Publik baru-baru ini dikehebokan dengan adanya banyak orang yang mengalami kerugian besar pada investasi Robot Trading. Robot trading sendiri telah dihentikan oleh Bappeti karena disinyalir kuat berskema Ponzi.
Berdasarkan pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, robot trading memberikan banyak janji keuntungan kepada anggotanya. Bahkan, ada beberapa pengelola robot trading menjalankan aktivitasnya secara diam-diam.
”Ada yang mengaku hanya menjual program robot saja. Namun, dalam prakteknya mengelola transaksi trading dan sangat aktif merekrut anggota baru. Mereka menggunakan metode MLM untuk menyetorkan dana ke sistem Robot Trading yang dijanjikan akan memberikan keuntungan tetap setiap bulan,” ujar Alfons.
Lantas Apa Robot Trading?
Sejatinya robot trading adalah piranti lunak yang melakukan otomasi dalam aktivitas jual beli. Robot trading sendiri banyak diperjualbelikan secara terbuka dan legal.
Hanya saja, yang menjadi permasalahan adalah robot trading berani memberikan jaminan keuntungan yang tetap dalam setiap bulannya.
Alfons bahkan mengatakan, trader profesional yang berpengalaman pun tidak ada yang berani melakukannya.
”Disinyalir kuat menggunakan skema Ponzi untuk menarik anggotanya,” ujar Alfons.
Adakah ciri-ciri dari robot trading yang berbahaya?
Inilah beberapa robot trading yang terindikasi berbahaya:
Dilakukan pada broker tertentu
Peserta tidak boleh memilih broker dan hanya bisa berinteraksi dengan broker yang telah ditentukan oleh penyelenggara.
Menurut analisa oleh beberapa trader, tujuan menggunakan broker tertentu ini karena dimungkinkan untuk memanipulasi chart trading fiktif yang sudah diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan janji bagi hasil yang sudah disepakati.
Saat trading fiktif ini dibandingkan dengan kondisi market yang sesungguhnya, terjadi manipulasi waktu chart untuk mencocokan kondisi harga market dengan bagi hasil, guna meyakinkan korbannya yang kurang jeli atau sama tidak tidak paham dan merasa aman asalkan pembagian untung dibagikan.
Spread rate jual beli valas yang jauh
Saat membuka akun dan menyetor sejumlah uang dalam dola AS, kamu tidak diizinkan utnuk melakukan telegraphic transfer (TT) dolar ke dolar, tapi harus membeli dolar penyelenggara trading dengan harga 5-10 persen lebih mahal.
Sebaliknya, saat penarikan, maka kamu tidak bisa melakukan TT ke rekening dolar AS dan diharuskan menjual dolar dengan harga yang lebih murah.
Tujuannya ini tentu jelas hanya ingin memberikan keuntungan besar pada penyelenggara trading.
Contohnya saja, ketika ada member baru maka penyelenggara sudah mengantongi keuntungan 5-10 persen.
Secara tidak langsung skema ini diduga ponzi berumur panjang.
Robot trading yang ditawarkan tak ada
Robot trading yang bodong adalah wujud, algoritma dan cara kerjanya tidak diberi penjelasan lengkap.
Sehingga tidak ada informasi kelemahan dari robot trading itu dan tidak dapat dijalankan di broker forex lainnya.