Instagram dibangun selama delapan minggu, dan menjadi viral hanya dalam beberapa jam setelahnya. Walau terlihat menakjubkan, tetapi ini juga cukup menakutkan.
Kembali ke tahun 2010, ketika Foursquare sedang sangat populer, dua orang pemuda bernama Kevin Systrom dan Mike Krieger merintis Burbn. Burbn adalah aplikasi berbasis lokasi yang bisa digunakan penggunanya untuk membuat rencana, bertemu dengan teman-teman, dan mengunggah gambar. Pendeknya, versi lebih keren dari Foursquare, tetapi agak berantakan.
Screenshot Burbn. Sumber: Famous First Landing Page
Burbn cukup diterima di masyarakat. Untuk para pengguna awalnya, aplikasi ini memudahkan mereka membagi keseharian mereka kepada dunia. Sayangnya, menjelaskan potensi aplikasi kepada pengguna baru terasa menyulitkan karena terlalu kompleks untuk dimengerti.
Mereka harus merapikan aplikasi mereka, tetapi apa yang harus dihilangkan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Systrom dan Krieger melihat pada data. Ternyata, pengguna Burbn senang mengunggah foto mereka setelah menyuntingnya melalui aplikasi filter foto. Jadi, mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan membuat sebuah aplikasi baru bernama Instagram.
Instagram melakukan seperti yang disenangi para pengguna menurut data — mengunggah foto. Pengguna dapat mengaplikasikan filter pada foto masing-masing, mengunggahnya, dan memberikan komentar pada foto dari pengguna lain. Dan … BOOM! Instagram menjadi sangat populer.
Instagram adalah sebuah contoh terbaik dari penyelesaian masalah dengan pola pikir yang berkembang. Pendekatan para founder Instagram tersebut mengikuti tiga pilar:
- Temukan penggunamu
- Temukan “laut biru”
- Analisis data
Mari kita telusuri pilar-pilar ini lebih jauh.
Temukan penggunamu
Sumber: Pexels
Pola pikir yang berkembang akan berfokus pada mencari berbagai cara kreatif demi mendapatkan pengguna. Untuk melakukan hal ini, kamu harus mengetahui di mana para pengguna berada dan seperti apa mereka. Sebelum mulai melakukan brainstorm, tanyakan dirimu sendiri:
- Ke mana perginya pengguna saya?
- Apa yang mereka baca?
- Apa yang mereka beli?
Bagaimana Instagram melakukannya?
Untuk Instagram, titik baliknya adalah sebuah pesta di Silicon Valley yang dihadiri oleh Systrom. Di sana, ia menemui beberapa orang yang akhirnya menjadi pengguna awal Burbn, serta dua investor yang akhirnya bekerja sama dengannya.
Melihat ke belakang, sebuah pesta di Silicon valley tersebut adalah tempat yang sangat tepat untuk mempresentasikan Burbn. Para penggila teknologi yang gemar berpesta adalah calon pengguna awal paling potensial bagi sebuah aplikasi tentang berbagi momen bahagia secara online.
Bagaimana hal ini dapat bekerja pada startuppopuler lainnya?
Iklan Airbnb yang direpost di Craigslist. Sumber: ThinkGrowth
Airbnb juga adalah salah satu contoh yang baik tentang bagaimana pengetahuanmu tentang pengguna dapat memberikan perubahan. Sejak awalnya, Airbnb berfokus pada pengguna mereka.
Airbnb bekerja dengan sangat keras untuk menghadirkan pengalaman yang lebih baik. Mereka bahkan rela bekerja dari pintu ke pintu untuk mengambil gambar profesional dari para pemasang iklan di situs web Airbnb.
Namun, mereka masih saja berjuang dengan traksi pengguna. Salah satu tempat yang masih menjadi alternatif orang-orang untuk mencari akomodasi masih dipegang oleh Craigslist.
Mereka mengetahui target market mereka, tetapi bagaimana cara mereka mendapatkan perhatian dari target market?
Dengan menganalisis iklan yang ada pada Craigslist, Brian Chesky dkk. sebagai founder Airbnb menyadari bahwa sebagian besar iklan tersebut tidak memiliki keunikan dan membosankan. Namun, mereka sangat yakin bahwa iklan akan dilihat oleh lebih banyak orang apabila dipublikasikan di Craiglist.
Menyadari hal itu, mereka memutuskan untuk meminta para pengguna Airbnb untuk memasang iklan di Craigslist. Tidak lama kemudian, iklan properti dari Airbnb memenuhi Craiglist dan platform tersebut mulai berkembang.
Temukan “laut biru”
Sumber: Pexels
Penulis dari Blue Ocean Strategy, W. Chan Kim, menjabarkan:
Strategi Blue Ocean menantang perusahaan untuk keluar dari kompetisi yang keras, dengan membuat pasar sendiri — dimana kompetisi sudah tidak lagi relevan.
Dengan kata lain, Blue Ocean adalah sebuah marketplace yang bebas dari kompetisi. Tujuan utama dari strategi Blue Ocean adalah untuk membuat kompetisi menjadi tidak lagi relevan, ketimbang mencoba untuk mengalahkannya. Hal ini akan memicu diferensiasi, yang membuka peluang baru di pasar yang baru serta permintaan pasar yang baru.
Bagaimana Instagram melakukannya?
Burbn memulai aktivitas mereka sebagai sebuah aplikasi yang ingin bersaing dengan Foursquare pada pasar yang sama. Pengguna Burbn menyenangi aplikasi tersebut, beberapa di antaranya bahkan cukup loyal dan menggunakannya setiap hari.
Namun, seperti yang mereka jelaskan di bagian awal artikel, Burbn tidak membawa dampak yang besar bagi masyarakat. Mereka bertarung di kolam yang penuh dengan ikan lainnya. Apabila mereka tidak melakukan apa-apa, mereka akan berakhir menjadi mangsa untuk ikan yang lebih besar.
Karena alasan itulah, akhirnya Systrom dan Krieger kemudian melakukan pivot. Dengan menghilangkan beberapa fitur yang kurang diperlukan pada Burbn, Instagram berhasil masuk ke ranah yang benar-benar berbeda, laut biru yang luas dan tanpa kompetisi. Dan dengan langkah yang dilakukan Burbn/Instagram ini, Foursquare kini tidak lagi relevan.
Bagaimana hal ini dapat bekerja pada startuppopuler lainnya?
Sumber: Pexels
Cara lain yang dapat kamu tempuh untuk menemukan “laut biru” adalah dengan menjadi solusi alternatif dari sebuah permasalahan. Netflix adalah raja di bidang ini.
Pertama, mereka memperkenalkan model berlangganan pada rental DVD biasa. Untuk biaya bulanan tetap, para pengguna mereka akan mendapatkan DVD yang diantar langsung ke depan pintu rumah mereka, dan pengguna bebas menonton film tersebut kapan pun.
Kemudian, mereka mengembangkan bisnis mereka lebih jauh lagi dan meluncurkan online stream. Dengan model berlangganan yang sama, para penggunanya tidak lagi perlu menunggu kurir mengantarkan DVD mereka. Pengguna kini sudah dapat memainkan film favorit mereka secara instan.
Netflix memiliki satu langkah lebih maju dibandingkan dengan Apple dan Amazon. Tidak lama berselang, mereka memiliki marketplace mereka sendiri di mana seluruh pesaing sudah tidak lagi relevan.
Analisis data
Sumber: Pexels
Ketika kamu sudah sampai ke tahap analisis startup, metrik bajak laut masih menjadi pilihan utama untuk melakukannya — AARRR, yang merupakan singkatan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue.
Apa yang harus kamu temukan di dalam metrik tersebut?
- Mengerti apa yang pengguna lakukan – Pelajari konsumenmu yang paling loyal, lihat mereka datang dari mana dan mengapa mereka berhenti menggunakan produkmu. Temukan tindakan yang paling menguntungkan, serta berfokuslah untuk membuat hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut.
- Temukan pemicu mereka – Apa yang membuat seseorang merekomendasikan sebuah aplikasi kepada temannya? Apa yang mereka senangi? Apa yang mereka rasakan ketika sedang menggunakan aplikasi tersebut? Cobalah untuk menemukan insentif yang ada dan rangsanglah mereka untuk berbagi.
Bagaimana Instagram melakukannya?
Tim dari Burbn berhasil mengidentifikasi tiga petunjuk yang paling nyata pada data konsumen mereka:
- Kesulitan mendapatkan pengguna baru karena aplikasi yang terlalu kompleks untuk dijelaskan.
- Pengguna aktif selalu menggunakan fitur berbagi foto, namun setelah foto tersebut disunting dengan filter eksternal.
- Orang-orang senang mendokumentasikan keseharian mereka dan membagikannya kepada orang lain.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut, jadi tidak sulit untuk mengubah sebuah ide menjadi hal yang aplikatif dan menjawab kebutuhan para pengguna.
Bagaimana hal ini dapat bekerja pada startuppopuler lainnya?
Sumber: Inbound Marketing Agents
Sebelum menjadi besar seperti sekarang, Hubspot sempat berjuang keras dengan retention. Setelah gagal untuk melakukan scaling, mereka kembali menggali data yang mereka punya.
Saat itu, Hubspot menawarkan pengguna mereka dua tipe tool: TOFU (top of the funnel) dan MOFU (middle of the funnel). TOFU digunakan untuk menolong pengguna mereka memancing lebih banyak pengunjung ke situs milik pengguna, sementara MOFU digunakan untuk mengubah pengunjung menjadi sebuah qualified lead.
Fokus dari Hubspot saat itu hanya ingin menyempurnakan TOFU. Sementara, data yang mereka miliki berhasil membuktikan bahwa insting mereka salah. Mereka kemudian mengetahui bahwa MOFU milik merekalah yang memiliki dampak lebih baik untuk retention rate.
Pelajaran growth penting dari Instagram
- Tidak ada yang namanya kesuksesan instan. Kesuksesan datang dari pengujian berkala, terapkan aksi, dan mendengarkan pengguna. Kesuksesan tidak datang saat kamu tidur dan bermimpi.
- Temukan penggunamu. Mengerti apa yang pengguna inginkan, pelajari latar belakang mereka, apa yang mereka sukai. Gunakan berbagai pengetahuan ini untuk mempresentasikan brand milikmu, menjelaskan apa yang kamu lakukan, dan mendapatkan umpan balik yang berguna.
- Pivot. Jangan pernah bertarung dengan ikan yang lebih besar. Bedakan bisnismu. Berikan pengguna nilai tambah yang unik dan ciptakan pasar baru. Temukan “Laut Biru” agar kompetisi tersebut menjadi tidak lagi relevan.
- Analisis. Selami lebih dalam data pengguna. Lihat bagaimana mereka berperilaku, bagian mana yang mereka sukai dan tidak, di mana mereka berhenti. Temukan apa yang menjadi insentif mereka serta motivasi mereka untuk membagikannya dan menjadi duta bagi bisnismu. [tia/ap]