya yang semakin asik ditonton drama korea startup ini.
Jangan ragu merekrut orang
Seperti kata Won Injae tidak ada bisnis yang berjalan tanpa partner. Saat memulai usaha, jangan ragu merekrut orang lain untuk menjalankan peran sesuai keahlian yang tidak kamu miliki. Berkat kemampuan Seo Dal Mi dalam membuat strategi, perusahaan Samsan Tech dapat lebih berkembang dan memiliki rencana bisnis yang jelas.
[postingan number=3 tag=”games”]
Cari mentor
Beda halnya dengan partner bisnis, kamu harus cari mentor yang ahli pada bidang kamu. Terutama bagi kamu yang pemula, tentu sangat sulit membangun bisnis dan mengatur pendanaan dari investor tanpa adanya mentor. Seperti perusahaan Samsan Tech, walau Seo Dal Mi telah membuat kebijakan yang adil untuk timnya, namun kenyataannya itu keputusan yang salah dalam mengatur pembagian saham menurut mentornya Han Ji Pyeong.
Banyak pelajaran yang bisa kamu ambil dalam drama korea Startup, dari masalah keluarga, percintaan, hingga gambaran lengkap dalam dunia startup. Jadi Itulah 5 pelajaran dalam mengambil keputusan ketika membangun Startup. Pelajaran penting apalagi nih yang kamu petik dari film ini?
Fakta Drama Korea Startup
Pertama, Sandbox. Kisah berawal dari Seo Dal-mi, Nam Do-san, dan Wo In-jae dalam mengembangkan bisnis rintisan agar lolos masuk ke Sandbox. Ini adalah gambaran seperti Silicon Valley di Korea Selatan.
Digambarkan sebagai lokasi prestisius, tak heran calon pengusaha bahu membahu untuk mendapatkan mentoring, investor, dan kantor gratis guna mengembangkan usaha rintisan mereka.
[postingan number=3 tag=”mobile-legends”]
Sandbox memang hanya rekaan. Tampilan dan lokasi adalah rekayasa, seperti halnya contoh ruangan kala Dal-mi hadir dalam seminar Sandbox di episode pertama yang dilakukan di Robot Land, Incheon.
Bagian luar Sandbox yang terlihat ketika para pemain melintasi jembatan, diambil di Pulau Nodeul, Seoul. Kru produksi mengubah sedikit bangunan dengan menambahkan logo Sandbox di bagian atasnya. Ada juga setting lokasi di Oil Tank Culture Park di Mapo-gu, Seoul, adegan yang menunjukkan bagian depan Sandbox.
Kedua, Dukungan Pemerintah Korea. Dalam salah satu adegan di episode awal Startup, Nam Do-san tampak melihat kliping berita berisi dukungan pemerintah Korea Selatan dalam pengembangan bisnis rintisan.
Kali ini, klipingan tersebut memang benar adanya. Sebab, pemerintah Korea Selatan menyuntikkan dana sebesar 1 triliun won atau Rp13 triliun untuk pengembangan startup.
Di sisi lain, pemerintah Korea Selatan juga menerapkan kebijakan fiskal yang mendukung, seperti pengurangan pajak pendapatan investasi dan pembebasan pajak, juga menyuburkan ekosistem startup.
[postingan number=3 tag=”programming”]
Ketiga, Lomba Artificial Intelligence (AI). Drama yang satu ini kerap mempertontonkan bagaimana menggambarkan persaingan di kalangan start up pemula. Di dunia nyata, lomba-lomba sejenis memang ada. Korea Selatan bahkan menyelenggarakan K-Startup 2020 yang membuka partisipasi besar-besaran para startup di bidang kecerdasan buatan, logistik, bioteknologi, robotika, dan lainnya.
Acara ini juga mendatangkan startup dari kawasan Asia seperti India, Sri Lanka, Israel, Jordania, Turki, Azerbaijan, Nepal, Pakistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Palestina.
Keempat, tren Startup di Korea Selatan. Diceritakan dalam drama ini, bagaimana bisnis rintisan digandrungi oleh anak-anak muda di sana. Tak sedikit anak-anak muda yang berlomba untuk menjadi CEO.
Hal ini berdasarkan kisah nyata, bahkan Soeul diproyeksikan menjadi lokasi penting dari industri startup global. Riset Firma CB Insight menyebut bahwa Korea Selatan menjadi rumah bagi 11 startup unicorn atau startup dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.
Kelima, Bunuh diri. Salah satu episode menceritakan bagaimana kisah menyedihkan yang terjadi. Kim Yong-san (Kim Do-wan) yang merupakan salah satu pendiri Samsan Tech memiliki trauma kehilangan kakaknya yang juga pelaku startup.
Dikisahkan, kakak Yong-san tak sanggup menahan depresi usai gagal dalam sesi Demo Day kala menjadi bagian dari Sandbox. Kakak Yong-san ini pun memilih mengakhiri hidupnya yang kemudian menjadi dendam dalam diri Yong-san untuk menjadi pelaku startup.
[postingan number=3 tag=”blockchain”]
Kasus ini menjadi gambaran tingginya angka bunuh diri anak-anak muda di Korea Selatan. Korea Herald menyebut bunuh diri adalah penyebab nomor satu anak muda korea harus kehilangan nyawa.
The Guardian juga pernah menulis, contoh nyata dialami misalnya saja oleh artis Korea Selatan yang masih berusia sangat muda. Drama korea startup ini pun sukses menyedot banyak perhatian.